◾️10

121 26 1
                                    

Rasa canggung masih Lia rasakan saat ini. Sialnya Sabian malah mengajaknya makan bakso di sekitaran Monas. Tadinya Lia mau menolak, apa daya Sabian langsung menariknya begitu saja ke parkiran.

Selepas Sabian bertanya seperti itu, Lia berfikir sejenak. Apakah rasa itu juga masih ada untuk Sabian?

"Udah jangan di fikirin, gua ada didepan lu ngapain mikirin gua?"

Lia langsung menatap Sabian. "Gak usah kepedean lo! Cepet bayar sana!!"

Sabian terkekeh dan langsung berjalan menuju kasir untuk membayar makanannya. Memang ia yang berjanji untuk mentraktir Lia jadi ya Sabian yang harus membayarnya. Ya nggak apa apa sih, demi sang pujaan hati apa sih yang enggak.

"Pulang?"

"Enggak!" sanggah Sabian.

Sabian harus memanfaatkan moment langka ini, lagi pula ini masih jam 3 sore dan Sabian masih ingin berdua dengan Lia. Kapan lagi, apalagi sekarang Lia itu jomblo jadi bolehlah Sabian masuk lagi ke hati Lia. Sabian kan pernah berjanji jika mendapatkan Lia kembali, ia akan menjaganya. Jadi sekaranglah saatnya Sabian berjuang mendapatkan Lia kembali.

Meski sebelumnya memang Sabian sudah berjuang saat Lia masih bersama Reza.

"Mau kemana dulu?" 

"Lu pernah ke monas gak?"

◾️◾️

"AL KE ATASNYA YUK?"

Lia nggak habis fikir sama Sabian, apa dia gak punya rasa lelah? Lia sekarang sudah kehabisan tenaga apalagi baru beres makan. Sabian seperti anak kecil, yang lagi lari larian di sekitaran Monas.

Lia kira Sabian itu orangnya flat, tetapi ada sisi diri Sabian yang sama sekali Lia belum pernah lihat. "Al, main layangan kayaknya seru"

Tuh kan, seperti ini contohnya. Sabian itu sudah dewasa udah bukan anak SD lagi tetapi kenapa dia masih menginginkan permainan anak anak?. "Masa kecil lu gak bahagia ya?!"

"Al, disini anginnya kenceng banget. Kalau main layangan cepet naiknya"

"Gak! Jangan aneh aneh"

"Ayolah Al"

"Gak mau!"

"Al"

"Ga!"

Lia bersikeras untuk menolak, maksudnya Sabian udah bukan anak kecil lagi dan itu pasti akan mengundang perhatian banyak orang. Lia lihat lihat sih yang main layangan kebanyakan anak kecil. Lia sendiri nggak mau jadi pusat perhatian tapi Sabian terus memaksanya.

"Lu cuma pegangin aja kok"

Apalagi itu, Lia nggak mau ya nanti dia diliatin banyak orang yang ada malu. "Gak!"

"Oke makasih!" Sabian berlari ketempat penjual layangan kecil.

Oke, sekarang percuma saja ia melarang Sabian toh itu cowok akan tetap membeli layangan. Sabian datang dengan sebuah layangan kecil berwarna hijau rumput lalu ia tersenyum sampai memperlihatkan lesung pipinya. Jujur saja Lia juga sedikit gemas dengan Sabian apalagi jika sudah senyum seperti ini.

"Pegangin ya" Sabian memberikan layangan tersebut kepada Lia dan Sabian mundur beberapa langkah.

Sabian berteriak. "KALAU GUA BILANG LEPAS, LEPAS YA!!" dengan malas Lia mengangguk.

"1, 2, 3 LEPAS AL!!"

Lia pun melepaskan layangan itu dan layangan itu sukses terbang ke langit. Entah kenapa Lia malah tersenyum disana ternyata nggak seburuk itu melihat layangan terbang. Ya meski sekarang mereka jadi pusat perhatian banyak orang terlebih lagi Sabian udah berisik sekali memanggil manggil nama 'Aletta'.

Tentang Setelahnya | SooLia √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang