Bagian 19

5 1 0
                                    

Regan menangis di depan ruangan astha. Baru kali ini dia merasakan hal semenyakitkan ini. Mendengar kabar bahwa sahabat yang sekaligus cinta pertamanya mengindap penyakit yang cukup serius. Mengapa sejak dulu ia tidak mengetahui ini. Pantas saja astha selalu mengeluh capek saat berjalan terlalu jauh. Pantas saja jika mereka berdua olahraga pagi astha selalu memintanya membawa bekal minum.

Mengapa ia tak menyadari ini sejak dulu. Mengapa? Regan terus bertanya pada diri sendiri. Ini tidak terpikirkan olehnya. Astha itu gadis yang ceria. Gadis yang selalu terlihat bahagia tapi ternyata dibalik semua itu dia adalah gadis yang lemah, gadis yang teguh.

"Assalamulaikum"ucap quny. Regan mendongakkan kepalanya dan menatap quny sedih.

Regan mendekat ke arah quny dan mengambil tangan quny kemudian menciumnya. Ia menyalimi lama tangan quny.

"Tante. Regan minta maaf, regan gak bisa jagain astha tan"ucap regan.

Quny terkejut dengan kabar yang diberitahukan oleh devan bahwa astha dibawa kerumah sakit. Quny langsung pergi kerumah sakit dan meninggalkan pekerjaannya. Ya semenjak irfan papa astha tidak ada kabar. Quny lah yang menggantikan posisi suaminya.

"Bangun nak"ucap quny menuntun regan untuk berdiri.

Quny sudah melupakan kejadian antara keluarga regan dan keluarganya.

"Maaf tante"ucap regan lagi.

"Gimana keadaan astha?."tanya quny.

"Regan gak tau tan. Regan gak kuat kalo harus masuk"jawab regan.

"Regan. Dengerin tante regan adalah hal yang membuat astha semangat. Selama ini dia terlalu sedih memikirkan papanya yang pergi tanpa kabar tapi karna adanya kamu di hidupnya. Ia kembali semangat ia kembali tersenyum. Dan disaat seperti ini, astha butuh penyemangat kamu nak"ucap quny memegang pundak regan lembut.

Regan mengangguk. Kemudian menatap pintu ruangan itu dan kembali menatap quny. Quny tersenyum dan mengangguk. Quny sebenarnya ingin sekali melihat keadaan astha di dalam tapi ia tau jika regan lebih ingin tau jadi dia membiarkan regan untuk terlebih dahulu menemui putrinya.

Regan membuka pintu itu dan masuk kemudian menutup kembali pintu itu.

Regan berjalan mendekati astha yang tengah berbaring lemah di atas brankar dengan muka pucat namun masih terlihat cantik dimata regan. Dalam keadaan sakit pun astha masih terlihat tersenyum.

Regan mendekati astha dan duduk di sampingnya. Ia menggenggam tangan astha yang tidaj di infus.

"Tha. Gue minta maaf sama lo. gue belum bisa jagain lo, gue pengecut. Gue sayang dan cinta sama lo tapi gue gak bisa ngungkapin itu di depan lo gue terlalu gengsi dan gue gak mau setelah gue ngungkapin perasaan gue lo bakal menjauh dari gue. Lo cinta pertama gue tha. Gak ada cewek lain dihati gue selain lo."ucap regan mengecup tangan astha.

Astha mendengar semua ucapan regan. Sebenarnya astha tidak tidur ia hanya menutup mata karna terlalu pusing tapi tiba-tiba seseorang masuk ia kira itu adalah suster tapi ternyata itu adalah regan. Regan menggenggam tangannya membuat ia terkejut.

Regan berbicara bahwa ia mengungkapkan perasaannya. Ternyata perasaan regan sama dengan perasaannya. Astha tersenyum tipis namun tidak membuka mata. Sampai dimana regan mengecut punggung tangannya membuat astha membuka mata. Astha menatap regan yang enggan melepas kecupan ditangannya itu. Tangan astha yang satunya terangkat untuk mengelus kepala regan.

Regan merasa kepalanya diusap menghentikan kegiatannya dan menatap tangan yang mengusapnya.

"Astha"panggil regan.

Tercetak jelas senyum dibibir mungil nan pucat milik astha regan ikut tersenyum.

"Jangan sakit ya. Aku gak bisa kalo ngeliat kamu lemah kayak gini"ucap regan lembut dan mengelus kepala astha

Astha termangu apa tadi aku? Kamu? Apa bener ini regannya sahabat yang dicintainya.

"Ta-tadi"ucap astha terbata-bata karna mendengar regan mengucapkan dengan logat aku-kamu.

"Heheh. Iya masa dari dulu kita manggilnya lo gue terus sih. Kan gak seru"ucap regan terkekeh.

"Ta-tap kan it- ishh tau lah"ucap astha.

"Tha. Aku yakin kamu pasti denger semua ucapan aku tadi kan?"tanya regan.

Astha menatap regan dan mengangguk. Regan tersenyum dan tangannya terulur untuk mengusap rambut astha.

"Tapi emang bener apa yang kamu ucapin itu reg?"tanya astha.

Regan mengangguk.
"Iya aku sayang sama kamu tha aku cinta sama kamu. Setelah ini aku rela kalo kamu bakal menjauhi aku tha aku rela."ucap regan.

"Kamu tuh kenapa sih reg?"tanya astha memalingkan wajahnya dan air matanya sudah lolos.

"Aku minta maaf tha. Aku janji aku bakal jauhi kamu jika kamu yang minta"ucap regan dan berdiri dari duduknya.

Astha menatap regan.
"Kamu kenapa gak bilang ini dari dulu. Aku udah dari dulu nunggu kamu ngomong ini ke aku reg"ucap astha. Regan menatap mata astha dan senyum merekah di bibir mereka berdua kemudian regan menarik astha dalam pelukannya.

"Aduhhhhh. Pasangan baru nih ya baru juga nyatain belum jadian udah main peluk-pelukan aja"ucap devan.

Disana ada devan, quny, kevin, willy dan kedua orang tua regan.

Astha dan regan melepas pelukan mereka dan menyengir tidak jelas dan saling menatap.

****
Ihh mereka udah tau nih penyakit astha. Terus gimana ya di part-part selanjutnya.

Dont forget voment guysss.
Seu next part.

REGANASTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang