{ Chapter 7 }

3.7K 454 7
                                    

Waktu pada jam dinding besar pada mansion tersebut berdentang sebanyak 6 kali. Gulf yang sudah terbangun sejak 15 menit yang lalu akhirnya mendapatkan kembali nyawanya dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Dia tidak tahu kapan aktifitas rumah akan dimulai, itu sebabnya dia memilih untuk menghabiskan beberapa menit diatas kasur empuknya, berusaha menikmati kenikmatan yang sudah lama hilang darinya.

Pemuda manis itu menyelesaikan mandi paginya dalam 30 menit. Kembali menikmati air hangat yang keluar dari shower. Dia tidak membenci fasilitas ini. Memang tidak sebaik istananya, tapi ini sudah jauh lebih dari cukup.

Keluar dari kamar mandinya, pandangan Gulf berkelana sebelum berhenti pada lemari pakaian besar yang langsung dia buka. Tubuhnya sudah merasa jauh lebih baik dari kemarin san udara musim semi tidak sedingin musim dingin, oleh karena itu Gulf memilih untuk menggunakan sweater putih yang sedikit kebesaran bagi tubuhnya dengan celana kain hitam yang membungkus kaki jenjangnya. Pemuda tersebut sudah tampak siap memulai harinya dan disaat yang bertepatan, sebuah ketukan pada pintu kamarnya terdengar.

Techno tersenyum saat sang tuan membuka pintu kamarnya. Tampak sudah sangat rapi dengan sweater kebesaran dan celana berbahan kain mahal.

"Sarapan akan dimulai dalam satu jam. Apa anda ingin berjalan menuju ruang makan terlebih dahulu atau menunggu hingga waktu sarapan tiba?"

"S-sepertinya aku akan m-menuju ruang makan sekarang." Techno mengangguk mengerti sebelum membiarkan sang tuan berjalan tersebuh dahulu dan menutup pintu kamar sang tuan. Keduanya berjalan menuju ruang makan dengan tenang. Tidak mengetahui fakta bahwa Mew sedang panik karena bangun kesiangan.

Pemuda tampan dengan setelan kantor mewah berjalan cepat sambil terus nelihat jam mahal ditangannya. Tidak terlalu memperhatikan jalan sehingga tidak sengaja menabrak sesuatu, atau seseorang yang memilih untuk roboh dibawah kakinya.

Mew menatap Gulf yang terjatuh didekat kakinya kaget. Pertama, dia tidak pernah menyangka akan ada seseorang selain pelayan dan dirinya yang terbangun pagi ini dan kedua, Mew yakin bahwa dia tidak menabrak pemuda itu dengan keras. Lebih tepatnya, Mew yakin dia hanya menyentuh sedikit bahunya.

Sang pemuda yang masih terduduk dilantai mansion mengerjab sebelum kembali bangun. Pandangannya masih terfokus pada lantai marmer dibawahnya. Gulf tahu siapa yang menabraknya dan dia tahu orang itu tidak akan bersikap baik. Untungnya Mew lebih memilih untuk menghela nafas dan berjalan melewatinya dengan terburu buru. Urusan di kantornya jauh lebih penting dari kejadian kecil seperti ini.

"Tuan, apa anda baik baik saja?" Gulf mengangguk pelan. Membiarkan Techno memeriksa tubuhnya untuk memastikan bahwa sang tuan baik baik saja. Keduanya kembali melanjutkan perjalanan mereka menuju ruang makan.

Ruang tersebut tidak lebih besar dari ruang makan miliknya dua bulan yang lalu, tapi rasanya Gulf harus terkesima dengan seberapa luasnya ruangan itu. Meja yang dipilih keluarga Suppasit untuk mennghiasi ruang makan mereka sedikit berbeda dengan meja bangsawan lainnya yang berbentuk persegi panjang. Mereka lebih memilih menggunakan meja bundar dengan kaca putar diatasnya. Meja mahal dengan pahatan tradisional cina yang Tuan Suppasit beli saat mereka berkunjung ke negeri tersebut.

Gulf duduk disalah satu kursi kayu berbahan jati. Menatap satu per satu pelayan yang sibuk menyiapkan sarapan. Pemuda itu sesekali bersenandung sambil melirik beberapa makanan ringan yang disiapkan oleh Techno untuknya. Hari ini jadwalnya cukup padat dan dia akan langsung melakukan tour building dengan Techno sebelum bertemu dokter. Gulf tahu Mew pasti mencurigainya memiliki suatu jenis penyakit didalam tubuhnya, tetapi Gulf yakin tidak ada hal yang salah dengan tubuhnya.

Sarapan dimulai sepat pukul 7 pagi. Gulf menghabiskan makanannya dalam setengah jam dan langsung mengikuti Techno yang dengan demamgat mulai meperkenalkan ruangan demi ruangan dalam mansion tersebut. Tidak sulit baginya untuk mengingat semua ruangan di mansion tersebut. Mau bagaimana pun juga dia tetap seorang pangeran yang dikenal dengan kepimtarannya.

Pukul 12 siang, Techno sudah menggiringnya menuju kamarnya dan seorang pria berumur 30an tampak berdiri disana dengan Jas putih panjang miliknya dan koper kulit dikakinya.

"Selamat datang dokter Pha. Maaf membuat anda menunggu."

"Tidak masalah. Saya datang lebih awal dari yang saya katakan. Selamat siang, pangeran Gulf."

Gulf tersenyum dan mengangguk pada pria dihadpaannya. Dokter pha adalah salah satu dokter umum berdarah asia yang sudah diakui di berbagai belahan dunia. Ibunya pernah memintanya untuk memeriksa kondisi bibi Lea saat wanita tua itu sakit dan dokter pha dapat menemukan masalah dalam tubuhnya hanya dalam waktu singkat.

"Anda dapat duduk dikursi selagi saya mempersiapkan beberapa hal." Gulf menurut dan duduk di kursi rias miliknya. Dia tidak tahu apa yang akan dilakukan dokter Pha padanya, tapi dia yakin tidak akan ada yang salah pada tubuhnya. Setidaknya dia tidak merasa ada sesuatu yang salah.

Dokter Pha mengeluarkan beberapa alat yang cukup familiar bagi Gulf. Sebuah alat pengukur tekanan darah, stetoskop dan beberapa jarum suntik untuk mengambil sampel darah pemuda tersebut. Pemeriksaan dilakukan selama kurang lebih satu jam sebelum dokter pha memulis laporannya dan mengatakan akan membawa sampel darah milik Gulf untuk di teliti di laboratorium.

"Hasil akan diterima dalam kurun waktu dua hingga tiga hari. Saya juga akan memberikan anda vitamin untuk menjaga hormon anda dan daya tahan tuhuh anda. Untuk hari ini hanya itu yang dapat saya lakukan."

Dokter Pha menyodorkan selembar resep yang berisikan beberapa vitamin dan dosisnya. Techno meraihnya dan membungku hormat, "Terima kasih dokter Pha."

"Baiklah, saya akan undur diri terlebih dahulu. Saya akan kembali dengan hasil dalam dua hari. Terima kasih," Dokter Pha membungkuk hormat pada Gulf yang buru buru membuat sang pangeran tersebut iku membungkukkan badannya. Techno akhirnya memutuskan untuk mengantarkan dokter Pha keluar mansion, sementara Gulf memilih untuk beristirahat dikamarnya.

Dia yakin tidak akan terjadi apa apa padanya.

Tbc.
Maaf butuh banyak waktu untuk up chapter ini 🙏 saya sempat memfokuskan diri untuk ikut lomba, jadi mau tidak mau otak saya mengutamakan lomba tersebut. Kalau kalian ada waktu kalian bisa bantu baca dan vota judulnya 'My Muse' di akun yang sama dengan cerita ini. Terima kasih 🙏
OH AND THANK YOU FOR 400 READS!! Perasaan baru kemarin punya ide untuk nulis ini sekarang sudah 400 reads aja thank you guyss! You're the best!!

Broken crown (MewGulf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang