{Chapter 15}

3.6K 411 23
                                    

Dua hari telah berlalu. Selama ini Mew terus menghubungi Kaownah yang selalu berhubungan langsung dengan organisasi aneh tersebut. Sebensrnya sejak awal Mew tidak pernah mempercayai kedua orang itu, apa lagi fakta bahwa seorang bocah adalah ketua organisasi.

Sekarang Mew sedang duduk di kamar Gulf, lebih tepatnya pada kursi meja rias sang calon pasangan yang hilang entah kemana. Mew benar benar merindukan pemuda itu. Dia baik, manis, ramah, selalu berusaha menjadi lebih baik. Pemuda itu kuat dengan segala kenangan buruk pada masa lalunya. Mew juga baru menyadari bahwa Gulf memiliki aroma yang khas. Seperti aroma kayu manis dengan bubuk cocoa, menenangkan dan sangat memabukkan. Mew masih dapat mencium aroma pemuda itu dengan samar saat dia membaringkan diri di kasur besar milik Gulf. Mew baru menyadari betapa besar kasur tersebut dan mulai membayangkan bagaimana Gulf merasa sangat kesepian selama ini. Saat itu pula, Mew berjanji. Jika Gulf pulang nanti, dia tidak akan melepaskan pemuda manis itu. Dia akan menyeretnya untuk tidur di kasurnya dan memeluknya sepanjang malam.

Lamunanya terpecah saat suara ponselnya terdengar samar dari kantung celanaanya. Dia bahkan tidak menyadari sejak kapan dia mengelus kasur kosong yang terasa dingin dihadapannya.

Pemuda itu meraih ponselnya dan langsung mengangkat panggilan tersebut saat dia mendapati nama Kaownah terpampang disana.

"Mereka mendapatkan Gulf!" Kalimat itu sudah sangat cukup bagi Mew untuk segera meraih jaket dan kunci mobilnya. Mengucapkan beberapa kata mengenai Gulf pada kedua orang tuanya yang kebingungan sebelum buru buru mengendarai mobilnya menuju alamat yang Kaownah kirimkan padanya.

Mobil mewah milik Mew melaju cepat membelah jalanan kota. Pemuda itu sampai di sebuah mini market kecil di ujung kota. Kaownah yang telah menunggunya sedari tadi dengan jaket, masker dan kacamata hitam buru buru meraih lengan sahabatnya tersebut dan berjalan memasuki sebuah gang kecil disebelah Mew. Menghiraukan teriakan Mew yang menanyakan mengenai keamanan mobilnya. Keduanya berjalan hingga ujung gang dan sebuah restaurant barat bermodel hiphop tampak dihadapan mereka.

Seorang pemuda familiar yang Mew ingat bernama Alex berjalan keluar dengan seragam bertender berwarna putih. Pemuda itu meraih papan bertuliskan buka pada pintu restarant, membaliknya menjadi tutup dan membiarkan Kaownah dan Mew untuk berjalan masuk. Restaurant tersebut luas, lebih luas dari tampilan luarnya. Alex meminta kedua pemuda tersebut untuk mengikutinya menuju ujung ruangan. Pemuda itu menekan sebuah tombol dibalik lemari buku dan benda tersebut secara otomatis bergeser, menampilkan lorong yang tertutup tirai hitam.

Ketiganya harus berjalan untuk beberapa saat, melewati lorong dan tangga hingga Alex membuka pintu dihadapannya. Mew menatap ruangan besar dihadapannya. Terdapat tangga tinggi yang membawanya turun menuju lantai ruangan tersebut dan kedua bola matanya langsug terarah pada tubuh Gulf yang tak sadarkan diri di ujung ruangan. Tubuh pemuda manis itu tergeletak pada sebuah sofa besar yang tampak empuk, tetapi cukup tidak nyaman. Mew terbelalak, kedua kakinya berjalan cepat menuruni tangga dan langsung menuju calon pasangannya. Kaownah dilain sisi hanya terkekeh canggung sambil meminta maaf pada Alex yang menatap datar pemandangan dihadapannya.

Mew melirik sekitar. Terdapat beberapa orang pada ruangan tersebut, tetapi kedua matanya menatap pemuda dengan rambut biru yang juga menatapnya dengan kedua mata terbelalak dari sofa ditengah ruangan. Pemuda itu tampak sedang fokus pada ponselnya, mungkin sedang bermain game dengan satu pemuda lainnya berambut pirang yang juga duduk di sofa yang sama.

"Alex, kenapa kau tidak mengatakan bahwa klien kita sudah sampai?"

"Maaf, aku baru saja akan memberi tahumu saat beliau berlari."

William kembali menoleh pada Mew yang menatapnya, "Terima kasih banyak."

"Katakan pada Zeus yang melakukan semua pekerjaannya. Aku hanya menggaji mereka dan berpikir." Mew mengangguk sebelum meraih satu tangan Gulf dan mencium pergelangan tangannya, tepat pada nadinya. "Kau baik baik saja. Semua akan baik baik saja, maafkan aku. Jangan pergi lagi." Mew  berbisik tepat pada telinga Gulf dan menciumi seluruh wajah pemuda manis miliknya tersebut.

"Permisi, biarkan saya memeriksa kondisi tuan Gulf." Mew mendongak dan mendapati seorang pemuda berambut ikal dengan kulit tan. Dia mengenakan jubah dokter yang membuat Mew langsung berjalan mundur beberapa langkah, membiarkan pemuda asing tersebut melakukan tugasnya, mengecek nadi gulf dan suhu tubuhnya.

Sementara itu, Kaownah telah berjalan mendekati Gulf dan menyeretnya menuju tengah ruangan, lebih tepatnya menghadap pada William yang memang sedang memainkan game pada ponselnya. Alex berdiri telah disebelah bossnya tersebut, menutupi pemuda berambut pirang disebelah William yang berdecih, tetapi terus melajutkan kegiatannya.

"Baiklah, sekarang kami akan melakukan cross check mengenai operasi kali ini. Alex, lakukan apa yang harus kau lakukan." William berkata tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel pintar.

Perhatian Kaownah dan Mew kembali terfokus pada Alex yang menggam tab yang sama saat mereka bertemu pertama kali. "Kami telah menghapus seluruh jejak kasus Tuan Gulf. Anda dapat memastikan hal itu sendiri." Alex menyodorkan tab tersebut yang diterima oleh Kaownah. Pemuda itu langsung membuka seluruh dokumen pada tab tersebut dan mengangguk saat mendapati dokumen pada tab tersebut telah dihapus.

"Kalian dapat membawa tuan Gulf setelah Eden memastikan bahwa dia telah stabil." Keduanya mengangguk. Mew kembali berjalan mendekati Gulf yang masih melalui berbagai macam pengecekan oleh pemuda tan yang diketahui bernama Eden tersebut. Mereka baru diperbolehkan untuk pergi setelah Eden melengkapi data dan menganjurkan Mew untuk membawa Gulf menuju rumah sakit. Mew mengangguk dan dengan mudah menggendong Gulf ala bridal style. Sedikit menghela mafas sedih saat menyadari seberapa kurus dan ringannya pemuda manis tersebut.

Kedua pemuda itu pamit undur diri dengan Gulf yang masih tak sadarkan diri pada dekapan Mew. Mew menyelimuti tubuh mungil Gulf dengan jaket yang dia bawa. Berusaha untuk membuat Gulf merasa nyaman selama perjalanannya menuju Rumah sakit. Dia telah menghubungi Kedua orang tuanya dan dua pelayan pribadinya untuk datang.

Rumah sakit menyambut dengan baik Mew dan Gulf. Menerima keinginan salah satu keturunan terhormat pada negara tersebut untuk menutup mulut mereka.

Sekarang ketiganya sudah berasa di sebuah ruang VIP rumah sakit. Dokter mengatakan tidak ada yang salah dengan fisik Gulf dan mereka telah melakukan pemeriksaan pada tubuh gulf jika terjadi kekerasan seksual yang untungnya keluar dengan tulisan negatif. Dokter juga mengatakan bahwa Gulf mengalami trauma, tetapi pemuda manis itu akan segera bangun dalam beberapa hari. Kedua orang tua Mew sampai setelah 30 menit Mew dan Kaownah menunggui pemuda manis tersebut. Nyonya Suppasit tampak menutup mulutnya dengan air mata bahagia setelah melihat calon menantunya akhirnya kembali. Sekarang hanya tinggal menunggu Gulf untuk siuman.

Tbc.
Double update seperti request beberapa dari kalian ;)
Maaf kalau ada typo di dua chapter ini. Aku nulis ini cukup cepet dan berapi api jadi mungkin banyak typo yang bertebaran TT

Broken crown (MewGulf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang