Seandainya Lia bisa mengendalikan waktu, ia akan mengendalikan waktu untuk kembali ke masa lalu dimana dia nggak kenal Reza, dimana saat dia masih bersama Sabian. Jika ujungnya bersama Reza seperti ini, itu sama saja buang buang waktu.
Kata Dokter Jian berhasil di selamatkan, kini Jian harus di rawat. Sudah 3 hari sejak kejadian itu, Lia nggak terus meminta maaf kepada Jian. Padahal Jian sudah memaafkannya, lagi pula itu bukan salah Lia kan?. Lia selalu menjaga Jian, ya meski terkadang ditemani oleh yang lain tetapi Lia nggak pernah meninggalkan rumah sakit. Palingan untuk ambil baju, itupun hanya sekali saja.
"Ji, gu--"
"Sstt! Udah lah, lu tuh gua itung udah hampir 50 kali minta maaf"
Lia menghela nafas pelan. "Gua ngerasa bersalah"
"Iya, lu udah bilang tadi. Harus berapa kali gua bilang sih? Ini bukan salah elu"
Lia masih terdiam.
"Oh iya, Reza gimana?"
"Reza udah masuk sel tahanan"
"Wow, Genta keren"
"10 tahun dia di penjara, dan kemaren keluarganya datengin gue pas gue dirumah Ji"
"Ngapain?"
"Minta cabut tuntutannya, tapi gua nggak bisa kan korbannya itu elu bukan gua"
"Enak amat bangsat!"
Jian menunjuk lehernya yang masih di terbalut kain kassa. "Ini buktinya, gua hampir mati gara gara ini" ucap Jian emosi.
"Udah Ji udah. Gua gak akan maksa lu buat cabut tuntutannya kok."
"Sampe kapanpun gua gak bakal cabut itu tuntutan!"
Lia mangut mangut.
Ia mengerti kenapa Jian seemosi ini. Memang seharusnya Reza mendapatkan balasan yang setimpal karena ia hampir menghilangkan nyawa orang. Untung saja Sabian dan Lia cepat membawanya ke rumah sakit, belum terlambat dan Jian bisa diselamatkan.
"Gua hampir ketemu ayang bep tau!" ketus Jian
Lia tersenyum miris.
Ternyata dalam fikiran Jian masih ada Juna. "Hampir kan"
"Tetep aja, gua gamau"
"Kenapa?"
"Ya kali Li, Juna itu selalu bilang buat gua harus hidup bahagia."
Lia mangut mangut lagi. "Udah bahagia?"
Jian terdiam. "Hidup cuma sekali, manfaatin waktu yang tuhan kasih ke elu."
"Gua yakin kok lu bakal temuin cowok yang sayang sama elu"
"Entahlah, eh btw itu Sabian kemana?"
"Oh iya, dari pagi itu anak ilang"
Lia baru sadar ternyata Sabian belum kembali dari jam 9 pagi, dan sekarang sudah jam 1 siang. Bilangnya pergi sebentar tapi ini udah siang dan dia belum kembali. Sabian juga nggak kasih kabar dia pergi kemana.
"Yaudahlah biarin, nanti juga balik" ucap Jian.
◾️◾️
"Heh Malih! Serius?"
Sabian senyum senyum sendiri didepan toko bunga dengan sebucket mawar berwarna merah ditangan kanan dan setangkai bunga mawar berwarna hitam ditangan kiri.
"Reza udah di tahan, jadi PHO udah musnah"
Kamal geleng geleng ngeliat Sabian ketawa ketawa sendiri. Dari pagi Kamal udah dibikin ribet sama Sabian. Masalahnya Sabian nggak bawa motor, terus Sabian minta anter Kamal beli bunga buat Lia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Setelahnya | SooLia √
FanfictionSequel Life Exchange Menjalin kasih dengan Sabian setelah misi penyelamatan itu ternyata tidak semudah menyayangi pria itu. Ini lebih rumit dari menyayangi Sabian yang kemarin. Nyatanya hubungan mereka kandas begitu saja. Ketidak sabaran Aletta, da...