"BANGSAT!"
"Aw, Ji sakit anjir sakit!! Aw Ji, Jian. Yaallah sa--- JIAN LU MAKAN APA SIH? PUKULAN LU SAKIT BENER!"
"Lagian situ!"
"KDRT LU!"
Jian terus memukul Sabian, layaknya penganiayaan. Sabian meringis dan mencoba menahan tangan Jian. Memang dasarnya Jian membenci Sabian, pukulan itu tampaknya menjelaskan perasaan Jian kepada Sabian. Ya jelas saja ia di tolak.
Jian menghentikan pukulannya, "Palalu kdrt, nikah aja enggak!"
"Mau nikah?"
1
2
3
"Ampun!" Belum juga Jian melayangkan tamparannya, Sabian sudah menahan tangan Jian dan meminta ampun.
Jujur deh nggak lagi ia menjahili Jian. Kapok. Jian cewek bar bar juga ternyata, ia kira Jian bar bar hanya diucapan. Ternyata perlakuan juga nggak kalah bar bar. Pantas saja Jian jomblo sampai sekarang, mana ada cowok yang mau.
Meksi begitu, Sabian hanya berani mengumpat dalam hati. Jangan pernah menyindir Jian mengenai hubungannya, itu akan membuat Jian sedih sekaligus marah. Seisi kossan tidak pernah menanyai dengan siapa Jian dekat atau Jian sedang naksir siapa. Mereka nggak berani, karena jika ditanya seperti itu Jian akan tiba tiba diam dan tersenyum nanar kemudian menjawab 'Hati aku masih buat Artajuna'.
Dirumah ini hanya ia dan Yerisha yang nggak kenal Artajuna. Pernah Sabian menanyai kepada Jian kenapa dirinya masih jomblo, lalu Jian tersenyum nanar dan menjawab seperti itu. Sabian kebingungan tiba tiba Jian pergi begitu saja meninggalkan Sabian, Acha, Rinjani dan Tama diruang tv.
Lalu Sabian meminta penjelasan kepada Rinjani, Rinjani hanya bisa tersenyum dan menghela nafas pelan. Sabian tau jika bertanya kepada Rinjani ia nggak akan dapat apa apa jika nggak ada sticky note. Lalu Acha dan Tama menjelasan siapa itu Artajuna.
Ternyata Artajuna adalah mantan Jian yang meninggal karena tragedi Yuna dan dirinya dahulu.
"Gua masih doyan nasi ya bukan mantan temen!"
"Iya iya, lagian gua bercanda Ji"
Memang benar Sabian bercanda, nggak mungkin juga dia tiba tiba pacaran sama Jian kan? Sabian juga tau jika Jian tipikal cewek susah move on. Sabian tau kalau Jian masih suka menangis malam malam dikamarnya, bukan hanya menebak tetapi Sabian mendengarnya.
Waktu itu ia nggak sengaja melihat Kamal didepan kamar Jian. Saat Sabian menghampiri Kamal, Kamal menjelaskan jika Jian sedang menangis karena merindukan Artajuna.
Kalau difikir fikir Sabian dengan Jian itu sama. Sama sama masih menyayangi mantan, bedanya mantan Sabian masih bisa ia lihat dan mantan Jian tidak.
Harusnya Sabian bersyukur masih bisa bertemu Lia. Meski sudah milik orang lain
◾️◾️
Hari demi hari Lia dan Reza lewati, hubungannya mulus mulus saja nggak ada krikil ataupun batu besar yang menghalangi. Ya mungkin hubungannya baru berumur dua minggu jadi masih adem ayem. Lia juga selalu mengerti jika Reza sibuk begitupun sebaliknya.
Seperti hari ini, Reza sibuk. Tugasnya menumpuk. Sampai pukul 11 siang saja Reza nggak ada kabar. Padahal semalam ia janji mau mengantar Lia untuk membeli novel keluaran baru dari Risa Saraswati. Penulis horror favorit Lia.
Cewek itu sudah menunggu selama satu jam lamanya dengan sebuah totebag berisi binder dan tupperwere. Lia menghela nafas, sudah sejam lamanya ia berdiri didepan halte kampus tetapi sang kekasih belum juga menunjukan batang hidungnya sama sekali. Apakah sesibuk itu? Memang sudah dua hari lamanya Reza sibuk
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Setelahnya | SooLia √
FanfictionSequel Life Exchange Menjalin kasih dengan Sabian setelah misi penyelamatan itu ternyata tidak semudah menyayangi pria itu. Ini lebih rumit dari menyayangi Sabian yang kemarin. Nyatanya hubungan mereka kandas begitu saja. Ketidak sabaran Aletta, da...