15. perihal hubungan

6 3 0
                                    

Vote sebelum membaca.


*Happy reading*

Anees berkemas menggendong tasnya, lalu berjalan keluar dari kelas sambil mengeprakkan androknya, kotor.

Namun saat Anees mendongak, dia mendapati Rey dengan temannya yang memakai baju basket, sedang berjalan berlainan arah dengan Anees. Sontak Anees langsung tertunduk kembali, namun usahanya tetap gagal.

"Kak Rey." Paggil Anees yang tiba tiba saja mendongak saat merasakan Rey sudah dekat dengannya, dan benar saja Rey kini ada di hadapannya, dia menghentikan langkahnya karna Anees memanggilnya.

Anees hanya ingin menjelaskan apa yang dulu sebenarnya terjadi, dia ingin mencoba untuk meyakinkan Rey bahwa dirinya tidak salah. Namun apa, mulutnya selalu kaku saat berhadapan dengan Rey.

"Lo Anees kan?" Tanya Roni dengan senyum cerahnya.

"Iya, kok tau-"

"Kenapa?." Potong Rey dingin,

Anees diam tak bersuara, kepalanya kembali tertunduk lesu dengan tangan yang mengepal meremas androknya.

Roni diam melihat gerak gerik mereka berdua, sepertinya ada hal yang tidak ia ketahui tentang Anees, juga Rey. Pikirnya.

"Kenapa?!" Tanya Rey sekali lagi dengan nada bicara yang lumayan tinggi.

Sontak Anees yang mendengarnya langsung tersentak dan menatap Rey yang menatapnya tajam. Anees menelan salivanya susah payah, keringat dingin bercucuran di dahinya. Apa ini saatnya dia menjelaskan semuanya?

"Kak Rey Anees mau-"

"Anees!" Teriakan Hazel menghentikan ucapannya.

Anees menengok ke arah Hazel yang sedang berlari ke arahnya dengan tergesa gesa. Anees hanya diam mengernyitkan dahinya menatap Hazel.

"Nees Joan beneran sekolah disini. Gue yakin dia ngejar lo Nee- Awww." Ujar Hazel dengan raut wajah khawatir, namun ucapannya terhenti saat dia merasakan cubitan kecil di bagian perutnya.

"Jangan disini ngomongnya." Bisik Anees lalu tersenyum sipu ke arah Roni dan Rey.

"Ikut gue."

Saat itu juga Anees menarik lengan Hazel pergi dari hadapan Rey dan Roni. Rey diam mengernyitkan dahinya, Roni masih menatap punggung Anees yang mulai hilang dari pandangannya.

"Punya hubungan apa dia sama Joan?"

"Bukan urusan kita." Ujar Rey sambil melangkahkan kakinya kembali.

"Iya bukan urusan kita, tapi urusan lo." Teriak Roni mampu menghentikan langkah Rey.

Rey berbalik badan menatap Roni yang masih berdiri di belakangnya. Roni hanya menyunggingkan senyumnya, lalu berjalan menghampiri Rey.

"Sekarang gue ngerti kenapa lo banyak nanya soal Joan. Karna diakan?" Ujar Roni sambil menaikkan alisnya menatap Rey.

"So tau." ujar Rey malas, lalu kembali berjalan.

"Dia cewe yang gue liat di bonceng sama lo."
Rey hanya tersentak, namun dia mencoba untuk acuh.

"Gue gatau kalian berdua punya hubungan apa, tapi dari sini gue ambil kesimpulan kalo dia, Anees, cewe yang lo khawatirin akhir akhir ini."
Rey diam, namun tetap mendengarkan ucapan Roni.

"Dari sini juga gue ambil kesimpulan, bisa jadi Anees itu perempuan yang pernah Joan lecehkan." Ujar Roni dan kali ini, Rey bukan hanaya diam, namun dia tersentak dan kembali menghentikan langkahnya.

Mistakes In The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang