"Iya-iya, gue berubah kan karna lo." ucap Saka yang membuat Anggi terdiam.
"Maksudnya?"
"Ntar gue jelasin, sekarang makan dulu. Gue laper."
"Ntir gii jilisin, sikiring mikin dili. Gii lipir." nyinyir Anggi.
"Gue denger, loh." ucap Saka.
"Ya lah denger kan punya telinga, pelayan disamping lo juga denger, tanya aja kalo gak percaya."
"Iya-iya gue percaya, sekarang makan dulu, jangan bicara." ucap Saka.
Bukan apa, Saka hanyan ingin menyelesaikan makannya dan mengungkapkan perasaannya, sedari tadi dia gemas dengan Anggi yang cerewetnya nauzubillah.
Setelah makan selesai keadaan menjadi hening seketika, tidak ada yang memulai pembicaraan. Sampai akhirnya Saka berdehem lalu menatap netra milik Anggi lekat-lekat. Entah, ia merasa gugup seketika.
Anggi yang ditatap seperti itu jadi salah tingkah sendiri, ia-pun menaikkan sebelah alisnya untuk bertanya 'ada apa?'
"Ekhm."
"Lo kenapa sih, keselek habis makan? Minum kalo keselek." ucap Anggi lalu memberi minum ke Saka.
"Eh, ekhm." lagi dan lagi Saka berdehem membuat dahi Anggi mengkerut.
"Lo kenapa sih? Aneh banget." tanya Anggi untuk yang kesekian kalinya.
Sungguh, demi apapun Saka gugup saat ini. Ia bahkan belum menyatakan perasaannya kepada Anggi. Tapi, pikirannya sudah menebak-nebak jika Anggi akan menolaknya nanti.
"Woi,, gue bicara sama lo. Dari tadi eham-ehem, eham-ehem. Gue tanya lo kenapa? Keselek? Minum!" ucap Anggi sewot.
"Ekhm..." saat Saka hendak berbicara, Anggi kebih dulu memotongnya.
"Sekali lagi lo ehem, gue balik ya! Gapapa gue pulang sendiri daripada ngedengerin lo eham-ehem mulu."
"Ya, dengerin dulu dong!" ucap Saka.
"Yaudah, apa? Lagian kenapa sih? Dari tadi gitu mulu."
"Nggi, gue mau ngomong serius sama lo." ucap Saka serius sambil menatap mata Anggi.
"Ngomong, ya tinggal ngomong aja. Biasanya aja ceplas-ceplos, sekarang pake acara izin segala." ucap Anggi.
"Nggi, pacaran yuk!" ucap Saka, kalimat yang sedari tadi ia rangkai telah tersampaikan.
Sebenarnya, saat dia diam lama, ia menyiapkan kata-kata yang pas untuk menembak Anggi.
Tapi memang dasarnya Saka adalah lelaki menyebalkan di mata Anggi, maka ia mengucapkan kalimat yang mungkin 'tidak romantis' menurut Anggi.
Anggi-pun yang mendengar kalimat Saka hanya memasang wajah cengo-nya.
Ia sama sekali tidak paham dengan jalan pikiran lelaki didepannya ini. Dia lagi nembak gue, apa ngajak makan bakso diwarung mang didin. Pikir Anggi.
"Ekhm, mon maap ye, Sak. Jadi lo sediain tempat yang sangat romantis gini, mau nembak gue? Tapi tunggu, bukan nembak, karna lo itu langka banget. Mana ada cowok nembak cewek kek gitu. Lo gaya-gayaan mau moment romantis, tapi lo sendiri gak bisa romantis. Mana ada juga cowok yang nembak tapi kalimatnya "Nggi, pacaran yuk!" kaga romantis bener lo." cerocos Anggi.
"Sorry, gue emang bukan cowok romantis kaya yang ada di novel-novel, karna pada kenyataannya, gue itu apa adanya. Gue ngungkapin perasaan gue itu bukan berdasarkan kalimat, tapi bukti. Gue emang mau nembak lo dengan cara kaya gini juga karna gue mau beda dari yang lain." Saka diam sejenak sebelum akhirnya ia melanjutkan ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Saka
Teen Fiction"kamu tau? Ada tiga hal di dunia ini yang gak bisa aku hitung jumlahnya." ucap saka sambil memandangi langit yang dihiasi oleh banyaknya bintang. "apa?" tanya anggi menatap objek yang sama dengan saka. "yang pertama, banyaknya bintang di langit. Yan...