Sejak acara makan malam itu, keduanya menjadi sedikit lebih dekat. Setidaknya Mew akan makan bersama dengan Gulf dan terkadang akan mengobrol santai dengan sang calon istri. Gulf menceritakan mengenai sejarah kerajaannya dan bagaimana mereka dapat runtuh. Pengalamannya selama dua bulan menjadi budak juga tidak lepas dari topik pembicaraan keduanya. Namun Mew tetap bersih keras ingin mengetahui apa saja yang orang orang itu lakukan pada Gulf. Dia terus mengatakan mengenai bagaimana komunikasi adalah salah satu unsur terpenting dalam sebuah hubungan yang baik.
Pagi itu Gulf terbangun oleh rasa sakit pada perutnya. Dia sudah melaksanakan scan bersama dengan dokter Pha dan Mew yang bersikeras untuk ikut. Sayangnya fasilitas yang sedikit terhalang oleh perekonomian membuatnya harus menunggu cukup lama sebelum dia dapat menerima hasil scan tersebut.
Secangkir teh hangat sudah tersaji dihadapan Gulf. Techno menatap sang tuan khawatir saat Gulf kembali meremat area bawah perutnya. Dia sudah mengkonsumsi obat anti nyeri yang Donter Pha berikan, tapi sepertinya obat itu tidak dapat banyak membantu.
Mew yang baru saja turun dari kamarnya dan mendengar kabar mengenai Gulf yang kesakitan buru buru menghampiri sang calon istri. Dia menatap Gulf khawatir, tapi berusaha sebisa mungkin untuk tetap tenang dihadapan pria lebih muda.
"Apa sakit sekali?" Gulf menatap singkat Mew dihadapannya. Mild, pelayan pribadi Mew meletakkan secangkir kopi hitam dihadapan sang tuan dan membungkuk dalam sebelum berjalan menjauhi keduanya. Sang pangeran mengangguk sebagai jawaban pertanyaan Mew sebelumnya. Dia biasa cukup baik dengan rasa sakit, tetapi ini terlalu menyakitkan hingga membuatnya harus mengerahkan seluruh tenaganya hanya untuk bergerak.
"Apa kau ingin Dokter Pha untuk datang?" Gulf menggeleng. Dia sudah cukup banyak merepotkan dokter muda tersebut.
"Kapan hasil scanmu keluar?"
"Dokter Pha mengatakan bahwa dia akan secara langsung mengantarkan hasil scan dalam beberapa hari." Mew mengangguk. Keduanya melanjutkan acara sarapam pagi mereka dengan tenang. Mew harus menghadiri rapat penting terkait perusahaan miliknya sehingga dia menyelesaikan sarapannya terlebih dahulu. Pria itu berjalan cepat menuju kamarnya dan langsung berganti pakaian. Dia sudah membersihkan dirinya sebelum sarapan.
"Mild, tolong bacakan jadwalku hari ini."
Sang pelayan mengangguk dan meraih sebuah note kecil yang selalu dia bawa dari saku seragamnya. "Meeting dengan beberapa klien penting mengenai proyek terbaru resort, makan siang dengan pak kepala direktur dan manager, evaluasi dengan beberapa kolega dan yang terakhir adalah pertemuan dengan kaownah."
Mee mengangguk. Dia kembali menatap dirinya dari pantulan cermin. Dia berencana untuk membelikan sesuatu untuk Gulf. Ibunya terus memintanya untuk beberikan beberapa barang untuk calonnya tersebut sehingga Mew memutuskan untuk mengabulkan permintaan ibunya.
Kunci mobil mewah miliknya sudah dia ambil dari salah satu supir pribadi miliknya. Sejak Gulf mengalami sakit pada perutnya, Mew meminta sang supir untuk menemani pria itu jika dia ingin keluar rumah.
Mobil hitam tersebut meluncur keluar mansion dalam beberapa menit. Mew menyetir dengan santai sembari sesekali bersenandung ria. Hari ini dia memang memiliki jadwal yang cukup padat, tapi setidaknya dia akan bertemu dengan sahabat baiknya, Kaownah yang juga merupakan seorang penyanyi terkenal. Keduanya sudah menjadi sahabat sejak mereka duduk di bangku sekolah dasar.
Gedung raksasa yang didominasi warna hitam dan kayu tersebut akhirnya muncul dihadapan Mew setelah pria tampan tersebut menyetir selama setengah jam. Gedung yang didesain dengan gaya modern dan simpel tersebut adalah kantor pusat perusahaan keluarga Suppasit.
Seorang pria mungil dengan rambut jamur berlarian kecil menuju mobil tersebut dan membuka pintu untuk sang atasan.
"Plan bagaimana dengan ruang rapat? Apa kau sudah mempersiapkan camilan dan data presentasi?"
Sang peia mungil mengangguk lucu, "Meeting akan diadakan di rapat C1. Perth sudah mempersiapkan materi meeting dan memprint hasil laporan kemarin."
Mew mengangguk. Dia berjalan cepat memasuki kantornya dengan Mean yang membawa tasnya sambil berjalan cepat mengikuti atasannya. Beberapa karyawan yang melewati Mew menunduk, memberikan hormat pada atasan mereka.
"Apakah kau mendengar kabar dari Kaownah?"
"Tuan Kaownah menitipkan pesan pada Saint mengenai tempat pertemuan anda nanti sore. Beliau akan menunggu anda di restaurant iga bakar dekat apartemennya." Mew mengangguk, "Baiklah terima kasih. Kabari aku jika klien sudah datang. Mereka selalu datang terlambat." Plan mengangguk dan menyodorkan tas milik Mew sebelum atasannya tersebut menutup pintu kantor pribadi miliknya.
Ruang kantor tersebut tampak. Cukup luas dengan sebuah meja kayu berwarna hitam yang dan beberapa lukisan yang terpajang pada dinding ruangan. Mew duduk diatas kursi miliknya sembari membuka berkas yang dia butuhkan untuk meeting hari ini. Dia hanya perlu memastikan bahwa dia tidak melewatkan materi apapun agar dia dapat dengan leluasa menjelaskan proyek resort mereka.
Beberapa menit, Plan memgetuk pintu ruang kantor sang atasan dan mengatakan bahwa para klien telah sampai. Persiapan telah selesai dan sekarang Mew sedang berjalan menuju ruang rapat C1 yang tertetak tak jauh dari ruang kantornya, tidak menyadari bahwa ponsel yang dia tinggal di ruangannya sedang berbunyi nyaring.
[BROKEN CROWN]
Pintu mansion terbuka lebar. Seorang pria tampan dengan kemeja putih berjalan cepat memasuki mansion. Dokter Pha baru saja mendapatkan hasil scan perut Gulf beberapa jam yang lalu. Hasil yang dia dapatkan membuatnya harus menyetir dengan kencanv menuju mansion raksasa milik keluarga Suppasit yang sialnya harus terletak dikaki gunung.
Techno yang mendengar langkah kaki seseorang berdiri untuk memeriksa keadaan saat Domter Pha mengetuk pintu kamar milik Gulf. Sang oelayan mengernyit dan mengintip dari lubang intip pada pintu kayu tersebut sebelum menghela nafas lega saat melihat siluet Dokter Pha dan membukakan pintu.
"Saya mendapat hasil Scan tuan Gulf beberapa jam yang lalu. Ada yang harus anda dengarkan."
Tbc.
Uwaaa akhirnya selesai tulis satu chapter lagi. Maaf ya kalian harus menunggu cukup lama. Ada apa nih dengan Gulf?
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken crown (MewGulf)
FanfictionMenceritakan kehidupan seorang pangeran tampan nan manis, Gulf kanawut yang selalu menjadi kesayangan rakyat dan kedua orang tuanya. Kehidupannya nyaris menyentuh kata sempurna dengan seluruh kekayaan, kepintaran dan kehormatan yang dia miliki hingg...