Ternyata seperti itu caramu mendefinisikan sebuah perlakuan baik?
Khalma
🌿
Alma berdiri di depan pintu rumah megah itu,menerima sambutan ramah dari Danisha lalu cepat cepat di suruh masuk karena udara malam ini sangat dingin.Ada rasa mengganjal di dalam hatinya dengan kejadian Khafi mengirim makanan tadi sore di tempat kerjanya.Karena embernya mulut Mbak Tiar,Alma harus menjadi bahan ledekan oleh semua pegawai karena baru pertama kali semua rekan kerjanya mendengar Alma dekat dengan seorang lelaki.
Sebenarnya Alma tidak siap juga jika harus bertatap muka kembali dengan cowok itu malam ini,tapi mau bagaimana lagi.Kewajibannya mengajari Danisha mengaji membuat Alma mau tidak mau harus kerumah itu.
"Nggak tau ya Ma,ini kenapa seharian hujan si? Ya walau nggak deres banget kaya tadi sore,gerimisnya bikin dingin,jadi pengen yang anget anget kan". Celoteh Danisha dengan ceria. Bahkan gadis itu tak menyadari bagaimana ekspresi wajah Alma selama membututi nya dari belakang menuju ruang keluarga.
"Gue pesenin wedang ronde ya?". Lanjut Danisha lagi.
"Nggak,nggak usah repot repot Dan.Kita langsung aja ngajinya,abis itu aku mau langsung pulang". Jawab Alma dingin.
Danisha yang baru menyadari wajah Alma yang tak seceria dan sesejuk biasanya pun mengerutkan kening,menatap gadis itu lekat lekat lalu tangannya melesak ke pipi Alma.
"Lo kenapa? Lo sakit?". Tanya Danisha mulai khawatir.Ia pun menarik tangan Alma,menyuruhnya untuk duduk di sofa.
"Eng,nggak.Aku nggak apa apa,cuma capek aja hari ini belum istirahat sama sekali".
Danisha mengangguk,lalu berjalan cepat menuju dapur untuk membuatkan Alma teh celup panas. Setidaknya,yang ia tahu bahwa minuman hangat dapat merileksasi fikiran yang sedang lelah.
Setelah selesai,gadis itu langsung menyuguhkan teh buatannya kepada Alma.
"Di minum Ma,kata Abang sih kalau capek tuh di minumin teh hangat biar fikiran kita rileks dan bisa kembali fresh". Jelas Danisha sembari duduk di sebelah Alma.Alma pun tersenyum,lalu meraih cangkir teh itu dan menyeruputnya sedikit.
"Kalau lo lagi sakit,boleh libur dulu.Nggak usah di paksakan Ma,lagipula heran juga gue sama Pak Husein,nyuruh anak orang ngeles in ngaji tapi nggak di bayar.Dikira tenaga orang itu murah kali ya!".
"Nggak apa apa,nggak dapet gaji juga dapet pahala kan? Penting ikhlas aja dan konsisten". Jawab gadis itu lembut. Senyum itu merekah,di sela bibirnya yang pucat pasi.Entah Alma lupa memakai liptint atau memang gadis itu sedang sakit yang jelas Danisha merasa kalau Alma sedang tidak sehat hari ini.
"Pokoknya hari ini kita libur ngaji,lo boleh kalau mau istirahat disini.Gue tau suasana kost itu rame terus,gak mungkin juga jam segini lo bisa istirahat dengan tenang".
"Nggak usah Dan,makasih.Aku pulang aja,biar gimanapun lebih nyaman kalau di tempat sendiri.Oh ya,Kakak kamu mana? Aku ada perlu".
Mendengar hal itu,Danisha celingukan.Perasaan tadi sekilas ia melihat Kakaknya lewat,tapi sudah tidak tahu kemana.
"Bentar,gue cari dulu.Kayaknya tadi di kamar deh".
Gadis itu branjak berdiri,lalu berjalan ke lantai atas dan mencari Kakaknya.Saat di temui di kamar,ternyata cowok itu sedang belajar.Entah ada angin apa Kakaknya bisa tiba tiba belajar begini,padahal buka buku aja jarang.Apa karena ada Alma?
Danisha menarik senyum,lalu masuk kedalam kamar Khafi tanpa permisi.Memeluk Kakaknya dari belakang dan menyandarkan dagunya di bahu Khafi.
"Apaan sih kamu". Keluh Khafi yang terganggu karena kehadiran adiknya.
"Cie yang lagi memantaskan diri". Goda Danisha.
"Nggak,Abang belajar buat diri Abang sendiri.Lagipula udah kelas tiga juga kan". Jawab Khafi ketus sembari melanjutkan kembali fokus pada buku pelajarannya.
"Ada Alma di bawah,nyariin Abang katanya".
Sontak satu kalimat itu menghentikan Khafi,membuyarkan fokusnya yang susah payah ia bangun sejak habis magrib tadi.Kini,fikirannya kembali melayang membayangkan gadis itu lagi hanya karena Danisha menyebut namanya.
Payah memang jika jatuh cinta membuat fikirannya serumit ini.Hanya dengan nama ia membuyarkan fokus,hanya dengan nama ia mengacak acak otak dan fikirannya.
Khafi menghela nafas panjang,kemudian berbalik badan menatap Adiknya yang kini sudah berdiri tegap dengan senyum merekah.
"Kan urusannya sama kamu,ngajarin kamu ngaji.Kenapa jadi mau ketemu Abang?".
"I dont know,yaudah sih temuin aja lumayan rejeki gak boleh di tolak bisa liat senyumnya Alma". Goda Danisha lagi. Khafi pun tersenyum sedikit,mengacak rambut Danisha gemas kemudian beranjak dari duduknya untuk menemui Alma di lantai bawah.
Setelah sampai di lantai bawah,gadis itu langsung berdiri menatapnya dengan tatapan yang tak bisa di artikan.Membuat Khafi mengerutkan kening karena keanehan sikap Alma.
Dengan cepat,Alma memberikan uang limapuluh ribuan kepada Khafi.
"Buat ganti yang tadi". Ucap Alma dingin.
"Ngapain di ganti?".
"Saya nggk mau hutang budi terus sama kamu.Dan tolong sekali lagi saya ingatkan,semua urusan hidup saya nggak perlu kamu tahu dan kamu ikut campur". Jelasnya dengan penuh menekanan.Khafi yang shok dengan perilaku Alma hanya terdiam,menatap gadis itu dengan seksama,mencoba mencari kemarahan pada kedua mata Alma.
"Ini uangnya". Ucap Alma lagi,ketika Khafi tak kunjung menerima uangnya.
"Kenapa deketnya laki laki ke perempuan selalu di artikan dengan mengharap perasaan yang lebih? Gini,gue nggak tau lo nganggep kebaikan gue itu gimana,tapi yang gue lakuin ke lo itu murni karena gue pengen baik aja.Lo sendiri kan yang bilang kaalu gue harus bersikap selayaknya temen kelas lo? Gue kasihan temen gue belum makan,padahal dia punya magh.Bahkan gue bisa ngertiin kondisi tubuh lo itu,tapi lo sendiri? Sayang sama tubuh lo aja enggak,sampai harus orang lain yang ngerti". Ucap Khafi tak kalah penuh penekanan.Cowok itu tak menerima uang Alma yang sedari tadi sudah terulur,ia justru naik kembali ke lantai dua dan masuk kedalam kamarnya.
Alma terdiam,meresapi setiap kata kata Khafi yang entah bagaimana terasa menyakitkan.Membuat dadanya terasa sesak,dan sepersekian detik kemudian air matanya lolos.
Ia memasukan kembali uangnya,lalu mengusap air matanya yang entah keluar untuk menangisi hal apa dan siapa.
Tak lama,Dansiha turun dari tangga dengan raut wajah sedih lalu merangkul Alma dan mengusap bahunya dengan lembut.
"Lo kenapa sih Ma? Abang gue baik sama lo,tapi kenapa seolah olah lo mikir Abang gue modus? Dia perduli sama lo Ma,dan asal lo tau ya.Sekali Abang gue ngeluarin kata kata pedesnya karena sikap seseorang,gue jamin orang itu nggak bakal tenang hidupnya". Terang Danisha.
Mendengar hal itu,air mata Alma lolos lagi.Entah bagaimana ia mendefinisikan perasaanya saat ini,tapi yang jelas ia menyesali perlakuannya tadi kepada Kahfi. Ternyata ia salah faham,ia fikir cowok itu akan mengejarnya hingga mendapatkan cintanya. Tapi dugaannya salah,ternyata Khafi murni berbuat baik kepadanya seperti teman temannya yang lain.
"Astagfirullah,maafin hamba ya Allah.Maafin saya Khaf,saya sudah seudzon sama kamu". Gumam gadis itu pelan.
"Gue anter pulang ya?". Tawar Danisha.
"Nggak usah Dan,aku naik gojek aja.Makasih ya udah ngijinin aku libur".
"Iya,pokoknya libur dulu sampai lo fit lagi buat ngajarin gue".
Alma mengangguk pelan,kemudian mengambil tas slempangnya kemudian berpamitan kepada Danisha.
"Sampaikan salam maafku buat Khafi ya Dan? Karena aku udah seudzon sama dia,aku nyesel banget". Ucap Alma.
"Iya nanti gue sampein,lo hati hati.Kalau udah sampai kost,kabarin gue".
"Iya,pamit dulu ya.Assalamualaikum".
"Waalaikumsalam".
🌿
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKHAFI
RandomAlkhafi Daneswara Drugi Cowok blasteran Indonesia-Jerman yang suka dugem dan berantem ini sangat menyayangi adik perempuannya.Hingga suatu saat,sang Adik-lah yang telah membawa jodohnya mendekat. #1 khafi (11/02/21) #1 cintadiam (10/05/21) #1 dani...