◾️9

111 27 0
                                    

"Beneran Aletta putus?"

Acha menghela nafas pelan dan menggaruk kepalanya yang nggak gatal. Masalahnya Acha udah menjelaskan panjang lebar kepada Sabian mengenai putusnya Lia dan Reza. Tetapi dasar Sabian, emang nggak bisa di jelasin sekali kalau udah ada sangkut pautnya sama Lia.

"Harus berapa kali gua jelasin sih?! Bolot!" Acha kesal sendiri.

Sabian nyengir kuda. "Kan memastikan, hehe"

Acha geleng geleng kepala masih nggak habis fikir sama jalan fikiran Sabian. Temannya putus malah kegirangan, buktinya sekarang Sabian lagi senyum senyum sendiri dan itu membuat Acha ngeri. Takut takut kan Sabian kerasukan atau kejadian beberapa bulan lalu keulang lagi.

Sabian sih nggak munafik, dia bahagia Lia statusnya udah jomblo lagi. Tetapi ada sedikit rasa sedih melihat Lia tadi tiba tiba langsung masuk kamar, dan Sabian perhatikan mata Lia bengkak. Sabian udah tebak kalau Lia pasti menangis.

"Heh! Senyum senyum lu!"

"Aletta gua gebet lagi, boleh kali ya?!"

Acha bangkit dan mengambil buku beserta peralatan kuliahnya. "Terserah lo!"

Acha meninggalkan Sabian di ruang tv. Kalau Acha berlama lama dengan Sabian, tugasnya nggak bakal selesai pasti Sabian akan terus kepo mengenai Lia. Kenapa dia nggak nanya sendiri coba ke Lia? Kenapa harus lewat Acha? Acha kan nggak selalu tau tentang Lia.

Terkadang Acha juga sedikit risih jika Sabian sudah menanyainya tentang Lia. Bukannya Acha nggak mau bantu teman, tetapi Lia juga nggak selalu terbuka mengenai Sabian kepadanya. Kalau mengenai Reza, ya Lia sangat terbuka. Tetapi hanya satu yang Lia tutupi mengenai Reza kepadanya, mengenai putusnya hubungan mereka. Iya Acha sama sekali nggak tau kenapa, Lia cerita yang menurut Acha itu sama sekali nggak masuk akal.

Pasti ada faktor lain yang membuat Acha meninggalkan Reza. "Gua rasa bukan karena perihal berangkat ke Bandung pake bus atau Mobil deh" monolognya.

Acha menghela nafas pelan. "Kekamar Jian aja ah, siapatau dia mau jadi detektif!"

Acha memutuskan untuk menemui Jian dikamarnya. Dalam hati Acha berdoa semoga saja Lia nggak ada dikamar Jian. Sama aja bohong jika Lia ada di kamar Jian. Kan Acha mau kerj sama buat cari tau kenapa Lia putus sama Reza sampai sampai Lia menangis semalaman dan rela membuang barang pemberian Reza.

Acha mengetuk pintu kamar Jian dan setelah ia buka pintu ada Jian lagi maen Game Lego Batman di laptopnya. "Tumben amat?"

Lalu Jian melihat jam di dinding. "Baru jam setengah 8, bukannya tadi nugas di bawah sama Sabian?"

Acha menghela nafas berat dan langsung mendaratkan bokongnya di sebelah Jian. "Gak jadi, baru ngerjain satu Paragraf tapi si kampret malah ngajak ngobrol terus".

Jian terkekeh. "Pasti soal Lia" Jian pun me-close game tersebut dan menutup laptopnya.

"Iya, sumpah ya gua aneh loh sama Lia."

"Kenapa?" sebelah alis Jian terangkat.

"Masa ya" Acha mengambil guling dikasur dan memeluk guling tersebut.

"Putus sama Reza cuma gara gara Reza gak mau di bus dan Lia gak mau di mobil berangkat ke Bandungnya"

"Hah? Ma--"

"Gua kan tanya kenapa putus eh Lia ngejelasin putus karena beda pendapat, dan dia cerita kaya gitu Jian! Mana mungkin sih putus karena hal sepele doang!"

Jian sendiri nggak habis fikir setelah mendengar cerita dari Acha soal Lia. Jian sangat hafal Lia itu bagaimana orangnya.

"Dan yang minta putus itu Lia"

Tentang Setelahnya | SooLia √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang