Hari ini adalah hari paling dibenci oleh seluruh siswa-siswi SMA GARUDA. Dimana mereka harus bangun pagi-pagi sekali untuk berangkat sekolah, berbaris dibawah terik matahari, untuk melaksanakan upacara.
Tak terkecuali Anggi dkk yang kini sudah berbaris dibagian paling belakang.
"Kapan selesainya sih, tuh Guru juga ceramah kagak kelar-kelar perasaan." gerutu Anggi.
"Iya, emang bener-bener dah tu guru. Kagak mikir Muridnya kepanasan apa?" timpal Qila.
"Akhirnyaa selesai juga, panas banget anjir." ucap Kea.
"Kantin kuy." ucap Nadira.
"Kuy!" seru ketiganya.
"Lo pada mau pesen apa?" tanya Anggi.
"Minum aja gue." Kea.
"Lo berdua apa?"
"Samain aja."
"Gue juga."
"Kagak makan lo pada?" tanya Nadira.
"Gak." balas ketiganya.
"Yauda, tunggu." ucap Anggi.
Saat Anggi hendak pergi, ia merasa tangannya dicekal seseorang. Ia pun membalikkan badannya untuk melihat orang yang mencekal tangannya.
"Lo? Apa-apaan sih? Urusan kita udah selesai. Gue udah minta maaf sama lo, jadi gak usah nambah masalah lagi." ucap Anggi geram dengan cowok didepannya.
"Siapa yang mau nambah masalah? Gue juga gak mau ribut terus sama lo. Gue juga mau minta maaf sama lo. Gue mau kita damai." ucap Saka.
"Apa? Ga salah denger gue? Lo minta damai? Sorry gue gak semudah itu percaya sama omongan lo. Lo mau balas dendam 'kan, sama gue? Maaf gue udah tau maksud lo." ucap Anggi, lalu meninggalkan Saka.
"Tunggu aja gue pasti bisa dapetin lo," gumam Saka lalu meninggalkan kantin.
"Emang bener-bener tuh cowok gila, bisa-bisanya minta damai, gak semudah itu kali. Seenak jidat kalo ngomong, setelah apa yang dia lakuin ke gue? Dia udah bikin gue malu didepan semua orang! Dih, ogah banget gue damai sama sama dia. Ehh tapi kok gue seneng juga dia minta damai? Ah tau lah males gue mikirin tuh cowok tengil." gerutu Anggi.
Setelah memesan minuman, Anggi kembali ke meja yang ditempati sahabatnya.
"Kenape lo? Kusut amat!" seru Qila kepada Anggi.
"Gak papa." ucap Anggi.
"Saka lagi?" tebak Kea.
"Hmm." gumam Anggi.
"Yailah, ngapain lagi sih lo sama dia? Emang lo di apain lagi sama Saka?" tanya Nadira.
"Dia ngajak baikan sama gue." ucap Anggi.
"Whattt! Lo seriusan lo?" tanya Qila.
"Iya."
"Terus, kenapa malah lesu gitu? Damai tinggal damai aja apa susahnya sihh? niat dia baik ngajak damai gitu, daripada berantem terus kalo ketemu." ucap Nadira.
"Bukan gitu, gue tuh bukannya gak mau damai sama dia. gue pikir, dia bakal balas dendam sama gue, gitu."
"Gini ya anggi. Kalo emang niat dia baik, kenapa gak lo coba aja berdamai sama saka? kalo lo bisa baikan sama dia juga gak ada salahnya, 'kan? Coba aja dulu. jangan nethink dulu napa? Bisa aja, dia emang mau damai beneran. kalo lo gak mau, lo juga otomatis bakalan terus punya masalah sama dia. Katanya lo pengen bebas 'kan, sama dia? Tanpa ada masalah lagi?" cerocos Nadira.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Saka
Fiksi Remaja"kamu tau? Ada tiga hal di dunia ini yang gak bisa aku hitung jumlahnya." ucap saka sambil memandangi langit yang dihiasi oleh banyaknya bintang. "apa?" tanya anggi menatap objek yang sama dengan saka. "yang pertama, banyaknya bintang di langit. Yan...