9. Masalalu

10 4 0
                                    

Vote and comment

*Happy reading*

Anees mengotak atik handphonenya, karna keadaan saat ini sedang kacang. Tidak ada yang bersuara, ataupun memulai pembicaraan saat mobil sedang melaju. ingin Anees menghujat Rey karna tadi Rey menyerang Joan, tapi takutnya Anees dikacangin dan sungguh kentang itu mahal.

Anees turun dari mobil dengan wajah yang masih menunduk melihat handphonenya. Tapi alahkah terkejutnya Anees saat dia mendongak, melihat bahwa dia berada di depan resto yang tidak terlalu ramai dikunjungi orang.

"Lah ko kesini?" Tanya Anees bingung. Rey menatap wajah Anees datar tanpa ekspresi.

"Gw laper, perlu makan. Gak makan mati,"

"Tapi aku gak laper."

"Emang siapa yang ngajak lu makan?,"

"Hah?" Anees menganga tak percaya

"Lebih baik kalo lo tunggu disini," Ucap Rey lalu melangkah ke dalam resto meninggalkan Anees yang masih bengong dengan ucapannya tadi.

"Eh kak Rey tunggu!" Teriak Anees sembari mengejar Rey yang sudah masuk kedalam Resto.

Anees berlari menyusul Rey masuk ke dalam Restoran. Rey yang kini sedang duduk di salah satu kursi sembari menunduk mengotak atik handphonenya.

Anees mehela nafas panjang, lalu berjalan santai kearah Rey. Saat selangkah lagi menuju kursi, tiba tiba seorang perempuan berambut coklat sebahu, dia menyerobot duduk di kursi depan Rey yang akan diduduki Anees. Rey yang menyadarinya langsung mendongak melihat seorang perempuan yang sedang duduk didepannya. Wanita itu melempar senyuman yang dibalas raut wajah tanya yang terpasang di wajah Rey.

Rey mengalihkan tatapannya ke arah Anees yang sedang berdiri di samping wanita yang kini tengah terduduk santai di depannya sekarang. Anees berdiri tak percaya, dia masih menatap wanita yang menyerobot duduk di kursi miliknya itu.

"Duduk," suruh Rey kepada Anees, membuat tatapan Anees beralih dari wanita itu.

"Dimana?" Tanya Anees dengan nada merengek

"Disini," pinta Rey sembari menepuk pahanya.

"Wht?!" Tentu saja, tidak hanya Anees yang menatap tajam saat Rey mengatakan ucapan itu, tapi wanita yang tidak ia ketahui juga sedang melongo menatap Rey.

"Hai," sapa wanita yang tidak diketahui namanya itu. Rey tersenyum membalas senyummannya.

"Boleh aku duduk disini?"

"Seharusnya lo nanya itu sebelum lo duduk nyerobot kursi orang seenaknya," jawab Rey

Anees menggaruk tenguknya yang tidak gatal sama sekali saat wanita itu melempar tatapan horor ke arah Anees.

"Jadi gak boleh?"

"Gak," jawab Rey singkat, Anees menghela nafas lega

"Oke aku pergi," ucap wanita itu lalu berdiri, beranjak meninggalkan Rey dan Anees

"Gak masalah," celetuk Rey,

"Heh?" Pekik Anees. Nafasnya kembali terhenti.

Rey berkata seperti mengizinkannya duduk. Dan dia langsung terduduk kembali di depan Rey, membuat Anees semakin melongo atas apa yang sekarang sedang ia saksikan. Masalahnya, truss gw duduk dimaanaa?. Anees berkata dalam hati

"Gak masalah kalo lo pergi." Lanjut Rey dengan tatapan lurus. Kini 2 orang wanita yang ada didepannya dibuat semakin melongo dengan ucapannya.

"Kalo orang ngomong itu dengerin sampe selesai, " senyum seringai terpasang di wajah Rey. Anees yang melihatnya hanya bisa memutar bola matanya, kesal.

Mistakes In The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang