Selama tiga hari Mew terus menunggui sang pasangan. Benar, dia juga telah memutuskan untuk menetapkan tanggal pernikahan mereka. Kenapa? Karena Kaownah telah memukul kepala pemuda kaya itu hanya untuk menyadarkan fakta bahwa dia mencintai pemuda manis tak sadarkan diri di hadapannya tersebut. Dia tidak benar benar menetapkan tanggal secara pasti, tetapi dia telah memastikan bahwa Gulf akan menjadi istrinya paling lambat tahun depan. Hal yang sangat aneh untuk dikatakan seseorang dalam rencana pernikahan, tetapi itu yang dikatakan Mew.
Jadwal kerja Mew telah kembali, walau dia hanya menerima pekerjaan kertas seperti dokumen dan menghadiri hanya beberapa rapat dari puluhan yang harus dia hadiri. Itu pun melalui online disebelah sang calon istri. Dia telah menyewa terapist untuk membantu Gulf dalam masalah mental yang dia miliki. Dia tahu bahwa kejadian ini akan membuat pemuda manis itu sangat tertekan dan mungkin trauma. Dia akan memastikan bahwa Gulf merasa nyaman saat dia siuman nanti.
Hari keempat, Gulf membuka kedua matanya. Dia menatap sekitar dan hampir kabur dari kamarnya saat dia merasa tidak familiar dengan lingkungan sekitarnya. Hingga Mew berjalan masuk dan menabrak tubuh kecil sang pasangan sebelum menenangkannya dan menggendongnya kembali pada kasur rumah sakit yang empuk.
"A-aku benar benar ketakutan!! Aku, aku ti— aku tidak tahu apa yang terjadi! Aku hanya mengingat sesuatu yang tajam menusuk leherku dan semua gelap!! P'Mew—" Mew menarik pemuda manid dihadapannya, memerangkap pemuda kecil tersebut dalam pelukan hangat yang menenangkan. Gulf dilain sisi tersentak, tetapi memutuskan untuk menyembunyikan wajahnya pada kemeja biru muda yang digunakan Mew, membasahi kemeja tersebut dengan air matanya.
Kabar mengenai kesadaran Gulf langsung membuat Tuan dan Nyonya Suppasit buru buru menuju ruamh sakit. Mild dan Techno mengikuti dibelakang menggunakan mobil pribadi milik kedua kakak beradik tersebut. Kaownah sebagai satu satunya orang luar yang benar benar mengetahui kehilangan Gulf juga mengucapkan selamat dan kembali memgirimkan satu paragraf penuh untuk menyadarkan Mew bahwa dia benar benar harus meminta maaf pada pemuda manis itu.
Ruang VIP yang selalu terssa murung selama empat hari belakangan ini mendadak tampak ceria dan bahagia. Kedua orang tua Mew memberikan perhatian penuh pada calon menantu mereka. Techno yang telah dianggap sebagai sahabat karib bagi Gulf memeluk sang majikan tanpa malu, mengabaikan Mew yang hampir menarik tangannya hingga putus hanya untuk memisahkan dirinya dari Gulf. Untung saja Mild telah menghentikan sang maijkan dan membiarkan saudara kembarnya itu menikmati wakunya bersama dengan Gulf.
"Techno! Aku lega kau baik baik saja. Aku tidak tahu apa yang terjadi saat itu, tetapi aku mengira kau yang mengetuk pintuku."
"Maafkan saya tuan, saya—"
"Kau tahu ini bukan salahmu, bukan?" Gulf menatap Techno yang menunduk. Dia mengetahui rasanya menganggap diri sendiri sebagai sumber dari suatu masalah.
Hening sejenak, Techno mendongak dan mengangguk dengan senyum lebar. Membiarkan sahabat barunya penepuk pucuk kepalanya lembut.
"Gulf, apa kau ingin makan sesuatu?" Gulf mendongak, mendapati Mew yang berdiri disebelah ranjang rumah sakit miliknya dan mengelus rambutnya lembut, memberikan perasaan hangat pada dada Gulf. Dia menyukai ini, sentuhan Mew yang lembut dan nyaman.
"Aku baik baik saja. Terima kasih P'Mew." Mereka kembali terdiam. Kedua orang tua Mew menatap sang anak, tampak mendorongnya untuk mengatakan sesuatu. Mereka telah melaporkan semua ini kepada polisi dan Gulf telah kembali. Itu artinya Gulf harus bersaksi didepan detektif untuk menangkap pelaku penculikan. Kedua orang tuanya menginginkan Mew untuk menanyakan hal itu pada pemuda manis dibawahnya ini.
"Gulf, kami telah melaporkan kasus ini pada polisi. Mereka telah bersumpah akan menjauhkan semua ini dari media, tetapi kau masih harus bersaksi untuk membantu mereka menangkap pelaku."
Gulf mengangguk, "Aku tidak tahu banyak. Mereka tidka melakukan apapun kecuali mengurungku di ruang gelap dan hanya datang untuk memberikan makanan. Terkadang mereka berjalan masuk untuk menyuntikkan sesuatu. Aku tidak merasakam apapun setelah suntikan itu, tapi sepertinya itu bukan hal serius. Mungkin hanya obat tidur dalam dosis kecil karena setelah itu aku selalu merasa mengamtuk dan lelah. Aku tidak benar benar dapat melihat wajah mereka, tetapi aku ingat seseorang yang jauh lebih besar dari yang lainnya."
"A-apa kau baik baik saja jika harus menceritakan semua itu?" Gulf mengangguk. "Itu akan lebih baik. Itu seperti terapi?"
"Gulf, kami telah mempersiapkan conselor untukmu. Kau tidak perlu bersaksi jika kau belum siap. Para polisi dapat menunggu. Kesehatan mentalmu jauh lebih baik." Nyonya Suppasit mengelus lengan menangtunya yang terasa lebih kecil dari biasanya. Apa Gulf kembali kehilangan berat badan?
Tuan dan Nyonya Suppasit akhirnya mengundurkan diri untuk mengurus perusahaan yang telah Mew tinggalkan seharian pemuh. Mild yang merupakan pelayan pribadi Mew juga dipersilahkan untuk pulang dan mengurus para pelayan lainnya yang tertinggal di mansion. Techno dilain sisi akan tinggal untuk menemani Gulf dan Mew.
Waktu menunjukkan pukul 8 malam saat pintu ruang VIP diketuk. Techno yang sedang membereskan makanan Gulf berjalan membukakan pintu pada tamu tak diundang mereka.
"Gulf! Syukurlah kau sudah bangun! Kau tidak tahu seberapa paniknya orang ini saat tidak dapat menemukanmu di mansion raksasa miliknya. Itu sebabnya aku sudah menganjurkanmu untuk pindah ke apartement yang lebih kecil!"
Gulf menatap pemuda tinggi dihadapannya dari atas kebawah. Dia berpenampilan modis dengan kemeja hitam yang terbuka hingga dada. Celana kain bermotif kota berhasil membungkus kaki jenjangnya dengan sangat baik dan kaca mata hitam yang sedari tadi menutupi setengah wajahnya juga tampak keren.
"Kaownah kau membuat Gulf tidak nyaman." Pemuda asing tersebut menoleh dan tersenyum kikuk. Baru menyadari tingkahnya yang berbicara terlalu cepat dan terlalu banyak.
"Oh, maafkan aku. Baiklah, dari mana kita mulai ini? Oh, perkenalan. Namaku Kaownah. Aku sahabat baik orang aneh itu sejak kecil. Mew sering bercerita tentang kamu. Oh dan maaf jika selama ini dia bersikap seperti pecundang. Dia memang bodoh. Jika kau memiliki dendam padanya, kau boleh memukulnya, mungkin memotong kelaminnya agar dia tidak macam macam."
"E-eh?"
"Kaownah jika kau ingin menyesatkan istriku lebih baik kau keluar sekarang."
Kaownah terkekeh. Dia melepas masker yang selama ini terus dia gunakan dan kaca mata hitamnnya, menaruh dua benda tersebut pada meja disebelahnya.
"Kau baru saja memanggilnya Istrimu! Aku ingat beberapa hari yang lalu kau datang ke apartementku dan meminta saran untuk meminta maaf pada istrimu itu."
"Kaownah lebih baik kau benar benar pergi!" Gulf menatap kedua sahabat tersebut. Ini pertama kalinya dia melihat interaksi antara Kaownah dan Mew. Pemandangan dihadapannya membuat pemuda manis itu terkekeh. Dia akan menikmati semua moment ini.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken crown (MewGulf)
FanfictionMenceritakan kehidupan seorang pangeran tampan nan manis, Gulf kanawut yang selalu menjadi kesayangan rakyat dan kedua orang tuanya. Kehidupannya nyaris menyentuh kata sempurna dengan seluruh kekayaan, kepintaran dan kehormatan yang dia miliki hingg...