Waktu istirahat pun tidak ada yang berubah, masih dengan keadaan yang sama seperti biasa. Mereka menjadi pusat perhatian seluruh penghuni kantin. Buka seluruh sih, cuma sebagian besarnya saja.
Itupun para fans most wanted, siapa lagi kalau buka Saka dkk."Lo kalo diliat-liat makin nempel ya ama si Anggi? Atau kita ketinggalan info ya? Kalian jadian 'kan? Ngaku! Jangan coba-coba deh buat ngerahasiain dari kita." ucap Rano yang diangguki semuanya.
"Apaan sih, lo? Enak aja. Gue? Jadian sama dia? Gak salah? Lagian mana mungkin. Jangan sok deh lo." jawab Anggi.
"Emang kenapa kalo kita jadian?" ucap Saka.
"Tau." tanya Anggi acuh.
"Jadian juga gak papa kali, nggi." ucap Kea.
"Ho'o. Lagian kalian tuh cocok tau. Sama-sama tengil. Goals banget keknya kalo jadi couple."
"Hehehe. Tapi sayang gue gak minat." ucap Anggi malas.
"Boong banget, oeang gue sempet dapet info kok dari Mama lo, dia bilang kalo lo itu sering senyum-senyum sendiri. Pasti lagi mikirin Saka 'kan lo?" timpal Nadira membuat Anggi membelalakkan matanya.
Tentu saja yang dibilang Nadira barusan adalah dusta, tapi nyata.
Sedangkan Saka? Entahlah ia suda seperti orang kesenangan. Sesnyum-senyum sendiri.
"Udakah, nunggu apalagi? Gue yakin kalian tuh saling suka, tapi gengsi. Udah ketebak kali sama ekspresi kalian berdua." ucap Rava.
"He'em. Apalagi kemarin abis di kenalin 'kan ama camer?" ucap Ian.
"Kok lo tau?" tanya Saka, pasalnya ia sama sekali tidak cerita kepada temannya.
"Iyalah, gue kan tau dari bebep gue." ucap Ian santai.
"Gaya-gayaan lo, bebep-bebepan. Belum direstuin aja udah ngaku-ngaku, lo." ucap Rava.
"diem, lo kutil. Lagi usaha, ini. Yagak bang sak." ucap Ian kepada Saka.
"Mimpi lo buat gue restuin." ucap Saka yang membuat Ian cemberut.
"Yailah, napa sih? Tinggal kasih restu aja susah banget. Lagian nih, ya. Kalo lo kasih restu ke gue itu harusnya lo bersyukur gue bisa jagain dia." ucap Ian.
"Tanpa lo juga, gue bakal jaga dia." ucap Saka.
"Lagian ya? Kenapa lo ga restuin gue, sih? Kurang apa coba gue, ganteng, iya. Baik, gausah ditanya. Mapan, masih otewe. Kurang apa coba?" tanya Ian.
"Kurang lo banyak. Lo sering godain cewek lain. Lo sering bantah omongan gue, itu menambah poin ples gue buat gak restuin lo. Lo yang sering ngomong kasar. Banyak kurang lo, tuh." ucap Saka.
"Lagian ya, adek gue itu masih kecil. Gausah ngajak pacaran lo. Ntar gak polos lagi kalo dia pacaran sama lo." Lanjut Saka.
"Eh, gak ngaca lo. Lo juga sering ngomong kasar, ya." bantah Ian.
"Lagian, gue bakal nunggu dia besar gak masalah. Adek lo juga suka kali ama gue." ucap Ian bangga.
"Serah, lo. Awas aja lo sakitin dia. Lo.." ucap Saka sambil menggerakkan jari telunjuknya kearah leher diakhir kalimat.
"Woi, nggi. Ngapa lo diem dari tadi?" tanya Kea.
"Gue ngomong, tadi." ucap Anggi acuh.
"Yailah, ni anak. Eh, lu ngapa lemes banget." tanya Qila.
"Cape, dia." jawab Saka.
"Maksudnya?" tanya Rano bingung.
"Iya, emang kalia abis ngapain?" tanya Rava kepo.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Saka
Teen Fiction"kamu tau? Ada tiga hal di dunia ini yang gak bisa aku hitung jumlahnya." ucap saka sambil memandangi langit yang dihiasi oleh banyaknya bintang. "apa?" tanya anggi menatap objek yang sama dengan saka. "yang pertama, banyaknya bintang di langit. Yan...