◾️15

101 25 0
                                    

"Bangsat!" pekik Jian

Tamparan keras yang di lakukan Reza sukses membakar pipinya. Jian udah pastikan pipi sebelah kirinya memerah. Reza nggak kira kira, tamparan itu sangat keras. Jian sendiri nggak tau apa maksud Reza sekarang. Bisa bisanya dia menyeret Jian saat sedang wifi-an di dekat gedung Dekan bersama Meara. Meara sudah berusaha menarik Jian untuk lepas dari genggaman Reza, namun dasar cewek lagi lagi tenaganya kalah.

"Lu apa sih!!"

"Bilang apa lo sama Lia?"

Nafas Jian memburu, ia menatap tajam Reza didepannya. "Ya gua bilang lu nyariin dia!"

"Nggak! Lu pasti bilang soal gue seret lu dari kantin"

"Kalau iya kenapa!!"

Reza terkekeh. "Pantesan, dia ngelarang gua buat deket deket sama lu!"

"Nggak usah banyak bacot, sekarang gua mau pulang! Minggir!"

Baru saja Jian melangkah, Reza udah menghadanya. "Kesempatan bagus lu sama gue, bisa gua jadiin umpan buat Lia samperin gue!"

"JANGAN COBA COBA LU!"

"Jian. Lu kan tau gua sayang banget sama Lia. Pokoknya nggak boleh ada yang bisa miliki Lia kecuali gua!"

Jian nggak habis fikir sama Reza. Konteksnya kan Lia udah minta putus tapi kenapa gitu Reza nggak mau? Persetan sama rasa sayang, dia aja masih sayang banget sama Juan tetap aja ditinggalin? Meski secara paksa.

"Nggak semua yang lu mau bisa lu dapetin"

"Bisa" Reza merogoh saku celananya dan mengambil benda pipih itu kemudian ia berikan kepada Jian.

"Telpon Lia sekarang, suruh ke Ciawi nanti gua shareloc"

"Lu bawa gua sejauh ini cuma buat ketemu sama Lia?!"

"Kalau masih didaerah Jakarta, kejangkau sama temen temen lu yang sotau itu. Apalagi Sabian, tck!"

"Nggak mau!"

"Yaudah gua tinggalin disini, kan tas lu ada di Meara lu gak bakal bisa pulang!"

Jian menghela nafas berat, jika ia menelpon Lia sekarang sama saja dia menjerumuskan Lia kedalam lubang neraka. Benar benar Reza lebih lebih menyayangi Lia, berlebihan. Tetapi jika ia nggak nelpon Lia, dia nggak bakalan bisa pulang dan akan terkunci di tempat ini.

"Yaudah gua telpon, tapi--" ucapannya terjeda.

"Apaan? Jangan drama lah" lirih Reza

"Jangan macem macem sama Lia!"

Reza tergelak. "Tenang aja, Lia bakalan seneng seneng sama gua!"

Dasarnya Jian itu polos, dia nggak tau yang dimaksud Reza apa.




◾️◾️



Angin berhembus kencang dan berhasil membuat Lia kedinginan. Disini dia berada, didepan gedung yang nggak seharusnya Lia datangi. Lia menghela nafas pelan, ia mencoba mengecem sekali lagi alamat yang di berikan Reza pada aplikasi hijaunya. Lia awalnya mengira ini adalah vila, namun ia salah. Bangunan ini sudah terbengkalai dari bertahun tahun lalu nggak berpenghuni

De javu

Sekilas memori teringat bak cuplikan film di bayangan Lia. Dia seperti kembali ke masa lalu, masa lalu dimana Ririn menjadi seperti sekarang.

"Beneran ini?" tanyanya pada diri sendiri

Lia perlahan melangkah dengan langkah kaki berat ke dalan gedung. Hatinya semakin nggak enak, tetapi mengingat didalam ada Jian dan Reza rasa takut dan khawatir itu semakin membesar. Ia takut Reza melakukan hal hal diluar nalar kepada Jian.

Tentang Setelahnya | SooLia √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang