◾️4

139 30 0
                                    

Sejak jalan bersama Lia 5 hari yang lalu, Sabian semakin gencar untuk merebut Lia kembali. Tetapi dasar Lia ya tetap saja jutek kepada Sabian, mungkin masih kecewa atau apalah itu Sabian nggak ngerti. Seperti pagi ini hari minggu, Lia baru saja selesai mencuci. Sabian padahal menyapa Lia tetapi Lia pura pura nggak liat Sabian sama sekali.

"Al, suara gua lumayan kenceng loh"

Lia tetap nggak menoleh ke arah Sabian, ia langsung saja berjalan menuju kamarnya. Sabian hanya bisa mendengus kasar saja dan mengusap dada. Ternyata meluluhkan hati seorang Rahmalia Aletta itu sulit.

"Al? Mau sampe----"

"Hai eferybadeeeh!" Genta tiba tiba turun tangga bersama Kamal.

Sabian menghela nafas, saat suara Genta menggema keseluruh ruangan. Sudah biasa memang jika Genta tukang merusak suasana. Seharusnya sekarang ia bisa mengklarifikasi masalah mereka, tetapi karena suara Genta dan kedatangan mereka berdua. Lia langsung buru buru keluar rumah.

"Gen?"

"Hmm?"

"Tadi gua hampir aja ngejelasin semuanya, gara gara lu dateng Aletta jadi kabur"

"Ya kejar lah goblok" Genta terkekeh.

"Bacot lu, setan!"

◾️◾️



"Yang, minggu depan aku mau ke Bandung"

Akhirnya Lia buka suara, mereka kini tengah berada di taman kota. Lia dan Reza sedang menikmati suasana Jakarta sore hari. Bersama suara klakson dan abang abang jualan. Belum lagi suara tawa dari anak kecil yang sedang bermain lari larian. Lia menyukai suasananya. Nggak terlalu sepi. Lia menyukai suasana ramai, karena suasana ramai itu makhluk lain selain manusia sedikit kemungkinan untuk menampakan diri.

Reza sangat menyukai apapun yang ada di Lia. Apalagi matanya, menurutnya mata Lia lah yang paling lucu. Jika tertawa atau tersenyum matanya akan menyipit.

"Liatin apa sih kamu?" Lia menoleh kebelakang, ke kanan dan kekiri. Mencari objek yang menjadi pusat perhatian dari kekasihnya ini.

"Kamu cari apa?"

"Kamu liatin apa?"

Reza terkekeh, "Kok ketawa sih?!" ketus Lia

Lia menangkup pipinya menggunakan kedua tangannya, "Aku liatin kamu" balas Reza

"Ih au ah!" diam diam Lia tersenyum malu

"Senyum senyum!"

"Enggak ya! Apaan sih?!!"

"Eh tadi apa? Minggu depan mah ke Bandung? Ngapain?"

"Sebelum UTS mau pulang dulu. Ikut gak? Ayo!" ucap Lia sambil menyeruput kuah baksonya.

"Boleh?"

"Kenapa enggak?"

Reza tersenyum dan mengangguk. Ini kali pertamanya ia diajak oleh seorang cewek untuk bertemu orang tua dari cewek tersebut. Reza nggak keberatan sama sekali sih.

"Tenang aja, ayah sama ibu orangnya asik"

"Iya, nanti kontek aja berangkatnya hari apa"

Lia mengangguk.

Lia sama sekali nggak pernah jatuh cinta secepat ini kepada seorang cowok. Memang cara Reza mencintainya itu nggak simple, malah terkesan mewah. Tetapi Lia yakin bukan itu saja yang bisa membuat ia jatuh cinta. Sebelum Lia menjadi kekasih Reza pun, Lia sudah jatuh cinta meskit hanya setengah hati.

Tentang Setelahnya | SooLia √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang