31.ONE FINE NIGHT🌿

976 69 2
                                    

Area 17,18,21+  agak frontal bahasannya.Tapi boong!

Di harap bijak dalam membaca ehe,buat ilmu aja yee!

Part ini agak panjang,tapi jangan minta double up ya hehe

🌿

Setelah tadi terjadi percekcokan yang cukup serius,setelah tadi Mama memberi tahu Papa soal keadaan Danisha,dan setelah tadi terjadi introgasi dan jujur jujuran.Kini semuanya telah selesai.

Mama dan Papa sepakat dengan ide yang Khafi rencanakan sejak awal,mengadopsi calon bayi Danisha menjadi anaknya dan Alma lalu Danisha akan pindah sekolah ke Jerman dengan status baru tanpa ada siapapun yang mengetahui apa sebenarnya yang terjadi.

Berkat kejadian ini Mama dan Papa sadar bahwa anak adalah amanah yang harus di jaga,bukan cuma keturunan yang hadir dengan sendirinya dan di bebaskan mau apa saja.Anak adalah tanggung jawab yang tak bisa di lepas begitu saja setelah mereka beranjak dewasa,tetap membutuhkan arahan dan kasih sayang orang tua agar tidak salah jalan.

Berkat ini semua Papa dan Mama menyadari,bahwa peran mereka masih di butuhkan Khafi dan Danisha untuk mencari sebuah jati diri,untuk memilah dan memilih mana yang baik dan benar.Mereka telah menyesali ketidak perdulian mereka selama ini terhadap Khafi dan Danisha,mereka menyesal karena telah menjadi orang tua yang gagal.

Sekarang bukan lagi soal anak yang berbuat kesalahan maka anaklah yang harus bertekuk lutut di kaki orang tua untuk meminta maaf dan ampun,tapi orang tua juga harus meminta maaf kepada anak karena kesalahan anak juga bisa jadi sebab akibatnya dari orang tua juga.

Mama tadi menangis,meminta maaf pada Danisha.Beliau menyesali karena telah mengabaikan gadis itu,gadis yang tak berdosa yang seharusnya mendapat dukungan dan kasih sayang penuh darinya,bukan malah sebuah pengabaian yang menyakitkan.

Setelah acara yang begitu menguras air mata tadi,Mama dan Papa besok akan berangkat lagi ke Jerman untuk tetap menjalankan usaha mereka yang sempat di tinggal beberapa hari.Sedangkan Danisha akan di rawat secara penuh oleh Alma dan Khafi selama masa kehamilan.Gadis itu juga besok akan mengundurkan diri dari sekolah dan langsung homescooling karena kata Mama,kandungan gadis usia enambelas tahun itu rentan jika terlalu lelah.

Perihal Reval,Khafi sudah menjelaskan semuanya pada Mama dan Papa.Kini mereka berdua tak bisa menuntut apa apa karena bagi Mama dan Papa,keputusan Khafi adalah sangat tepat.Bagaimana bisa Danisha menikah dengan orang yang telah menghancurkan masa depannya? Jika mereka mengijinkan Danisha menikah dengan Reval,bukankah sama saja mereka tambah menghancurkan Danisha?

Alma telah berganti baju tidur panjang seperti saat ia masih berada di kost.Kini bedannya,hijabnya masih setia terpakai karena dirinya juga canggung jika harus terang terangan melepas hijabnya di depan Khafi.Sedangkan cowok itu masih mengusap usap rambut basahnya dengan handuk setelah selesai mandi.

"Buka aja nggak apa apa". Gumam cowok itu tiba tiba,seolah tahu isi pikiran Alma.

Alma yang sedang duduk duduk santai di tempat tidur sambil membaca buku langsung mendongak menatap Khafi.

"Gue tahu,apa yang mau lo utarakan sama gue.Soal ketidak siapan dan kesepakatan kita buat nggak 'itu' dulu kan?". Tanya cowok itu seraya berjalan mendekat ke arah Alma.

Alma menatap Khafi penuh pembenaran,lalu mengangguk ragu.Entah kenapa di dekati Khafi dengan status yang sudah berbeda membuatnya menjadi lebih grogi sekarang.Seperti ada ulet bulu yang jadi kupu kupu di perutnya,geliii.

"Tapi gue nggak bisa jamin ya? Namannya orang udah nikah,udah punya hak milik nggak bisa kalau di tahan terus kalau nggak bener bener menahan banget". Terang cowok itu dengan wajah menggoda Alma sembari tersenyum,Khafi lalu beraksi,naik di tempat tidur dengan melompati Alma hingga membuat kasur empuk itu bergoyang.

ALKHAFITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang