Suara langkah kaki terdengar menggema pada lorong mansion tersebut. Mew, sang tuan rumah berjalan cepat menuju ruangan sang calon istri setelah menerima kabar dari Techno mengenai keadaan pemuda manis tersebut.
"Hasil scan tuan Gulf sudah diterima. Sepertinya anda harus mendengar hasilnya langsung dari Dokter Pha."
Pintu kayu yang cukup familiar bagi pria tampan itu akhirnya tampak oleh kedua matanya. Mew menghela nafas untuk mengatru nafasnya yang memburu. Dia harus membatalkan janjinya dengan Kaownah agar dapat pulang lebih awal. Dia hanya berharap sahabatnya itu tidak merajuk setelah ini.
Punggung seorang pria dengan jas dokter dan Gulf yang terbaring diatas tempat tidurnya adalah pemandangan pertama yang Mew lihat saat dia membuka pintu tersebut. Techno yang sedang mempersiapkan teh hangat bagi sang tuan menunduk dalam pada Mew.
"Selamat datang Tuan Mew." Dokter Pha tersenyum dan menunduk dihadapan Mew. Pria itu mengangguk kemudian berdiri menyandarkan dirinya pada tembok ruangan.
"Seperti yang saya bilang, anda memiliki rahim pada tubuh anda. Obat hormon yang saya berikan telah membantu pertumbuhan sel telur dalam diri anda. Itu adalah alasan mengapa anda merasa kesakitan pasa bagian bawah perut anda. Selain itu tidak ada yang salah. Saya akan mengurangi dosis obat dan memberikan obat pengurang rasa sakit."
Mew mengerjab. Dia tidak benar benar mendengar apa yang Dokter Pha katakan karena—dia benci mengatakan ini tapi, dia khawatir pada Gulf.
"Tungu, kau bilang dia punya rahim?"
Semua perhatian kembali tertuju pada Mew. Dokter Pha menghela nafas. Dia tahu Mew akan kesulitan menerima ini, tetapi dokter itu benar benar berharap dia dapat menerima fakta ini.
"Benar. Tuan Gulf istimewa."
Hampir saja Mew menepis ucapan Dokter mudatersebut saat pintu kamar Gulf kembali terbuka. Wajah kedua orang tuanya tampak segar dengan kedua mata yang membulat kaget.
"Baby Gulf memiliki rahim?! Apa itu artinya aku benar benar akan menjadi nenek dari Gulf??" Nyonya Suppasit melompat lompat kecil, membuat sang suami dan Techno yang berdiri tak jauh dari wanita cantik itu panik dan segera memintanya berhenti.
"Gulf terlahir dengan rahim didalam perutnya. Kemungkinan besar adalah saudari kembar yang tidak sempurna dan tidak terbentuk dengan baik. Tetapi saya sudah memastikan tidak ada yang salah dengan tubuh tuan Gulf. Seluruh organ miliknya masih sempurna seperti manusia pada umumnya. Yang membedakan hanya rahim yang dia miliki."
"Oh! Aku benar benar bahagia! Instingku untuk menikahkan Mew dan Gulf benar benar patut diacungi jempol, sayang." Tuan Suppasit mengangguk sebagai persetujuan.
Mew yang masih bingung dengan situasi menjadi semakin bingung saat mendengar penjelasan dokter Pha mengenai kembar tidak sempurna milik Gulf. Jadi ada orang lain didalam tubuh pemuda manis itu?
"Tunggu, seseorang tolong jelaskan hal ini lebih jelas padaku."
"Tidak perlu penjelasan lagi. Gulf dapat memiliki anak denganmu. Kau seharusnya bahagia sekarang. Kau terus mengeluh mengenai tidak memiliki masa depan jika bersama dengannya. Sekarang kau tidak perlu pusing dengan masalah itu, bukan?"
Sang anak menghela nafas. Seperti biasa, dia tidak dapat menepis perkataan ibunya yang baginya adalah mutlak. Dia selalu diajarkan untuk menghormati wanita, terutama ibunya. Pria tampan itu lebih memilih untuk menghela nafas dan berjalan kekuar ruangan. Dia harus bertemu dengan kaownah sekarang juga.
Pintu kayu tersebut ditutup dengan pelan oleh Mew. Gulf menatap daun pintu yang sekarang sudah tertutup rapat dengan lesu. Baru saja hubungannya dengan Mew sedikit membaik. Dia yakin Mew akan membencinya sekarang.
Elusan pada tangannya berhasil menariknya keluar dari imajinasi buruknya. Senyuman sang calon mertua menjadi pemandangan dihadapannya.
"Maafkan Mew. Dia memiliki banyak kesulitan saat ini." Gulf mengangguk. Dia mengerti. Sejujurnya dia tidak pernah mengharapkan Mew untuk menerimanya. Saat pertama kali Mew membawanya keluar dari lubang neraka itu, Gulf benar benar sangat berterima kasih pada pria itu. Dia ingin membalas kebaikan pria tampan itu, tetapi sepertinya itu akan sulit.
Kedua calon mertuanya akhirnya memutuskan untuk keluar, bersamaan dengan Dokter Pha yang juga undur diri untuk kembali ke rumahnya.
Di halaman mansion, Mew sudah siap dengan mobil mewah miliknya menuju rumah sahabatnya, Kaownah. Pria itu sudah menghubungi penyanyi terkenal yang sayangnya juga merupakan sahabatnya itu dan mengatakan bahwa dia akan pergi dan menginap disana. Mew memang harus rela mendengar ceramahan sahabat tampannya tersebut, tapi dia benar benar harus menjernihkan pikirannya.
Baru saja dia menyalakan mesin mobil miliknya, seseorang mengetuk kaca mobilnya. Mild, sang pelayan pribadi tampak membungkuk demi menatap wajah tampak tuannya tersebut.
"Apa?"
"Nyonya ingin anda pulang besok pagi. Ada yang ingin beliau bicarakan pada anda."
Mew mendecih. Dia kemudian menarik nafas panjang untuk mengontrol emosinya. Apa lagi yang ibunya inginkan darinya?
"Baiklah. Terima kasih banyak Mild." Mild mengangguk sebelum berjalan mundur, memberikan ruang bagi sang tuan untuk mengemudi. Dalam beberapa menit, mobil mewah berwarna biru tua tersebut sudah melaju cepat menuju sebuah unit apartemen elite milik sang penyanyi.
Tbc.
Makasih banget yang udah nungguin cerita ini. Apa masih ada yang inget kemarin samapi mana? Untuk kedepannya kita lihat aja ya apa yang akan Mew lakukan dengan Gulf :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken crown (MewGulf)
FanfictionMenceritakan kehidupan seorang pangeran tampan nan manis, Gulf kanawut yang selalu menjadi kesayangan rakyat dan kedua orang tuanya. Kehidupannya nyaris menyentuh kata sempurna dengan seluruh kekayaan, kepintaran dan kehormatan yang dia miliki hingg...