'Kita yang masih sembunyi dengan perasaan masing masing'
Khalma
🌿
Bel pulang sekolah berbunyi,semua murid berhamburan keluar kelasnya masing masing,padahal sore ini langit sedang menurunkan hujan.Tapi mereka tak perduli,banyak sekali yang menerjang hujan bahkan bermain hujan di tengah lapangan.
Alma menghela nafas kesal,berkali kali berucap istigfar didalam hati,hari ini jadwalnya bekerja.Malamnya jadwal ia mengajar ngaji di rumah Danisha,tapi baru pulang sekolah tubuhnya sudah terasa lelah.Di tambah hujan yang membuatnya malas keluar sebenarnya.
"Lo serius nggak ada hubungan apa apa sama anak baru itu?". Tanya Nada yang tiba tiba menoleh ke arah Alma dengan tatapan melotot.
"Nggak ada Nad,hubungan apa? Pacaran kan nggak boleh,lagipula aku tuh mau fokus belajar bukan pacar pacaran".
"Ganteng loh,blasteran Jerman.Keturunan lo bisa bagus nanti,bibit unggul kalau lo nikah sama dia Ma".
Pok pok pok!
Alma menepuk pipi Nadia beberapa kali."Sadar Nad! Kita masih sekolah,jangan mimpi ketinggian!Otak kamu udah terkontaminasi sama drakor nih pasti". Ucap Alma kesal.
"Lo balik sama gue". Ucap Khafi yang tiba tiba muncul di depan meja Alma.
"Itu kalimat pertanyaan apa petnyataan?".
"Terserah lo mau bikin itu jadi tanda tanya apa tanda titik atau koma".
Alma menghela nafas lagi,harus banyak banyak beristigfar.Setelah selesai mengemasi buku dan peralatan tulisnya,Alma berdiri,berjalan keluar kelas tanpa menjawab pertanyaan dari Khafi.Sedangkan cowok itu,yang tak mendapat jawaban apa apa pun berjalan di belakang Alma mengikuti gadis itu keluar kelas.
"Kok nggak di jawab sih?".
"Saya anggap itu kalimat pertanyaan.Dan jawabannya saya nggak bisa pulang bareng kamu".
"Why? You don't see if it's raining hard?"
"Saya harus kerja,ini jadwal saya kerja". Jawab gadis itu sembari terburu buru berjalan ke hald sekolah.
Tetap menyamai langkah Alma,cowok itu terdiam.Nampak memikirkan sesuatu,tak habis fikir gadis se salihah itu bisa bekerja dan mandiri.
"Lo kerja buat apa sih? Kan masih sekolah".
"Kamu fikir,saya sekolah,makan,beli buku terus iuran kelas dari mana? Semua itu nggak di tanggung Ibu saya,apalagi Bapak saya yang entah dimana sekarang".
Dengan cepat,Khafi menarik tangan gadis itu,mengajaknya untuk berlari ke parkiran dan memasukannya kedalam mobilnya.
"Udah saya bilang! Saya nggak suka kamu pegang pegang saya! Berapa kali harus ngomong sih? Lagi pula saya nggak mau pulang bareng kamu,saya harus kerja Alkhafi Daneswara".
Khafi tersenyum simpul,sembari melajukan mobilnya keluar area sekolah ia tak menyangka jika seorang Alma bisa ngomel juga.
"Nggak nyangka,cewek kayak lo bisa ngomel".Ucap cowok itu takjub.
"Turunin saya di halte depan aja,saya mau naik angkutan umum". Pinta gadis itu masih kesal.Bukan simpatik,lama lama Alma jadi benci dengan Khafi dengan sikap Khafi yang seenaknya menggandeng tangannya.
"Gue anter lo ke kerjaan".
"Itu per-,".
"Pernyataan,dan lo nggak boleh nolak".
Alma menghela nafas berat,kepalanya tiba tiba pening.Beberapa hari ini ia harus mengurangi jatah makan dan jajannya karena belum gajian,di tambah semester ini banyak materi yang harus di foto copy dan print membuatnya harus mengeluarkan uang lebih banyak.
"Sebutin dimana tempat kerja lo". Ucap Khafi datar,cowok itu terus fokus pada kemudi mobilnya,hujan masih mengguyur sore ini,tapi entah kenapa di dalam mobil terasa panas.
"Kamu tahu cafe Bintang kan? Itu di sebelahnya ada hijab store Nafisa,Saya kerja di situ".
Khafi hanya mengangguk,tidak berniat menoleh atau melihat sekilas wajah cantik itu.Ya,Khafi akui Alma memang cantik,dan ia sempat berfikir apa iya gadis secantik itu tak ada lelaki yang mengejarnya?
"Lo pernah pacaran nggak?". Tanya Khafi tib tiba.
Tapi Alma tak menjawab,gadis itu terdiam,menampakkan raut wajah gelisah sembari memegangi perutnya.
"Kenapa? Laper?". Tanya Khafi.Sedangkan Alma hanya menggeleng.
"Punya magh?".
Alma mengangguk saja,tanpa menatap Khafi ia terus meremas perutnya kuat kuat.
"Yaudah,sebelum lo kerja kita makan dulu nanti di cafe Bintang".
"Eh nggak usah,saya udah telat.Hari ini saya banyak retur barang,waktunya juga mepet.Nanti gampang makannya abis kerja aja". Tolak gadis itu.
"Yaudah,gue tungguin lo sampe pulang kerja". Putus Khafi kemudian.Alma menghela nafas panjang.Mencoba mengatur dadanya yang kini terasa sesak akibat menahan kesal.
"Khaf,maaf ya sebelumnya.Nggak semua hal tentang saya kamu harus tau,tugas saya cuma ngajarin Danisha ngaji aja,selebihnya kamu cuma sekedar teman kelas saya.Jadi tolong bersikaplah selayaknya orang lain".
Tepat saat lampu merah,Alma memutuskan untuk turun dari mobil Khafi.Tak perduli hujan sedang deras derasnya,ia turun begitu saja berlari menjauhi mobil Khafi.Khafi yang terjebak di lampu merah tak bisa mengejar Alma.Cowok itu merutuki dirinya sendiri,melihat Alma berlari di tengah derai hujan yang mengguyur lebat.
"Gimana kalo lo sakit Ma? Gue cuma mau jagain lo,nggak lebih dan gue nggak akan berharap lebih dari itu". Gumamnya sendiri.
*
"Bang,kok gue nggak di bangunin sih? Gue jadi nggak sekolah kan". Protes Danisha saat melihat kedatangan Kakaknya.
"Gimana mau sekolah? Kamu mabuk berat,yang ada kamu teler di sekolah!". Jawab cowok itu dengan nada agak kesal.
Entah mengapa,dirinya merasa kesal atas sikap Alma tadi.Merasa tidak terima atas perlakuan Alma yang seolah olah telah menolaknya.
"Biasa ae gausah ngegas dong bang".
Danisha duduk di meja makan,di susul Khafi yang ikut duduk.Ia tak langsung ke kamar untuk berganti baju.
"Abang nggak bawa makanan buat gue?". Tanya Danisha.
"Emang Bibi nggak masak?".
"Sms gue tadi,ijin libur,anaknya ada pentas seni di sekolahan".
"Yaudah kita ke Cafe Bintang sekarang". Putus Khafi langsung beranjak berdiri.
"Hah? Ngapain? Ujan bang,mending pesen gofood aja,males keluar ah!". Tolak Danisha.Kini satu kakinya di angkat ke atas kursi seperti duduknya anak cowok sembari memakan kacang dengan santainya.
"Udah ayo,mumpung abang baik nih!". Ucap Khafi sembari menarik tangan gadis itu.
"Tiap hari abang baik sama gue,kalau baiknya maksa gini,pasti abang lagi ada maunya".
"Terserah,udah ayo!".
"Gue ganti baju dulu lah bang,".
"Nggak usah".
"Ini nih,Abang tuh perfect,kekurangannya cuma satu!".
"Apa?".
"Ngebetan orangnya!".
🌿
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKHAFI
AcakAlkhafi Daneswara Drugi Cowok blasteran Indonesia-Jerman yang suka dugem dan berantem ini sangat menyayangi adik perempuannya.Hingga suatu saat,sang Adik-lah yang telah membawa jodohnya mendekat. #1 khafi (11/02/21) #1 cintadiam (10/05/21) #1 dani...