◾️13

95 23 0
                                    

"LIA!"

Lia terperanjat saat Jian tiba tiba manggil dia, dia baru aja mau melangkah pergi meninggalkan kantin. Lia menoleh dan menemukan Jian dengan Genta yang terlihat keheranan.

"Kaget bangke! Kenapa sih lu pada?"

Ini Jian sama Genta saling liat liatan. Lia semakin bingung jadinya kenapa malah kode kodean gini. "Kenapa sih kenapa? Gua mau pulang, butek otak gua abis kuis"

"Tapi lu jangan ngamuk dulu"

Lia mangut mangut.

"Tadi gua liat Sabian sama Herin"

"Maba baru itu?"

Jian mangut mangut. "Boncengan"

Lia menghela nafas pelan dan menggaruk keningnya yang nggak gatal. Entah kenapa tiba tiba hatinya jadi sesak dan udara di sekitar seketika jadi memanas. Tadi memang panas tapi tidak sepanas ini.

Lia mencoba menyangkal jika dirinya cemburu sekarang, lagian ya memangnya Lia punya hak apa untuk cemburu? Sabian pacarnya aja bukan. Mau marah marah juga atas dasar apa hah?

"Biarin lah, jomblo ini dia. Lu pada mau pulang gak?!" ketus Lia

Jian dan Genta tatap tatapan lagi, mereka merasakan nada bicara Lia sedikit meninggi dan bisa disimpulkan Lia lagi marah sekarang. Beda banget sama tadi sebelum Genta ceritain apa yang dia liat tadi di parkiran. Genta niatnya cuma mau bilang aja bukan berniat membuat Lia cemburu apalagi sampai marah.

"Nggak deh, g-gue ada futsal sama Rendy" tolak Genta

"Lu balik gak Ji?"

"Balik dah gua, ayok"

Genta menghela nafas berat dan mengusap wajahnya kasar, ia merasa di khianati oleh Jian. Sengaja ia nggak ikut Lia pulang ya mau cari tau dulu Sabian sama Herin ada hubungan apa sampe boncengan segala. Sabian bukanlah cowok yang mau maunya di tebengin sama cewek sembarangan kecuali Acha, Jian apalagi Lia. Ini anehnya kenapa tiba tiba Herin diboncengin Sabian gitu. Aneh.

Jian lagi nggak peka, malah balik duluan sama Lia. Gagal udah rencanannya, dan nggak mungkin juga kan sendirian kepoin hubungan orangnya? Kalau Genta yang kepoin nanti dikira ada apa apa sama Herin terus Ririn gimana? Meski Ririn ada kelainan gitu Genta cinta mati woi.

Nggak bisa bicara bukan berarti Genta nggak cinta sama Ririn. Bahaya kalau sampai gosip gosip alay sampe ke Ririn. Bahaya, kalau Genta di tinggalin lagi sama Ririn bisa bisa dia gila buat ke 2 kalinya. Dia nggak mau begitu.

"Heh Maemunah!" Genta narik tangan Jian yang baru aja mau melangkah ke sebelah Lia.

"Lu ada janji sama gua!"

"Janji apaan?"

"Beres gua futsal nanti, mau cari kado buat Ririn"

"Hah?" Jian melongo. Dia kebingungan, memangnya ada janji? Jian rasa dia nggak menjanjikan apapun sama Genta.

"Pe--"

"Lu gak mau bantu gua? Lupa lu hari Sabtu gua mau ke Bandung?"

Jian pasrah sekarang, dia nggak tau apa yang di rencanakan Genta sekarang. "Oh iya Li, lupa gua ada janji sama si curut satu ini!"

"Dah ya Li, kita duluan. Hati hati sampe kossan! Awas ketemu Yuna"

"Bangsat!" Lia misuh misuh. Dia kapok kalau bertemu Yuna lagi. Sudah sering Lia dicelakai dan nggak mau lagi ketemu.

Genta menarik Jian dari kantin sekarang. Sambil merangkul Jian, Genta menjelaskan maksudnya ini. Dan Jian bertepuk tangan beberapa kali dan memuji kecerdasan otak Genta.

Tentang Setelahnya | SooLia √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang