BRAK
Arsya yang mendengar itupun menurunkan kembali tangannya dihadapan Anggi.
"Lo apain Anggi?! Ha?!" bentak orang tersebut.
"Ra..Rano.. L..lo ngapain disitu?" tanya Arsya gugup.
"Gausa banyak tanya lo, awas aja kalo sampe ada apa-apa sama anggi. Gue pastiin lo gak bisa lagi hidup aman." ancam cowok tersebut yang tak lain adalah Rano.
Rano yang melihat Anggi benar-benar lemah pun segera menggendongnya menuju mobil miliknya di parkiran.
Sedangkan arsya, ia sedang dilanda ketakutan sekarang. Ia sendiri. Ia tidak memiliki teman untuk menghancurkan Anggi.
Sesampainya Rano di rumah Anggi, ia segera menggendongnya lalu memencet bel rumah Anggi.
Tak butuh waktu lama pintu terbuka menampakkan wajah seorang lelaki yang masih muda yang tak lain adalah Alvin.
Wajah Alvin seketika berubah menjadi khawatir, ketika melihat adiknya yang tak sadarkan diri dalam gendongan seorang cowok yang Alvin sendiri tak tau namanya.
"Eh, adik gue kenapa?" tanya Alvin tergesa.
"Boleh bawa masuk dulu? Biarin Anggi berbaring dulu, ntar gue jelasin." ucap Rano.
"O..oke, silakan masuk!" ucap Alvin lalu membiarkan Rano membawa Anggi kedalam kamarnya.
"Kenapa bisa gini? Lo apain ade gue? Ha?" ucap Alvin ketika sampai di kamar adiknya dengan tak santai.
"Santai dulu bisa? Gue bisa jelasin.." ucap Rano lalu menjelaskan kejadian sebenernya.
Sebenarnya, saat Saka dan teman-temannya yang lain pulang duluan, ia tidak bisa pulang bareng sama mereka. Itu dikarenakan ia yang mengikuti ekskul basket.
Karena diantara mereka berlima, yang mengikuti ekskul tersebut hanya Rano dan Dava. Berhubung Dava tidak hadir hari ini, jadilah Rano berangkat sendiri.
Saat Rano berjalan dari kelasnya menuju lapangan, ia mslihat Anggi diseret oleh Arsya.
Dia mengikuti Arsya dan Anggi untuk memantau dua gadis tersebut. Namun, saat sampai dimana Arsya menyeret Anggi, ia dikejutkan dengan perlakuan Arsya terhadap Anggi.
Rano yang tak tahan pun masuk kedalam lalu menyela perbuatan Arsya selanjutnya.
"Sialan, kenapa Anggi bisa punya musuh? Setau gue Anggi selama sekolah gak pernah punya musuh." tanya Alvin.
"Sebenernya pun Anggi gak punya musuh. Tapi karna Anggi deket sama Saka, lo tau?" tanya Rano yang diangguki Alvin.
"Arsya itu fans Saka, lebih tepatnya obsesi buat milikin Saka. Makanya setiap Saka deket sama cewek dia bully abis-abisan." lanjut Rano.
"Gila emang, yaudah lah. Thanks udah tolongin adik gue. Gak tau lagi kalo misalnya gak ada lo." ucap Alvin tulus. Ia benar-benar tidak bisa membiarkan ini terjadi lagi. Ia akan laporkan ini kepada orang tuanya biar ditindak lanjuti.
"Sans, gue balik dulu ya.. Uda sore." pamit Rano.
"Oke, makasi sekali lagi."
"Yoi."
***
"Lo serius?" tanya Saka tak percaya.
"Iya, gak bisa dibiarin terus kalo kayak gini. Lo harus peringatin lagi sama si Arsya." ucap Rano.
"Sialan, terus keadaan anggi sekarang gimana?" tanya Saka.
"Tadi pas gue anter dia balik sih masih pingsan, keknya abis ini dia bakalan ngalamnin depresi,"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Saka
Teen Fiction"kamu tau? Ada tiga hal di dunia ini yang gak bisa aku hitung jumlahnya." ucap saka sambil memandangi langit yang dihiasi oleh banyaknya bintang. "apa?" tanya anggi menatap objek yang sama dengan saka. "yang pertama, banyaknya bintang di langit. Yan...