◾️11

107 26 2
                                    

Mungkin yang orang tau Lia lah yang jahat. Selama ini memang Jian berprasangka seperti itu kepada Lia. Lia jahat, cowok sebaik Reza bisa bisanya Lia putusin. Ternyata dibalik sifat hangat dari Reza, tersimpan sifat Psikopat dan Jian baru tau itu.

Untuk apa mencintai seorang gadis jika untuk disakiti? Bukankah seorang pria harusnya menjaga? Bukan menyakitinya baik hati maupun fisik, dan bisa Jian simpulkan bahwa rasa cinta Reza hanyalah obsesi. Rasa cinta itu ada bukan sebagai alasan untuk menyakiti hanya untuk memiliki apalagi mengancam.

Mendengar cerita dari Jian, buku buku tangan Sabian memutih sampai uratnya di leher pun terlihat. Jian tau jika Sabian sudah naik pitam sekarang.

Sabian nggak bisa diem gitu aja saat dengar bahwa Lia disakiti secara fisik oleh Reza. "Bayangin ya Sab, Lia di jedotin ke dashboard mobil sampe pelipisnya memar gitu. Gua aja ngeri pas Lia ngasih tunjuk memarnya. Belum lagi itu tangannya pada memar. Emang psikopat tu cowok!!"

Sabian makin panas. "Reza gila emang!"

"Gua harus bunuh Reza!"

Pletak

"Ah! Sakit dongo!" Sabian mengusap dahinya yang di pukul pakai sendok oleh Jian.

"Gausah jadi orang bangsat juga lu!"

"Ya masa gua diem aja liat Aletta kesakitan?"

"Ada cara lain Sab, gausah ngebunuh juga kampret"

Sabian mengusap wajahnya kasar, sekarang Sabian harus bertindak. Sabian jadi tau kenapa Lia mencoba menghindar dari Reza. Reza itu cowok kasar, pantas saja Lia meninggalkan Reza. Kalau sudah begini keputusan untuk menjadikan Lia miliknya semakin kuat.

"Mau kemana?" Sabian bangkit.

"Aletta"

"Heh mau ngapain?"

"Nembak!"

"Badjingan kau Sabian!" umpat Jian.

◾️◾️

"WOY ADA YANG LIAT ALETTA GAK?!" teriak Sabian dari lantai 2.

Jian terkejut saat suara cetar Sabian terdengar. Genta, Kamal dan Tama langsung keluar kamar lalu Acha terlihat keluar buru buru dari kamar mandi bawah.

"Si Sabian kenapa si? Bikin gua gak konsen aja mau pup ini!"

"Gatau"

Jian dan Acha berlari kecil keruang tengah, disana sudah ada Genta, Kamal dan Tama. "Kenapa rame rame?"

"Lia gaada dikamarnya" balas Tama yang terlihat sedang menelpon seseorang.

"Kamu nelpon siapa?"

"Lia"

"Tadi bukannya la---ah bangsat!" Acha mengusap wajahnya kasar.

"Ngapa lu?"

"Gen, lu denger suara mobil gak tadi? Terus gua denger suara Lia pamitan. Inget gak sih pas kita lagi main ludo di dapur tadi sore?!" balas Acha

"Eh iya, gua tadi liat Lia masuk mobil Avanza Abu sih!" Kamal. "Tadi pas gua lagi cuci motor, emang Lia keluar"

"Gua yakin itu Reza!" kini Jian bersuara.

"Gak diangkat!!" gerutu Tama.

Semua orang yang berada di ruang tengah itupun mendadak panik saat Tama sudah menggrutu. Sabian langsung kekamarnya mencari jaket dan kunci mobil, Acha langsung mengeluarkan ponsel guna menghubungi teman teman kelas Lia. Genta dan Kamal langsung berinisiatif  melacak nomer Lia dan Jian terus terusan menghubungi Lia. Entah itu mengirimnya pesan atah menelponnya.

Tentang Setelahnya | SooLia √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang