18.RENCANA 🌿

748 72 1
                                    


🌿


Lagi lagi kita harus terjebak dalam masalah.Selalu ada dalam lingkaran membuat kesalahan,putus asa,menyadari kesalahan,lalu bangkit dan kembali bahagia.Kita selalu kembali dalam lingkaran tersebut setiap harinya,tidak memandang tua atau muda,kaya atau miskin.Semua telah memiliki masalahnya masing masing.

Alma mengerutkan alis sendu,menatap Danisha yang kini hanya duduk santai ketika Khafi memarahi gadis itu karena aksi konyolnya tadi malam.Bagaimana tidak? Gadis itu meminum lima botol anggur merah untuk membuat dirinya overdosis agar bayinya ikut luruh juga.

"Kamu tuh mikirnya gimana?! Udah berbuat dosa! Mau nambah dosa lagi?". Tanya Khafi sembari mondar mandir di depan dua gadis itu.

"Udah Khaf,jangan terlalu keras.Orang kayak Danisha harusnya di semangatin,bukan malah di kerasin begini". Bujuk Alma menatap Khafi.

"Gue nggak habis fikir aja Ma,gue lagi mikir keras buat jalan keluar masalah dia,tapi dianya malah kayak gini.Abang kecewa dek,mungkin kemarin Abang  kecewa banget sama kamu,saking kecewanya sampai Abang nggak sanggup marah sama kamu.Tapi sekarang,Abang kecewa plus marah". Omelnya lagi.

"Buat apa sih Bang? Mertahanin janin yang nggak ada bapaknya? Abang pikir gue sanggup? Gue sudi? Enggak! Gue nggak mau jadi ibu muda kalau Reval aja ke Korea!". Terang Danisha sinis.Bahkan gadis itu tak menangis sperti biasanya lagi,Khafi tahu gadis itu juga terlanjur kecewa.

"Abang kan yang minta Pak Adi buat pindahin Reval ke Korea? Gue fikir Abang bakal nikahin gue sama Reval,ya walaupun dia brengsek,siapa tahu dia bisa berubah kalau udah punya anak.Nggak nyangka aja ngambil keputusan sepihak gitu aja tanpa memperdulikan gue!". Lanjutnya lagi.

Khafi mengehela nafas panjang,dadanya terasa sesak.Baru kali ini Danisha tidak berada di pihaknya,menyalahkan keputusannya yang ia selalu hati hati dalam memutuskan.

"Kamu yakin Reval berubah? Abang aja nggak yakin dek.Pemabuk bisa berhenti minum,penjudi bisa berhenti judi,pembunuh bisa bertobat buat ngebunuh.Tapi enggak buat pemain perempuan,tukang selingkuh,pencari kepuasan nafsu! Kamu nggak inget gimana kelakuan Mama?! Berapa tahun Mama selingkuhin Papa? Berapa banyak laki laki yang dia kenalin ke kita dan bilang kalau laki laki itu calon Papa baru kita?! Nyatanya Papa yang bertahan! Papa yang nggak mundur ninggalin Mama.Abang cuma nggak mau kamu bernasib seperti Papa yang cuma bertahan di sakiti demi mempertahankan kebahagiaan anak anaknya Dek! Kamu belum mampu seperti Papa!". Jelas Khafi penuh penekanan,tak terasa air matanya lolos.

Memang begitu,ia tak pernah mampu menahan tangis.Ia tahu ia cengeng,ia tak mampu menjadi temeng terbaik untuk adik dan keluarganya.Tapi apapun selalu Khafi brusaha lakukan demi kebahagiaan keluarganya.Namun lagi lagi ia gagal,ia telah gagal menjemput kebahagiaan untuk keluarganya,terutama untuk adik kecil kesayangannya.

Ia tak pernah menganggap Danisha sudah beranjak remaja,ia tak pernah menganggap Danisha sudah besar.Dimatanya,Danisha tetaplah gadis kecil berpipi chubby berkuncir dua yang selalu memakan permen lolipop kemana mana.Tapi sekarang,gadis kecil kesayangannya itu sebentar lagi akan menjadi seorang ibu,akan melahirkan seorang bayi yang akan menjadi generasi baru.

Ahhh Allah,apa ia sanggup menyaksikan itu semua? Menghadapi seorang diri karena ia bertekad tak akan memberi tahu tentang masalah ini pada kedua orang tuanya.

Danisha nampak terdiam menunduk,yang di katakan Kakaknya ada benarnya.Tapi jika Khafi tak mengijinkan ia menikah dengan Reval? Lalu bagaimana kehidupannya selanjutnya? Menjadi single parent? Mengasuh seorang anak tanpa suami? Atau anaknya akan di taruh di panti asuhan oleh Khafi?

"Abang udah memutuskan sesuatu". Ucap Khafi kemudian.

Danisha segera mendongak,di tengah derai air matanya ia menatap Khafi penuh pengharapan.Ia tahu Khafi akan membuat keputusan yang tak akan berpihak padanya.

"Kamu home schooling,abang sama Alma akan nikah diam diam,dan abang nggak akan bilang sama Papa dan Mama kalau kamu hamil.Jadi nanti kalau kamu melahirkan,anak kamu akan abang adopsi dan masuk ke KK keluarga abang.Nah saat itu juga baru abang ngasih tau ke Papa sama Mama kalau Alma yang melahirkan.Setelah pulih dari lahiran,kamu akan Abang kirim ke Jerman untuk lanjut sekolah di sana,tapi tetap dalam pengawasan.Abang mau masa depan kamu tetap cerah". Jelas Khafi detail.

Tanpa di duga Danisha langsung berdiri,memeluk tubuh cowok itu erat sembari menangis di sana.Tak menyangka jika Kakaknya dan Alma berani mengambil keputusan ini,demi menutupi sebuah kesalahanya.

"Abang lakuin ini buat gue?". Ucap gadis itu sembari menatap Khafi dan Alma bergantian.Keduanya mengangguk kompak.

"Astaga,Bang gue aja nggak kepikiran sampai situ.Abang rela ngorbanin masa depan Abang demi gue? Alma juga?". Tanya gadis itu sembari menangis,air matanya masih membanjiri pipi.

"Abang nggak mengorbankan apa apa dek,masa depan Abang masih cerah,Abang sama Alma masih bisa kuliah walau di swasta.Sekarang kalau di fikir kamu masih terlalu kecil,ktp aja belum punya gimana coba mau nikah? Sama orang modelan begitu,terus ngurus anak?".

Danisha mengangguk,ia semakin mengeratkan pelukannya pada Khafi.Setelah puas,ia menghambur ke pelukan Alma,gadis itu sangat berjasa dalam hidupnya.Ia tak akan khawatir dengan bayinya jika Alma yang mengurus,tadi dirinya sempat ngeri jika anaknya di taruh di panti asuhan atau di adopsi pasangan lain.

"Jaga kesehatan ya? Supaya bayi kamu lahir dengan selamat.Dan satu pesen aku". Ucap Alma sembari mengelus punggung Danisha.

"Apa?".

"Sholat taubat,kamu hampir lakukan dua dosa besar yang bikin Allah murka".

Danisha langsung mengangguk cepat,sembari memeluk Alma lagi ia menumpahkan segala air katanya di hijab yang Alma kenakan.Danisha merasa jika ia sedang memeluk Mama sekarang.Andai di kala rapuhnya saat ini,Mama lah yang ia peluk,tapi semua itu tidak mungkin.Mama tetaplah Mama yang jarang sekali memperdulikannya.

"Setelah ini,kita telpon Papa minta doa restu dan masukin berkas buat nikah di KUA". Ucap Khafi.

"Eh,Khaf tapi Bapak kan nggak tahu dimana? Kalau nikah harus Bapak yang menikahkan selama ia masih hidup".

"Oke,kita cari Bokap lo dulu.Tapi dimana? Terakhir lo tau bokap lo dimana?".

Alma terdiam cukup lama.Ia mengingat kembali masa terakhir ia bertemu bapak.Beberapa tahun silam,saat Bapak kalah hak asuh di pengadilan.Pertemuan terakhir yang menyesakkan di parkiran pengadilan Agama,Bapak memeluknya seerat mungkin untuk yang terakhir kalinya setelah itu Bapak pergi entah kemana menyurusi trotoar depan gedung itu.Sedangkan Alma di tahan oleh anak buah Mama.

"Kita coba kerumah Nenek saya ya? Mumpung besok minggu". Ucap Alma sedih,terlihat mengelap air matanya menggunakan lengan bajunya. Hanya mengingat itu saja Alma menangis,bagaimana jika ia bisa melihat Bapak lagi? Selama ini ia ingin mencarinya,tapi ia selalu terkukung oleh Ibuk dan anak buahnya,lalu ia bertekad untuk mencari Bapak saat ia ingin menikah.Tak menyangka bahwa ia secepatnya akan menikah.

Khafi tiba tiba meraih tangan Danisha,ia mendekatkan tangan Kanan Danisha ke pipi Alma,Danisha pun diam saja,gadis itu menurut seolah tahu sinyal dari Kakaknya.Khafi lalu menggerakan tangan itu untuk menghapus air mata Alma.

"Jangan nangis lagi,gue lagi merjuangin kebahagiaan lo sekarang.Hargai usaha gue dengan lo nggak sedih lagi". Ucap cowok itu pelan,ia menyadari ia belum mampu menghapus air mata Alma sekarang.

🌿

ALKHAFITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang