"Lo kok jujur sih sama mereka, harusnya lo tuh ngaku aja."
"Ngapain harus bohong, lagian gue gak bisa bohong. Apalagi sama orang tua. Dosa tau! Lo sering bohong ya, sama nyokap-bokap lo? Ya, 'kan? Ngaku lo!"
"Apaan, betewe lo emang bener gak mau jadi pacar gue?"
"Lo nembak gue?"
"Kalo lo mau berarti iya."
"Kalo ga mau?"
"Berarti lo harus mau."
"Kok gitu? Maksa banget."
"Kalo gue gak maksa mungkin gue gak bakal bisa milikin lo."
Anggi diam kendengar ucapan Saka. Saat ini Saka tengah mengantarkan Anggi pulang setelah makan malam bersama keluarganya.
Jujur, entah kenapa jantung Anggi berdebar saat Saka mengatakan itu. Apa ia tidak salah dengar? Ah,, Anggi bingung memikirkan itu.
Keheningan menyelimuti mereka berdua, hingga tanpa sadar mereka telah sampai didepan rumah Anggi.
"Masuk, gih. Jan lupa cuci tangan, cuci kaki, gosok gigi terus tidur. Besok gue jemput ya? Bareng gue aja berangkatnya."
"Iya tau, gue bukan anak kecil yang harus lo ingetin setiap waktu."
"Gak usah 'lah, gue besok bisa bareng sama bang al." tolak Anggi.
"Tapi gue mau lo bareng gue, gimana dong?"
"Gatau ya, nyokap lo dulu ngidam apaan sih? Kok lo suka banget maksa."
"Gue juga gak tau nyokap gue ngidam apaan. Dia gak nmcerita ke gue ngidam apaan pas ngandung gue. Gue juga gak tanya." ucap Saka membuat Anggi memutarkan kedua bola matanya malas.
"Udah pulang sono, lo! Makin malem pikiran makin eror tau."
"Lo masuk dulu, baru gue bisa pulang." Anggi melupakan fakta bahwa lelaki dihadapannya ini adalah spesies cowok menyebalkan yang pernah ia temui.
"Jan lupa besok gue jemput. Gak boleh nolak."
"Terserah." ucap Anggi lalu masuk ke dalam rumah sambil menghentak-hentakkan kakinya.
Saka yang melihatnya pun mengulum senyumnya.
***
"Kenapa tuh muka?" tanya Alvin kepada Anggi.
"Kepo amat hidup, lo." cetus Anggi.
"Sewot amat bicara, lo." ucap Alvin menirukan gaya bicara Anggi.
"Serah."
"Woy, dasar adik laknat lo." teriak Alvin ketika Anggi berjalan menuju kamarnya. Masalahnya bukan itu, tapi saat Anggi dengan sengaja melemparkan tisu yang habis digunakannya itu kearah Alvin.
"Emang, gue pikirin." ucap Anggi sambil meleletkan lidahnya bermaksud mengejek Alvin.
***
"Assalamualaikum, tante." ucap Saka sambil mencium punggung tangan Anita.
"Waalaikumsalam, kamu pagi banget kesini? Mau jemput Anggi, ya?"
"Hehe, iya tan. Mau jemput masa depan."
"Ada-ada aja kamu. Masuk dulu yuk."
Saka masuk mengikuti Anita dari belakang. Ia menunggu Anggi diruang tamu bersama Dandi.
"Kamu pacaran sama anak saya?" tanya Dandi.
"Ha? Eh, ya gitu lah Om."
"Gitu gimana? Saya tanya kamu pacaran sama anak saya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Saka
Teen Fiction"kamu tau? Ada tiga hal di dunia ini yang gak bisa aku hitung jumlahnya." ucap saka sambil memandangi langit yang dihiasi oleh banyaknya bintang. "apa?" tanya anggi menatap objek yang sama dengan saka. "yang pertama, banyaknya bintang di langit. Yan...