{Chapter 13}

3.7K 431 56
                                    

Hari itu hujan gerimis turun. Suasana mansion Suppasit tampak sedikit lebih hening dari biasanya. Setelah kepergian Mew kemarin, Gulf memutuskan untuk mengurung diri, hanya membiarkan Techno masuk untuk menyiapkan makan malam. Gulf merenggangkan otot otot tangannya. Suara petir yang terdengar nyaring beberapa detik lalu membangunkannya dari tidurnya yang cukup lelap.

Seluruh memorinya kembali seketika itu juga. Mengenai dirinya yang memiliii rahim dan Mew yang pergi. Gulf tidak ingin menjadi melakonis, dia tahu bahwa Mew hanya pergi untuk menenangkan pikirannya, tetapi Gulf merasa bahwa semua akan menjadi lebih mudah jika saja dia memiliki kehidupam yang normal. Jika saja dia sedikit lebih kuat, jika saja dia sedikit lebih pintar, jika saja dia sedikit lebih suci dan jika saja dia sedikit lebih normal.

Gulf melirik meja kecil di dekat kasur empuknya. Jam disana menunjukkan pukul 5.40 pagi. Sedikit lebih awal dari biasanya, Gulf berjalan mendekati kamar mandi pribadi miliknya dan buru buru membersihkan diri. Menurutnya dia tidak memiliki waktu untuk bersedih. Dia hanya akan mengikuti arus kehidupan yang membawanya entah kemana.

Tepat pukul 6 pagi, Gulf keluar dari kamar mandinya dengan bathrobe yang menutupi tubuh mulusnya. Disaat yang bersamaan, ketukan pada pintu besar terseut terdengar. Techno sudah datang untuk mengantarkan sarapan paginya—Gulf telah meminta Techno untuk mengantarkan sarapannya tepat pukul 6 pagi. Setidaknya mengkonsumsi sesuatu akan menjernihkan pikirannya.

[BROKEN CROWN]

Rintikan hujan yang mengenai balkon apartemen mewah tersebut berhasil membangunkan tamu tak diundang yang tampak memguap lebar. Jam pada dinding ruangan menunjukkan pukul 8 pagi. Terlalu pagi bagi seorang Mew Suppasit untuk bangun pada hari liburnya.

Pria tampan tersebut menggaruk lengannya sambil berjalan menuju dapur. Mengernyit ketika merasakan apartemen yang terlalu hening. Dia mengenal Kownah. Seharusnya sedari tadi dia sudah duduk di ruang tamu sambil mengarang lirik lagu untuk albumnya. Mew meraih pintu kulkas dan tersenyum saat mendapati berbagai macam makanan beku yang dapat dia panaskan dan konsumsi. Pria tersebut meraih satu kauntung olasti tteokbokki yang selalu dia sukai dan mulai memanaskan tepung beras tersebut.

Baru saja Mew akan melahap tepung beras kesayangannya saat sebuah memo yang tergeletak di lantai menyita perhatiannya. Mew berjalan mendekati memo tersebut dan berdecih saat membaca tulisan yang sangat dia kenali.

Aku ada acara mendadak. Kau boleh makan apapun yang kau mau—aku tahu kau akan memilih kue beras itu. Cepat pulang, oke?! Pangeranmu menunggumu :*

—Hansome man, Kaownah

Tentu saja. Bagaimana Mew bisa melupakan fakta bahwa Kaownah adalah seorang penyanyi yang terkenal. Tidak akan aneh jika dia harus pergi secara tiba tiba. Mew mengendikkan bahu dan lebih memilih untuk kembali duduk dihadapan kue beras miliknya. Dia akan segera kembali setelah sarapannya hari ini untuk entahlah, meminta maaf? Mungkin Mew akan mulai dari sana. Dia harap Gulf dapat mengerti keadaannya.

Mew menghabiskan sarapannya dalam 15 menit. Dia sedikit mengernyit saat merasakan pedas yang dia rindukan selama beberapa minggu terakhir—ya Mew memilik addiction terhadap kue beras asal korea tersebut, sebelum beranjak menuju kamar mandi dan membersihkan diri.

"Apa aku harus memberikan hadiah untuknya? Sepertinya dia menyukai coklat? Bunga terlalu feminim bukan? Tapi dia cantik, mungkin bunga adalah kado yang cocok untuknya?" Dan dengan begitu Mew terus bermonolog selama acara mandi pagi miliknya.

Pukul 10, Mew sudah berjalan menuju mobilnya dan bersiap untuk pulang. Tidak, dia memutuskan untuk memberikan hadiah permintaan maaf untuj Gulf. Setelah perdebatan panjang yang dia miliki dengan dirinya sendiri di kamar mandi, Mew memutuskan untuk membelikan Coklat dan bunga. Apa salahnya memberikan dua hadiah untuk calon istrinya?

Mobil mewah tersebut berjalan stabil membelah jalanan yang tampak ramai. Hujan telah berhenti, tetapi genangan air tampak memenuhi beberapa bagian jalan. Mew memutuskan untuk membeli sebuah coklat bercambur wishkey yang selalu menjadi kesukaannya sejak remaja. Coklat itu sedikit lebih mahal dari coklat lainnya, tetapi itu bukan hal yang buruk bagi Mew. Selanjutnya Mew membeli bunga lili putih yang dia temui pada kedai penjual bunga pinggur jalan. Pria itu sempat bertanya bunga apa yang mungkin cocok sebagai tansa permintaan maaf dan sang penjual mengatakan bahwa bunga lili memiliki makna kesucian.

"Terima kasih banyak, semoga pasangan anda menerima permintaan maaf anda dengan baik." Mew hanya tersenyum pada gadis remaja tersebut. Dalam hati dia menginginkan hal yang sama, agar Gulf memaafkannya dan membiarkannya melindungi pemuda manis itu.

Perjalanan menuju mansion Mew tempu selama satu jam. Pria itu juga sempat membeli ayam goreng kesukaan ibunya. Pukul 11 lebih, mobil mewah milik Mew akhirnya terparkir rapi pada halaman mansion. Pria itu beraih barang barang yang telah dia beli dan turun dengan senyum tampan yang menawan. Dia benar benar tidak sabar untuk memberikan kejutan manis tersebut pada Gulf.

Suara sepatu Mew terdengar menggema pada lantai Mansion. Semua tampak terlalu hening. Mew merasakannya. Ada sesuatu yang salah. Saat itu sang ibu berjalan cepat mendekati Mew. Baru saja dia akan memeluk ibunya saat wanit cantik itu menggenggam tangan Mew sembari menangis tersedu.

"Gulf menghilang pagi ini! Apa yang akan kita lakukan?!"

Dan dari situ, perjalanan panjang Mew dan Gulf dimulai.

Tbc.
Yuhuu bagaimana perasaan kalian setelah membaca chapter ini?? Cerita ini sudah mendekati climax guys dan kemungkinan besar akan end lebih cepat dari perkiraanku ;)

Satu kalimat yang mau kalian ucapkan ke Mew?? —>

Satu kalimat yang mau kalian ucapkan ke Gulf?? —>

Satu kalimat yang mau kalian ucapkan ke Techno?? —>

Satu kalimat yang mau kalian ucapkan ke Kaownah? —>

Broken crown (MewGulf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang