Anggi sedang berada di taman belakang sekolah. Anggi memikirkan ucapan Kea tentang perasaan saka terhadapnya.
Sebenarnya Anggi pun merasa bahwa ia sudah masuk kedalam pesona Saka. Tapi lagi-lagi ego mengalahkan perasaannya. Bukan maksud Anggi jual mahal kepada Saka. Ia hanya takut saat ia sudah terlanjur jatuh, Saka justru hanya memainkannya. Ia takut Saka hanya ingin membuat ia merasa diterbangkan lalu di jatuhkan. Walaupun sebenarnya ia tidak yakin atas apa yang dipikirkannya tentang Saka.
Ia juga merasa bersalah terhadap Kea, sahabatnya sendiri. Secara tidak langsung, ia telah marah-marah kepada Kea.
"Kenapa gue ngomong gitu sih ke Kea? Gue harus minta maaf kalo gitu." monolog Anggi lalu meninggalkan taman.
Saat berjalan menyusuri koridor, tiba-tiba saja ada yang memanggil namanya.
Anggi yang merasa namanya dipanggil pun menoleh dan mendapati Saka yang berjalan kearahnya.
"Hai." sapa Saka sambil tersenyum.
"Ngapain lagi sih, lo? Gue udah peringatin lo kemarin. Jangan deketin gue lagi. Gue mau hidup tenang Saka. Plis, lo jangan buat gue punya masalah terus, baik sama lo maupun pacar lo." ucap Anggi lalu meninggalkan Saka yang bahkan belum mengucapkan maksudnya memanggil Anggi.
Namun beberapa saat Anggi menengok ke belakang seraya berkata "Kasih tau juga pacar lo kalo kita gak punya hubungan apa-apa. Jangan bikin dia kecewa, karna dibuat kecewa oleh orang yang disayangi itu menyakitkan. Dan, gue harap lo bisa jaga perasaan dia." ucap Anggi lalu benar-benar pergi.
Saka yang mendengar ucapan Anggi hanya mampu terdiam. Sungguh ingin rasanya ia melabrak Arsya. Karna Arsya, ia tidak bisa mendekati Anggi lagi.
"Akhh." Saka mengusap wajahnya kasar lalu berjalan menuju rooftop untuk menemui teman-temannya.
***
"Kea, gue minta maaf soal tadi di kantin. Sumpah demi apapun gue gak ada maksud buat ngomong gitu sama lo." ucap Anggi penuh penyesalan.
"Gak papa nggi, gue tau apa yang lo rasain. Lo masih trauma sama masa lalu lo 'kan?" Kea menjeda ucapannya lalu mendekat kearah Anggi.
"Gue juga minta maaf kalo gue terlalu ikut campur sama masalah lo sama Saka. Tapi gue barani bersumpah, Saka orangnya gak gitu. Gue cuma mau ngasih tau lo. Kalo lo gak mau juga gak papa, itu hak lo. Gue gak mungkin ngejatuhin sahabat gue sendiri. Gue gak mau kita berantem cuma karna masalah sepele, nggi." ucap Kea dengan suara bergetar. Ia benar-benar tidak mau berantem sama sahabatnya hanya karna masalah sepele.
"Udah Ke, gue tau. gue yang minta maaf. Gue gak mau dengerin omongan lo, intinya disini kita cuma butuh mendewasakan diri masing-masing. Kita jangan mudah terpancing emosi. Dan juga, disini kita sama-sama minta maaf dan memaafkan." ucap Anggi lalu memeluk Kea.
Nadira dan Qila yang melihat itu pun ikut bergabung dan memeluk satu sama lain.
"Gue sayang sama kalian." ucap Kea disela-sela isakannya,
"Too." balas ketiganya. Lalu mereka terkekeh bersama.
Sungguh saat kita sedang bermasalah dengan sahabat kita, maka kita akan merasa kehilangan walau hanya sesaat.
Walaupun saat bertemu selalu saja ribut, tapi saat kita berpisah maka keributan itulah yang paling dirindukan pertama kali.
***
Saka termenung memikirkan apa lagi yang harus ia lakukan agar bisa mendapatkan Anggi. Sedangkan Anggi sendiri memang sudah berjaga jarak dengannya.
Ia mau berjuang untuk mendapat Anggi. Ia mau Anggi benar-benar menerimanya. ia mau Anggi menjadi miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Saka
Teen Fiction"kamu tau? Ada tiga hal di dunia ini yang gak bisa aku hitung jumlahnya." ucap saka sambil memandangi langit yang dihiasi oleh banyaknya bintang. "apa?" tanya anggi menatap objek yang sama dengan saka. "yang pertama, banyaknya bintang di langit. Yan...