Dua bulan sudah berlalu sejak Gulf menginjakkan kakinya di kerajaan Xanaca, kerajaan yang terletak di bagian timur beberapa hari dari kerajaannya. Selama itu pula, Gulf harus hidup menderita. Dengan tubuhnya yang kotor, terus digunakan dan disakiti setiap hari oleh banyak orang, Gulf sudah melupakan kehidupannya sebagai seorang pangeran. Dia sudah tidak pernah menatap prajurit prajurit yang merupakan kliennya tersebut dengan tatapan benci dan angkuh. Gulf lebih memilih untuk tidak menatap mereka sama sekali. Menolak mengekspose kesedihan dan keretakkan yang mereka sebabkan.
Satu klien lagi tampak memasuki ruangan. Gulf duduk di atas ranjang queen size kotor miliknya. Kedua matanya menatap kosong langit langit ruangan yang baginya, jauh lebih menarik dari pada pria asing tersebut. Gulf dapat merasakan cairan lengket diseluruh tubuhnya, tak terkecuali didalam lubangnya yang lecet.
Pikirannya terus melayang entah kemana hingga Gulf tidak menyadari kliennya yang menyeringai mengerikan. Satu tangannya menggenggam cambuk yang terbuat dari kulit sementara tangan lainnya menggenggam gulungan tali.
"Gulf! Bagaimana kabarmu? Aku merindukanmu." Suara familiar itu akhirnya berhasil mendapatkan perhatian Gulf. Kedua matanya menatap pria dihadapannya sendu. Dia adalah Ronald, seorang prajurit asing yang bergabung dengan Xanaca beberapa bulan sebelum Gulf sampai. Gulf selalu membenci pria ini. Dia tidak mengerti apa yang dia lihat dari diri Gulf, tetapi Ronald adalah salah satu pelanggan setianya dan adalah pelanggan dengan obsesi aneh. Ronald selalu menyukai darah dan karena itu, Gulf sudah benar benar pasrah dengan apa yang akan terjadi padanya.
"Apa kau terpesona padaku? Aku tahu aku tampan, tapi tolong jangan melihatku seperti itu. Kau membuatku gugup," Ronald mengecup mata kiri Gulf sebelum meraih kedua tangannya dan mulai mengikatnya. Gulungan tali itu terus menelusuri seluruh tubuh Gulf dan baru berhenti setelah Ronald merasa cukup. Ronald kemudian membalikkan tubuh polis Gulf sebelum meraih cambuk yang dia letakkan diatas meja.
"Sekarang aku ingin kau berhitung dan berterima kasih setiap kali aku mencambukmu. Apa kau mengerti? Jika kau melakukan kesalahan aku akan mengulan hitungannya." Gulf hanya mengangguk. Tidak memiliki terlalu banyak tenaga untu sekedar menjawab.
Ringisan dan isakan mulai terdengar saat kulit cambuk tersebut menyentuh tubuh mulus Gulf. Mulai memberiakn bercak bercak merah memanjang bercampur darah pada punggung hingga betisnya.
"T-tiga pu-puluh t-tiga! Te-terima ka-sih."
"Kau salah Gulf. Itu seharusnya tiga puluh empat. Aku tidak ingin melakukan hal ini, tetapi kau harus belajar disiplin."
Gulf merenggek sambil menggeleng kencang. Dia sudah menerima tiga puluh empat cambukan dan sekarang dia harus mulai menghitung dari satu lagi? Dia bahkan tidak tahu seberapa banyak cambukan yang akan dia terima dari orang aneh ini.
Sisa malamnya dia habiskan dengan isakan dan ringisan sementara pria asing diatasnya mulai memasukkan kejantanannya dan menghantamnya keras dan cepat. Gulf membenci ini. Dia membenci semua yang terjadi padanya. Sperma yang terus menetes tampa henti dari lubangnya, tubuhnya yang terus terasa kotor tidak peduli selama dan sekeras apapun dia mandi. Gulf membenci nasibnya, dia membenci hidupnya.
Dia tidak mengingat apa yang terjadi setelah Ronald menembakkan benihnya didalam lubangnya karena hal selanjutnya yang Gulf lihat adalah atap ruangannya. Cahaya matahari menembus lewat ventilasi kecil disatu bagian tembok ruangan. Gulf berusaha untuk berdiri, tetapi sakit pada bokong dan punggungnya membuatnya harus terhenti dan menggerang. Dia dapat merasakan perih pada bagian tubuhnya.
Gulf menghela nafas dan meraih laci nakasnya dengan susah payah. Tangannya sibuk mencari saleb yang dia beli secara diam diam setiap minggu. Klien kliennya tidak pernah berpikir untuk mengobati luka luka yang mereka torehkan pada tubuhnya. Gulf barusaha mulai melangkahkan kakinya menuju kamar mandi saat pintu kamarnya dibuka secara paksa.
Seorang pemuda dewasa, mungkin berumur 28 atau 29 tahun tampak berdiri angkuh dengan kedua tangan terlipat. Terdapat dua orang pengawal pribadi yang berdiri disebelahnya, menunggu sambil sesekali melirik tubuh polos gulf yang berusaha dia tutupi.
Senyum miring mengembang pada wajah tampan pemuda dihadapannya itu. Tak lama, dia sudah berjalan masuk kedalam kamar berukuran sedang tersebut.
"Aku dengar kau salah satu jalang terbaik disini. Kau cantik, manis, dan walaupun sering digunakan, kah bersih. Aku suka orang orang yang berpengalaman. Mereka yang tidak banyak membantah. Namaku Mew suppasit dan mulai sekarang kau akan menjadi istriku."
Gulf tercengang. Apa yang dikatakan pemuda ini tampan ini? Dia? Menjadi istri seseorang? Hidupnya sudah cukup menyedihkan dengan segala nasib buruknya dan sekarang dia harus menjadi istri seseorang? Tapi itu jauh lebih baik dari pada tinggal disana dan membiarkan orang orang menggunakannya begitu saja bukan?
Kamar tersebut tampak hening dengan pemuda tampan bernawa Mew itu masih menatap lekat pemuda manis dihadapannya dan Gulf, sang pemuda manis masih terlalu fokus dengan pikirannya. Dia ingin ikut, tapi dia tidak mengenal orang ini sama sekali. Siapa dia? Bagaimana dia bisa menemukannya? Apakah dia akan menjadi suami yang baik untuknya atau apakah dia akan menjadi lebih buruk? Gulf tidak pernah tahu itu. Dia sudah tidak dapat mempercayai siapapun sekarang.
"Apa yang kau pikirkan? Aku sarankan untuk membuang seluruh alasanmu itu karena aku tidak menerima penolakan. Aku sudah membelimu dan akan membawamu pulang, tapi sebelum itu bersihkan dirimu dulu."
Mew meraih sebuah handuk tak jauh dari jangkauannya dan melemparkan benda tersebut pada Gulf sebelum mendorong punggung pemuda itu—yang masih dipenuhi bercak merah menyakitkan, memasuki kamar mandi.
"Techno, Mild, tunggu dia dan jangan biarkan dia kabur. Aku akan keluar terlebih dahulu." Kedua pelayan pribadinya, Techno dan Mild mengangguk. Sepasang kakak beradik itu berdiri patuh didepan pintu kamar Gulf. Memperkecil kemungkinan Gulf untuk kabur.
Tbc.
Uwaa saya kaget ada juga yang baca cerita ini hahaha
Thank you so much sudah baca cerita ini.
Hope you guys enjoy it and don't forget to vote and comment!!

KAMU SEDANG MEMBACA
Broken crown (MewGulf)
FanfictionMenceritakan kehidupan seorang pangeran tampan nan manis, Gulf kanawut yang selalu menjadi kesayangan rakyat dan kedua orang tuanya. Kehidupannya nyaris menyentuh kata sempurna dengan seluruh kekayaan, kepintaran dan kehormatan yang dia miliki hingg...