5. hanya karna masalah sepele

13 4 0
                                    

-happy reading-

"Rey, kemarin lu gak baca berita di blog sekolah kita, apa gimana?,"

Rey menautkan alisnya,

"Iya, kemarin pacar lu berantem," jelas erdis

Wajah Rey kembali datar, tidak peduli dengan apa yang di lakukan orang itu, Jessi.

Dan apa tadi? Pacar? Hahah, Rey gak pernah anggep itu sama sekali.

Rey, bersama kedua temannya, yaitu erdis dan Roni. Mereka sedang berada di kantin sekolah menyantap makan siangnya di jam istirahat.

"Nah itu tuh, anak yg kemarin berantem sama si Jessi," tunjuk Roni ke arah perempuan yang memakai airphone di telinganya sedang berjalan kemudian duduk di kursi yang di pilihnya.

Anees memilih tempat duduk untuk dua orang, karna hanya untuk Anees dan Citra saja. Anees duduk, begitu pula dengan Citra.

"Lah, lu kenapa duduk?," Tanya Anees sembari menautkan alisnya

"Ya terus?, Yakali gua makan sambil bediri,"

"Ya lu pesen makanan lah,"

"Lo aja dah, males gua,"

Anees bangkit dari kursinya dengan raut wajah kesal. Dia mulai berjalan ke kios mie ramen di kantinnya. Sesampainya di sana, Anees memilih menu makanan yang ada di kios tersebut, Sambil melepas sebelah airphone yang terpasang di telinganya.

"Yang ini, dua ya Bu" pinta Anees ke ibu kantin.

"Kamu gapapa?"

Tanya seorang lelaki yang muncul dibelakang Anees. Sontak Anees terkejut, dan langsung memutar badannya mendongak, melihat siapa yg menyapanya.

Anees menatap wajahnya, dia seperti pernah melihatnya. ahh iya, diakan yang tadi ga sengaja buka pintu ruang guru, dan yang buat gw jatuh sampe nyium lantai tadi. Pikirnya dalam hati.

"G-gak, gakpapa." Jawab Anees gugup karna tubuh mereka terlalu berdekatan.

"munduran dikit," suruh Anees, sembari megerak gerakan tangannya memerintah.

"Neng, ini pesanannya." Suara ibu kantin yang membuat Anees memutar tubuh, membelakangi lelaki itu.

"ohh iya Bu, ini uangnya. makasih bu." Anees mengambil papan yang terdapat 2 mangkuk mie ramen di atasnya, lalu memberikan uang yang harus dibayar sesuai harga ramen yang Anees pesan.

"Misi," Anees berjalan kebelakang melewati lelaki yang tidak Anees ketahui.

Di sisi lain, Rey masih bengong memikirkan ucapan erdis dan Roni tadi. Jessi berantem ? sama Anees?, Apa itu karna dirinya?.

"Heh lu pada," Erdis dan Roni melirik ke arah Rey yang memanggilnya.

"Tau kapan dan dimana Jessi berantem sama anak itu?" Tanya Rey, lalu menunjuk Anees.

"Kalo ga salah, pas waktu istirahat deh kayanya. Soalnya dividio itu banyak murid yang nyaksiin kejadian itu dan tempatnya juga di kantin." Jelas erdis

"Tapi bentar, bukannya yang berantem itu si Diana ya?, Bukan anak itu yang gue liat di Vidio." Roni menautkan alisnya

"Heh, makanya kalo liat Vidio itu sampe tuntas Samsudin." Sahut Erdis sembari mengacak acak rambut Roni.

"Yang ribut emang si diana. tapi ada anak itu juga yang berusaha misahin mereka, dan anak itu kena imbasnya. Dia jatuh ke dorong Jessi, terus datanglah pak Jaja ngebantu misahin mereka. Dan pak Jaja juga kena imbasnya. Tapii si Anak itu gak terima kalo pak Jaja di remehin sama si Jessi, dan si Jessi mabur. Jadi yang Viralnya anak itu, bukan si Diana." jelas Erdis panjang lebar tentang kejadian kemarin yang ia tonton di blog sekolahnya, tapi hanya wajah melongo dari Rey dan Roni yang ia dapatkan.

Mistakes In The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang