Waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore. Hidangan akan dimulai dalam beberapa menit dan Gulf sudah duduk disebelah Mew. Tuan dan Nyonya Suppasit duduk dihadapan mereka dengan senyum lebar yang tampak hangat.
"Aku benar benar sedih mendengar apa yang menimpa Yang mulia Ratu," senyuman manis Nyonya Suppasit menghilang saat dia mengingat kembali kedekatannya dengan Ratu Kannawut. Sang suami tampak mengelus lembut rambut wanit tua tersebut.
Gulf tersenyum melihat kedekatan keduanya. Tuan dan nyonya Suppasit benar benar mengingatkannya pada kedua orang tuanya. Kedua matanya bergerak melirik pemuda disebelahnya yang juga tampak tersenyum, sebuah senyuman berbeda yang dipaksakan. Gulf bertanya tanya, apakah dia akan bahagia seperti kedua orang tuanya? Atau mungkin seperti tuan dan nyonya Suppasit? Hanya satu yang Gulf hadapkan, dan itu adalah secercah kebahagiaan dimasa depannya.
"Baiklah, cukup berkabungnya. Kami ingin kau merasa bahagia, Gulf dan aku yakin, Mew adalah orang yang tepat untukmu. Kita harus membicarakan rencana pernikahan kalian!"
"Benar. Aku sudah tidak sabar menjadi ayah Gulf."
"Bagaimana kalau minggu depan? Aku dapat menyiapkan acara meriah untuk kalian berdua."
Kedua pasangan tersebut hanya terdiam dengan ekspresi mereka masing masing. Mew yang tersenyum sambil menahan amarahnya dan Gulf yang menunduk dalam, tidak berani mengambil keputusan untuj Mew.
"Pepatah bilang kalau diam berarti ya. Aku akan mengurus semuanya. Oh, sudah sangat larut. Kalau begitu kalian harus istirhat. Perjalanan dua hari terakhir inu pasti sangat melelahkan."
Dengan begitu Mew mengangguk dan pamut undur diri, menarik lengan kecil Gulf untuk mengikutinya. Tarikannya berubah menjadi semakin kuat dan kasar, membuat Gulf harus menahan ringisan yang memaksa kekuar daru dua bibir cantiknya.
Keduanya sampai didepan sebuah pintu yang Gulf yakini adalah kamar sang calon suami. Mew melepaskan cengkramannya pada lengan Gulf setelah keduanya masuk. Suasana hening yang dihasilkan didalam ruangan itu terasa mencekik bagi Gulf.
"Kau dengar apa yang ibuku katakan. Aku tidak dapat menolaknya karena dia ibuku dan aku akan menjadi suamimu minggu depan. Bersikaplah baik dan layani aku selayaknya istri melayani suaminya dan jangan buat kesalahan." Jari telunjuk Mew bergerak menekan dada pemuda lebih kecil, membuat Gulf kembali menundukkan kepalanya.
"Dan singkirkan sifat penakutmu ini. Aku tidak ingin orang lain melihatku aneh karena menikahi pemuda penakut yang bergerak seperti seekor anjing yang tersiksa." Gulf mangangguk, masih belum menemukan suaranya.
"Bagus. Mild!" Dalam sekejab Mild yang sekarang adalah pelayan pribadi Mew muncul dari balik pintu.
"Katakan pada saudaramu untuk meminta dokter Pha datang. Kita harus melakukan check up menyeluruh untuk memastikan bahwa Gulf dalam keadaan yang baik."
Sang pelayan mengangguk mengerti sebelum pamit undur diri. "Apa yang kau lakukan? Kembali ke kamarmu."
Gulf tersentak dan mengangguk sebelum berbalik menuju pintu. Pemuda manis tersebut menatap singkat pada sang calon sebelum menyampaikan selamat malam untuknya.
"Se-selamat malam, Mew."
Dan pintu tertutup. Meninggalkan Mew yang langsung meraih sebuah buku dari rak buku pribadi di kamarnya dan mulai membaca. Mew memang tidak pernah menginginkan pernikahannya sebagai hasil perjodohan, tetapi sejujurnya dia tidak terlalu membenci falta bahwa dia akan menikah dengan Gulf. Pemuda itu memang sedikit aneh dengan tubuhnya yang entah bagaimana dapat berubah menjadi sekurus itu dan tingkahnya yang tampak selalu waspada dan ketakukan, tapi dia cukup manis dan penurut. Mew juga tidak perlu terlalu banyak memikirkan masalah jodoh dan berusha untuk menghindari pertanyaan orang orang mengenai pasangan hidupnya.
Hanya satu hal yang Mew khawatirkam mengenai calonnya tersebut. Dia seorang jalang. Setidaknya untuk dua bulan. Tetapi siapa yang tahu berapa banyak orang yang sudah memasukinya. Ini satu alasan bagi Mew untuk sedikit membenci ide pernikahan ini. Orang tuanya memang sudah memastikan bahwa tidak ada orang yang mengetahui mengenai masalalunya, tetapi Mew masih merasa tidak nyaman dengan fakta itu. Satu satunya hal yang dapat dia lakukan sekarang adalah memastikan bahwa Gulf tidak memiliki penyakit aneh didalam tubuhnya.
Disisi lain mansion, Gulf sudah kembali kedalam kamarnya. Techno meenemukannya didepan kamar Mew bersama dengan Mild yang langsung menyampaikan pesan dari sang tuan mengenai dokter. Techno dengan cepat mengangguk dan menyetujui ide sang tuan.
"Tuan Gulf, dokter pribadi keluarga Suppasit akan datang besok pukul 1 siang. Apa yang akan anda lakukan sebelum melakukan check up?"
Gulf bingung. Sudah lama sejak dia memiliki waktu luang yang dia gunakan untuk hal produktif dan bukan berbaring diatas kasurnya.
"Apa k-kau memiliki usulan?"
Sang pelayan tampak berpikir sejenak sebelum sebuah bohlam muncul diatas kepalanya.
"Bagaimana jika saya membawa anda mengitari mansion? Saya tahu anda akan segera pindah setelah pernikahan anda, tetapi manison ini memang sangat besar dan cukup menarik untuk ditelusuri. Setelah itu mungkin anda ingin jalan jalan ditaman?"
Gulf menyukai ide itu dan mengangguk semangat. Dia cukup penasaran dengan struktur mansion ini. Memang tidak sebesar istananya dulu, tetapi cukup untuk mengembalikannya kemasa lalu.
Techno yang melihat anggukan antusian dari sang pangeran tersenyum senang. Dia hanya ingin tuannya hidup bahagia. Gulf pasti telah melewati banyak siksaan dalam dua bulan belakangan ini.
Sebuah kotak yang terletak di laci nakas dekat kasur Gulf diraih oleh pelayan tersebut. Techno telah memberisapakan obat yang harus Gulf minum setelah makan.
"Tuan, anda harus minum obat ini sebelum tidur. Ini akan membantu tubuh anda agar berhenti mengigil." Gulf meraih obat tersebut dan langsung meminumnya. Obat bukan musuh terbesarnya. Dia selalu mengkonsumsi vitamin dan obat pencegahan penyakit yang tidak dia inginkan selama dia menjadi budak.
Tak lama, Techno pamit undur diri dan Gulf berbaring diatas kasur empuknya. Tubuhnya menjadi rileks setelah akhirnya mendapatkan kenyamanan yang dulu selalu dia rasakan. Tanpa sadar, Gulf telah masuk kealam mimpi.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken crown (MewGulf)
Fiksi PenggemarMenceritakan kehidupan seorang pangeran tampan nan manis, Gulf kanawut yang selalu menjadi kesayangan rakyat dan kedua orang tuanya. Kehidupannya nyaris menyentuh kata sempurna dengan seluruh kekayaan, kepintaran dan kehormatan yang dia miliki hingg...