Kita kan sepasang?
Alkhafi
🌿
Malam selanjutnya,kedua orang tua antara Alma dan Khafi bertemu dalam satu meja makan.Papa Khafi sudah membooking satu meja khusus keluarga di restaurant berbintang ternama di Jakarta untuk menyambut kedatangan keluarga Alma.Sungguh di luar dugaan Khafi,Papanya begitu baik menyambut seseorang yang baru di kenalnya,apalagi ini adalah calon besan.
Kedua keluarga itu berkumpul,saling membuka obrolan ringan perihal masa kecil Alma dan Khafi yang berbeda jauh.Sedangkan kedua sejoli itu,hanya menahan senyum sedari tadi karena malu telah di buka aib masa kecilnya.
"Alma ini dari kecil pendiam orangnya,tapi parno'an Nak Khafi". Celetuk Bapak sembari tertawa kecil.
"Iya kah Pak? Sampai sekarang juga masih parno'an". Jawab Khafi membenarkan,Alma melirik Khafi sembari cemberut.
"Khafi tuh Om,kalau di kelas suka berubah ubah sikapnya,bikin Alma bingung!".celetuk gadis itu jujur.
"Panggil Papa aja,seperti Danes manggil ayah kamu Bapak". Pinta Papa Khafi.Alma yang mendengar itu langsung menunduk malu,wajahnya memerah.
"Memang seperti itu Danes,dia suka berubah ubah sifat sesuai tempat.Seperti bunglon". Celetuk Papa Khafi sembari tertawa.Alma yang mendengar pun tersenyum sembari meledek Khafi dari sebrang meja "wleekk".
"Sudah sudah,kita kembali ke topik tadi Pak Jordan,perihal pernikahan putra putri kita.Kita juga mengetahui jika seseorang yang,sudah baliq sudah tidak bisa menahan rasa ketertarikannya pada lawan jenis maka di wajibkan untuk menikah,tapi di indonesia kan ada peraturan batas minimal usia untuk menikah,jika keduanya di tolak KUA karena belum cukup umur,apakah Pak Jordan setuju jika anak kita di nikahkan secara agama?".
Papa Khafi tersenyum lalu mengangguk cepat semangat. "Asal Danes mau bertanggung jawab dan menerima segala resiko pernikahan,saya menyetujui sebagai orang tua.Mereka sudah beranjak dewasa,sudah mampu menentukan jalan hidup untuk dirinya sendiri".
Semuanya mengangguk setuju.
"Lalu apakah Ibu Khafi mengetahui ini?". Tanya Bapak lagi.
Papa Khafi dan Khafi terdiam sejenak,saling bertatapan lalu menunduk.
"Itu tidak perlu di fikirkan,yang terpenting saya sebagai Papa Danes dan sebagai kepala keluarga sudah memberikan restu".
"Maaf jika menyinggung". Ucap Bapak buru buru.Papa Khafi tersenyum,sungguh di luar ekspetasi Alma saat mendengar cowok itu broken home karena orang tuanya.Padahal Papanya sebaik dan seramah ini.
Apa yang salah dengan cowok itu?
Setelah menentukan hari pernikahan yang keduanya sama sama menyetujui,acara makan malam nan hangat itu pun selesai.Khafi mengantar Papanya menuju bandara karena pukul 12 lewat 5 pesawat terbang menuju Berlin.
Papa tidak bisa lebih lama di Indonesia karena bisnis yang ia jalankan membutuhkan tangannya untuk segera di tangani,tak boleh di tinggal lama lama.Sedangkan Bapak dan Umma pulang ke Bandung besok pagi pagi sekali.Bapak sudah menutup tokonya dua hari dan tidak ingin libur lebih lama karena takut mengecewakan pelanggan.
Pernikahan itu akan berlangsung minggu depan,bukannya lebih cepat lebih baik? Dan mungkin besok Alma dan Khafi akan mengurus berkas pernikahan mereka untuk di ajukan ke KUA.
*
Satu pesan masuk tertera nama Nadia.Alma membuka ponselnya dan membaca pesan dari Nadia.
Nggak masuk pake barengan sama Khafi,kawin lari lo berdua?
Pesan itu membuat Alma tersenyum lalu menggeleng pelan,Khafi yang duduk di sebelahnya menoleh "Kenapa?". Tanya cowok itu penasaran.
"Ini Nadia chat aku,kita kenapa nggak masuk barengan gitu.Katanya kita kawin lari". Jelas gadis itu,Khafi pun tersenyum lalu mengangguk semangat "Emang,kawin lari dari sekolah hehe".
Kini mereka sedang berada di Kantor Urusan Agama untuk mengajukan berkas permohonan menikah.Khafi sudah memegang dua map berisi akta kelahiran,ijazah SMPnya,karena mereka belum lulus SMA,juga ktp,surat pengantar dari RT/RW dan pas foto keduanya.
Mereka menunggu antrian pagi ini,sengaja tidak masuk sekolah agar bisa mendaftar lebih awal.Walau mungkin akhirnya akan di tolak oleh KUA karena menyadari umur mereka belum cukup sesuai Undang-Undang tapi apa salahnya kan mencoba dulu?
Setelah menunggu sekitar dua jam,akhirnya keduanya di panggil lalu mengumpulkan berkas data diri mereka ke salah satu petugas.(Duh kelihatan banget author belum nikah wkwk)
Setelah menunggu di acc,keduanya di panggil menghadap petugas untuk di beri beberapa pertanyaan.Keduanya duduk bersebelahan.
"Sesuai Undang-Undang umur adek adek ini belum cukup ya? Baru sama sama 18 tahun.Terus apa alasannya menikah?". Tanya petugas tersebut,keduanya langsung saling menatap.
"Sudah merasa wajib Pak,karena kalau dalam islam jika seorang lelaki atau perempuan yang memiliki daya tarik pada lawan jenis dan di khawatirkan berbuat yang tidak tidak maka wajib baginya untuk menikah kan?". Jelas Khafi angkat bicara.Sedangkan Alma meremas jari jemarinya sendiri,merasa deg degan jika sudah di introgasi begini.
"Lalu apakah adek ini sudah memiliki penghasilan tetap? Menikah berarti bertanggung jawab dan mampu menafkahi lahir dan batin".
"Alhamdulillah sudah Pak". Jawab Khafi mantap.Alma yang merasa jika Khafi tidak bekerja pun menoleh ke cowok itu dengan tatapan penuh tanya.
"Bisa di ijinkan menikah oleh pihak KUA,namun dengan syarat tertentu dan juga surat ijin dari orang tua dan pengadilan". Ujar petugas KUA tersebut.
Khafi dan Alma terdiam,keduanya sama sama berfikir,akan menempuh jalan ini demi menikah secara sah di mata negara atau akan mundur dan memilih menikah secara agama.
Khafi lalu bangkit "Kami bicarakan dengan pihak keluarga dulu ya Pak,karena ini juga harus ada persetujuan dari keluarga". Jawab Khafi lalu mengajak Alma keluar dari ruangan petugas.
Keduanya berjalan keluar dari area KUA,saling diam dengan fikirannya masing masing.Padahal mereka tahu jika peluang paling besar adalah tidak di acc oleh pihak KUA.Mereka pun memutuskan untuk membeli menum di warung kaki lima depan KUA,menyegarkan tenggorokan yang mulai mengering akibat udara yang mulai panas.
"Gmana Khaf?". Tanya Alma mendadak sedih,sebenarnya Khafi ingin sekali memeluk Alma saat gadis itu sedang dalam keraguan seperti sekarang,tapi ia berusaha meredam egonya,ia berusaha menahan semuanya.
"Nggak apa apa,masih ada jalan lain.Yang penting niat kita kan baik?". Jawab Khafi menenangkan.
"Gelangnya udah di pake? Maaf ya puisinya jelek,gue nggak jago bikin puisi soalnya".
Alma menunjukkan pergelangan tangan kanannya yang sudah melingkar gelang dari Khafi dengan senyum merekah.Hm,hanya begitu saja gadis itu sudah tersenyum kembali.Cowok itu juga memperlihatkan pergelangan tangan kanannya.
"Kembar?"
"Iya,kita kan sepasang".
Keduanya tersenyum,saling menatap hangat.Walau mereka tahu cinta mereka sederhana,belum saling membubuhkan nama di dalam hati masing masing,tapi mereka berusaha membuat cinta yang sebenarnya suci itu ada dalam ikatan pernikahan.Satu hal yang Khafi inginkan,seburuk apapun dirinya,ia akan terus berusaha memperbaiki dirinya untuk Alma,untuk cinta pertamanya.
Baru tahu jika Khafi pertama kali jatuh cinta? Iya,cowok itu terlalu monoton.Ia terlalu memikirkan Danisha,kebahagiaan dan keamanan Danisha hingga ia berfikir hanya satu wanita yang pantas ia jaga di bumi ini yaitu Danisha.
Setelah bertemu Alma,ia berubah fikiran.Kini ia ingin menjaga dua wanita di bumi,Alma dan Danisha.Dua wanita itu berharga untuk dirinya.
Buat apa ia di hadirkan di dunia menjadi seorang laki laki jika tugasnya tidak untuk menjaga wanita?
🌿
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKHAFI
عشوائيAlkhafi Daneswara Drugi Cowok blasteran Indonesia-Jerman yang suka dugem dan berantem ini sangat menyayangi adik perempuannya.Hingga suatu saat,sang Adik-lah yang telah membawa jodohnya mendekat. #1 khafi (11/02/21) #1 cintadiam (10/05/21) #1 dani...