Jam istirahat telah berbunyi lima menit yang lalu. Namun, kelas Anggi dkk belum juga dibubarkan dari tadi.
Hal itu tentu saja membuat sebagian siswa menggerutu sebal, karna waktu istirahatnya akan terpotong.
"Emang bener-bener Pak botak, semangat banget kalo ngajar sampe gak denger bel." gerutu Qila pelan.
"Iya tuh, ingetin napa?" sahut Kea.
"Pak, ini udah bel istirahat pak!" protes Rendy, ketua kelas.
"Mau ngibulin saya kamu?!" tuduh Pak Bondan.
"Yailah, bener pak, gak boong. Liat tuh kelas lain udah pada keluar. Kalo gini caranya mah, gak bakal semangat buat belajar karna waktu istirahat terpotong, Pak." sahut salah satu siswi lainnya.
"Emang jam berapa sekarang?" tanya Pak Bondan.
"Sembilan lebih tiga puluh lima menit, Pak!" jawab seisi kelas serentak.
"Salah kali jam kalian." sahut Pak Bondan.
"Ya allah, pak, kalo gak percaya mending bapak ke guru piketnya langsung deh pak biar jelas udah bel apa belum, bisa aja telinga kita emang bermasalah atau sebaliknya." sahut Anggi dengan menekankan kata 'sebaliknya' bermaksud buat menyindir Pak Bondan kalau telinganya 'lah yang bermasalah.
"Kamu nyindir saya, Anggi?!" tanya Pak Bondan dengan mata yang dipelototkan.
"Enggak pak, tapi kalo bapak ngerasa ya syukurlah." ucap Anggi sambil memelankan suaranya diakhir kalimat agar tidak terdengar oleh Pak Bondan.
"Yasudah kalian boleh istirahat, kurang baik apalagi saya ngasih waktu istirahat paling awal?" tanya Pak Bondan santai lalu meninggalkan kelas.
"UDAH TELAT PAKK." sahut seisi kelas.
"Yeuuhh dasar pak botak, efek usia kali ya, bisa gitu." ucap Kea.
"Mungkin."
"Udah, kantin kuy. Cacing dalem perut gue udah meronta-ronta. Keburu waktu istirahat habis gara-gara pak botak." ucap Nadira yang langsung disetujui ketiganya.
Saat mereka sampai didepan kelas, mereka berhenti karna Saka dkk sedang berada di hadapan mereka.
"Hai." sapa Saka kepada Anggi.
"Hai." Anggi menyapa balik sambil tersenyum.
"Hai Kea," sapa Rava.
"Hai juga Rava." balas Kea sambil tersenyum manis, Rava yang melihat itupun ikut tersenyum manis.
"Ehmm.. Gue gak di sapa?" sindir Qila.
"Hai curut." ledek Rano.
"Apasih lo, udah ayo ke kantin keburu bel." seru Qila lalu berjalan mendahului mereka semua.
"Lah, aneh tuh bocah." ucap Nadira.
"Udah biarin aja, cepetan ayo." ucap Kea.
Mereka berjalan menuju kantin beriringan. Dan itu tidak lepas dari tatapan siswa-siswi yang berada di koridor.
"Mereka ada hubungan apa sih?"
"Dasar gatel banget jadi cewek."
"Yaampun itu mereka pacaran? Serius? Cocok ih."
"Apaan gitu dibilang cocok. Numpang tenar doang itu mah."
Begitulah bisikan siswi penggemar Saka dkk. Tapi diabaikan oleh Anggi dkk.
Saat sudah sampai, seperti biasa Saka dkk duduk di meja yang sama yaitu bagian paling pojok. Tapi bedanya, disini mereka bersama Anggi dkk.
Posisi mereka yaitu, Saka berada di samping kiri Anggi, sedangkan disamping kanan Anggi ada Nadira, lalu Dava setelah itu paling pojok adalah Ian. Sedangkan bangku dihadapan mereka ada Kea disebelah kanan Rava lalu Qila disebelah kiri Rava, dan Rano sebelah kiri Qila.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Saka
Novela Juvenil"kamu tau? Ada tiga hal di dunia ini yang gak bisa aku hitung jumlahnya." ucap saka sambil memandangi langit yang dihiasi oleh banyaknya bintang. "apa?" tanya anggi menatap objek yang sama dengan saka. "yang pertama, banyaknya bintang di langit. Yan...