{ Chapter 1 }

8.3K 499 9
                                    

Gulf menatap pemandangan dihadapannya dengan kedua mata berkaca. Kerajaannya yang biasa tampak indah dan dipenuhi canda tawa telah berubah menjadi kuburan masal. Kobaran api yang menyambar hampir seluruh bagian kerajaan dengan teriakan dan tangisan rakyatnya. Gulf tidak mengerti bagaimana ini bisa terjadi. Seharusnya hari ini menjadi hari bahagia, seharusnya hari ini dia merayakan ulang tahun ibunya. Benar, dimana dua orang tuanya?

Kedua kakinya membawanya menuju ruang perjamuan. Kedua orang tuanya sedang mencicipi makanan yang akan dihidangkan pada acara hari ini saat mereka mendengar teriakan rakyat mereka. Gulf sebagai pangeran muda yang gesit langsung berlari keluar dan mendapati pemandnagan mengerikan tersebut. Apa yang dilakukan para penjaga diluar?

Pintu setinggi dua meter dihadapannya sudah dua dorong dan kedua mata bulatnya terus melihat sekitar. Berusaha untuk mencari satu atau dua orang didalam sana. Langkah kakinya terhenti saat dia mendengar teriakan seorang wanita. Wanita yang sangat dia kasihi. Itu adalah ibunya.

Gulf buru buru berlari menuju dapur yang terdapat dibelakang ruang perjamuan tersebut. Tangannya menyibak tirai yang menutupi pintu kecil terbuat dari kayu. Gulf membuka pintu tersebut dan terbelalak.

Terdapat sekitar 4 koki yang berbaring tak bernyawa dilantai dapur dengan bergenang darah mereka sendiri. Tetapi bukan itu yang membuat air matanya mengalir. Diujung ruangan terdapat lima orang prajurit asing mengerumuni kedua orang tuanya. Kedua orang tuanya yang sudah terbaring tak bernyawa dengan darah keluar dari dada bagian kiri mereka.

"Ada satu orang lagi disini," Sebuah tangan besar menarik paksa lengan Gulf. Dia bahkan tidak menyadari ada seseorang dibelakangnya. Gulf berushaa untuk memberontak dan melepaskan diri, tetapi hal itu hanya membuatnya mendapat sebuah tamparan keras yang merobek ujung bibirnya.

"Dia manis," salah satu dari lika prajurit tersebut berkata. Mendekati Gulf yang sedang sibuk meronta. Dia dapat merasakan wajahnya yang diangkat, memaksanya untuk menatap manik menjijikkan dihadapannya itu.

"Tapi dia lelaki?" Prajurit lainnya berjalan mendekatinya dan tak butuh waktu lama hingga enam orang prajurit setinggi rata rata 190 cm mengerumuninya. Gulf sesak nafas, dia merasa pengap dengan tatapan tatapan mengintimidasi tang tampak tidak akan melepaskannya hingga waktu yang lama, tapi dia seorang pangeran. Dia tidak akan menyerah san tunduk pada orang orang ini.

"Apa yang kau lakukan pada ayah dan ibuku?!"

Langkah yang salah. Prajurit yang sedari tadi terus menggenggam lengannya erat mengernyit, "Orang tuamu? Maksudmu Raja dan Ratu? Kau seorang pangeran?"

Kelima prajurit lainnya bersorak senang, "Itu sebabnya kulitmu mulus sekali, walau sedikit tan. Tapi itu yang membuatmu tampak lebih menarik. Aku yakin 'dia' akan menyukaimu." Keenam prajurit tersebut tertawa lepas sebelum seseorang melangkah masuk.

Dapur tersebut mendadak hening. Seorang pria yang tampak seperti diawal 30 tahunan itu berjalan dengan angkuh. Wajahnya menampilkan kepercayaan diri dan kegagahan. Ekspresinya tampak keras, tetapi senyuman kecil tampak mengembang diwajah tampannya saat dia melihat tubuh tak bernyawa beberapa langkah dibelakang prajurit prajurit tersebut.

"Apa yang kalian lakukan berkumpul disitu? Cepat kembali ke kapal. Kita akan melanjutkan perjalanan."

"Tuan, anda harus melihat apa yang kami temukan. Kami harap anda menyukai hadiah kami."

Hadiah? Apa mereka berbiacara mengenainya? Gulf mendelik tajam saat lengannya kembali ditarik maju hingga tubuh kecilnya tampak dihadpaan pria itu.

"Tuan Sarn, kami harap anda menyukai hadiah kami. Dia adalah pangeran kerjaaan ini. Wajahnya manis dan tubuhnya tampak baik."

Sarn, petinggi prajurit tersebut menatap Gulf dari ujung rambutnya hingga ujung kaki. Meneliti keadaan dan ciri fisik pangeran manis tersebut. Sarn tidak dapat bohong. Pemuda dihadapannya ini memang manis dan sedikit feminim. Tidak masalah jika digunakan untuk melepas penat.

"Benar. Bawa dia."

"T-tunggu! Apa yang kau lakukan?! Cepat lepaskan aku!"

Pria yang Gulf ketahui bernama Sarn tersebut terkekeh sebelum meraih dagunya dan mencengkramnya erat. Gulf dapat merasakan tangan Sarn yang kasar dan terlalu kuat.

"Kau harus tahu posisimu sekarang. Seharunya kau sudah menangis senang karena aku tidak membunuhmu, pangeran kecil," Sarn tersenyum miring, memberi kesan mengerikan pada Gulf. Dia tidak menyukai ini. Gulf tidak tahu apa yang akan mereka lakukan padanya. Dia harus kabur.

Kedua matanya melirik sekitar, berusaha untuk mencari cela agar dia dapat keluar dan pandangannya tertuju pada jendela diujung ruangan yang terbuka. Mereka ada dilantai satu dan jendela sedang terbuka. Gulf tidak akan membutuhkan waktu lama untuk melakukan itu semua.

Pangeran muda tersebut menghentakkan lengannya keras dan mendorong satu prajurit asing yang menghalangi jalannya. Kedua kakinya tidak berhenti berlari menuju jendela tersebut sebelum sebuah tangan meraih rambutnya. Membuatnya harus meringis kesakitan. Perih. Kulit kepalanya serasa akan sobek dengan tenaga tersebut.

Sarn tersenyum miring saat tangannya berhasil meraih rambut pangeran tersebut. Sejujurnya dia harus terkesan dengan keberanian pangeran satu ini. Sarn menlempar tunuh Gulf dengan mudah kepada prajurit lain disana.

"Bawa dia menuju kapal. Jangan biarkan dia kabur dan jika kalian kesulitan, kalian dapat menghajarnya hingga pingsan, tapi jangan tinggalkan sayatan atau luka permanen. Dia tidak akan cantik dengan luka luka itu."

Sang prajurit mengangguk mengerti sebelum menggendong Gulf seperti menggendong karung beras. Pemuda itu terus memberontak dan menggeliat dibahu sang prajurit hingga mereka memasuki kapal mewah yang akan mengantarkan para prajurit pulang. Tentu kerajaan akan memberikan kapal terbaik kepada prajurit yang berhasil menaklukan kerajaan lain.

Tubuh Gulf terhempas pada sebuah kamar beruluran sedang. Tidak ada jendela ataupun cela yang dapat membantu Gulf untuk melarikan diri kecuali sebuah ventilasi kecil diatas ruangan dan sebuah celah berbentuk segi empat di pintu ruangan tersebut.

Gulf menghela nafas. Hidupnya baru saja berubah 180 derajat dalam satu hari. Hari ulang tahun ibunya yang seharusnya menyenangkan menjadi sebuah malapetaka yang akan selalu dikenang sebagai kejadian buruk dalam hidupnya.

Tbc.

Broken crown (MewGulf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang