"Li? Kok lu belum mandi sih?"
Lia baru saja turun dari tangga dan melihat Jian yang sedang menalikan sepatunya. Lia menggeleng dan menghela nafas pelan, "Sabian, sakit--"
"Dan lu jagain dia gitu?"
Lia dengan polosnya mengangguk.
Jian cukup terkejut dengan sikap Lia yang seperti ini, Lia itu paling anti untuk care kepada Sabian. Untuk berbicara dengan Sabian saja Lia berusaha untuk menutup mulut lah ini Lia malah menjaga Sabian semalaman.
Jian tau Sabian sakit, tadinya Jian mau menjenguk Sabian tetapi ia mengetahui dari Acha jika Lia masih di kamar Sabian sampai jam 12 malam pun ia belum keluar. Jian pun mengurungkan niatnya, biarlah mereka memperbaiki hubungannya siapa tau dengan cara begitu mereka tidak perang dingin lagi.
Bawaannya jika ada Sabian dan Lia pasti Jian merasakan hawa dingin, "Mau ngampus kagak?"
Jian berdiri dan menatap Lia, "Nggak deh Ji, izinin aja"
"Untung dosennya bae, coba kalau bu Tasya hih ngeri gua. Yauda gua berangkat"
Jian pemit pergi kekampus dan Lia langsung ke dapur untuk membuat bubur untuk Sabian. Pagi ini pukul 7 Sabian harus sarapan dulu lalu minum obat. Meski demamnya sudah turun tapi tetap saja masih panas dan Sabian masih belum mau melepaskan selimutnya.
Lia semalaman tidur disebelah Sabian dengan beralaskan selimut Sabian. Beruntung cowok itu mempunyai selimut 2, ya meski badan Lia sekarang seperti mau remuk.
Sabian semalam selalu bangun alih alih haus, Sabian malah menatap Lia. Lia bukannya tidak tau, ia sangat tau setelah memberikan Sabian minum Lia pura pura memejamkan mata namun ia sedikit mengintip untuk mengecek apakah Sabian kembali tidur atau tidak. Nyatanya Sabian tidak tidur kembali, ia menatap Lia lamat lamat. Lia sedikit tegang, ia takut Sabian melakukan hal diluar nalar tetapi beruntung Sabian sama sekali tidak menyentuhnya.
Selesai di kompres lagi tadi subuh, Sabian kembali tidur. Lia selesai subuh tadi tidak bisa tidur lagi, badannya sakir semua. Lia sampai bingung dirinya kok mau repot repot menginap di kamar Sabian dan rela tidur hanya beralaskan selimut tipis demi menjaga Sabian yang sedang sakit? Padahal waktu kemarin kemarin Reza pun demam tapi Lia sama sekali tidak menjenguk Reza. Aneh.
"Sabian masih sakit ya Li?"
"Eh? Iya nih Mal, masih panas"
"Kenapa gak di bawa ke Dokter?"
"Yakali, sekarang masih jam 7. Nanti aja agak siangan. Beres sarapan lah"
"Genta libur, minta dianter dia aja pake mobilnya" usul Kamal
Lia mengangguk, "Tapi dia masih tidur"
"Iye, bangunin aja nanti. Gua berangkat ya. Sekalian minta surat Dokter ya buat gua kasih ke Dosen buat bukti"
"Hmm"
Kamal pun meninggalkan Lia didapur sendirian. Lia masih mengaduk aduk bubur yang ia buat. Sebenarnya Lia sendiri nggak tau rasanya seperti apa. Dia baru dua kali memasak bubur seperti ini, pertama waktu Jian sakit dan itupun rasanya asin dan untuk sekarang semoga saja rasanya nggak buruk buruk amat.
"Semoga rasanya ga buruk ya Li"
Lia menyendok bubur tersebut kedalam mangkuk dan segera ke kamar Sabian.
"Sab? Bangun yuk. Sarapan dulu"
Sabian masih menutupi tubuhnya dengan selimut. Ia sama sekali tidak bisa bangun, tubuhnya masih lemas dan kepalanya pusing. Sabian menyesal sekarang atas kejadian kemarin sore dirinya menerobos hujan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Setelahnya | SooLia √
FanfictionSequel Life Exchange Menjalin kasih dengan Sabian setelah misi penyelamatan itu ternyata tidak semudah menyayangi pria itu. Ini lebih rumit dari menyayangi Sabian yang kemarin. Nyatanya hubungan mereka kandas begitu saja. Ketidak sabaran Aletta, da...