Bagian 22

6 3 0
                                    

Ayra dan devan duduk di bangku yang ada ditaman belakang rumah nenek sam. Mereka diam karna merasa canggung. Dulu mereka itu bisa di sebut sahabat tapi persahabatan mereka hangus karna devan nembak ayra. Ayra ini termasuk wanita muslimah. Saat sekolah smp dulu ayra lah yang berbeda dari semua wanita di smp. Ayra selalu menggunakan pakaian yang tertutup. Membuat devan yang melupakan jabatannya sebagai seorang fackboy.

Ayra mulai menceritakan kehidupannya setelah persahabatannya hancur dengan devan.

Flashback on.

"Ay gue sayang sama lo. Gue mau kita lebih dari seorang sahabat"ucap devan di depan ayra. Yang lain memanggil ayra itu dengan panggilan ra namun devan ingin yang berbeda ia memanggil ayra dengan sebutan ay. Katanya biar belajar kalo dah bersama jadi panggil 'ayyang'

"Maksud kamu?"tanya ayra terkejut dengan ucapan devan tadi.

"Aku cinta sama kamu ay."ucap devan.

"dev. Ini yang aku takutin dari persahabatan kita. Aku gak mau gara-gara ini persahabatan kita hancur. Dan kamu membuat persahabatan kita akan hancur dev."ucap ayra memalingkan wajahnya.

"Tapi ay. Perasaan gak bisa di paksa. Perasaan aku itu untuk kamu. Aku mau kita lebih dari sahabat."ucap devan.

"Kamu kan tau dev. Kalo aku dilarang untuk berpacaran. Jangankan pacaran dekat dengan lelaki saja sudah tidak boleh"(si ayra ngomong ape nyanyi dah😧)

"Jadi aku harus gimana?"tanya devan.

"Kamu temui ayah ku"ucap ayra.

"Maksud kamu ngelamar kamu?"ayra mengangguk.

"Ra kita masih terlalu muda untuk menikah. Aku sama kamu masih punya masa depan."ucap devan.

"Silahkan kamu cari wanita yang bisa kamu ajak sebagai mainan. Wanita itu butuh kepastian. Aku mungkin berbeda dari mereka yang menunggu cowoknya peka agar menembaknya menjadi pacar. Tapi aku nunggu cowok yang kasih mahar bukan coklat. Assalamualaikum"ucap ayra kemudian pergi meninggalkan devan yang masih menatapnya bingung.

***
Ayra pulang kerumahnya dia masih tidak percaya dengan devan sahabatnya. Ini yang dia takuti ketika bersahabat dengan lawan jenis. Entah kita yang suka dia atau dia yang suka kita namun sekarang persahabatannya berada di opsi kedua.

Ayra memasuki rumahnya dengan lesu dan itu mengundang pertanyaan dari ayah dan ibunya.

Kebetulan ayah dan ibunya ini termasuk orang yang berkecukupan. Namun mereka masih termasuk orang yang sederhana karna tidak mengikuti gaya zaman. Ibu ayra juga sama seperti ayra menggunakan pakaian tertutup.

"Assalamualaikum"ucap ayra mengecup tangan ayah dan ibunya.

"Waalaikumsalam"jawab ayah dan ibu ayra.

Ayra berjalan menuju kamarnya. Rumahnya memiliki satu lantai namun begitu luas. Di rumah ayra terdapat 4 kamar. Kamar utama, kamar tamu, kamar ayra dan kamar almarhum kakak ayra. Ayra memiliki satu kakak laki-laki  dan kakaknya meninggal pasca kecelakaan yang menimpanya saat ingin pergi sekolah. Kecelakaan membuat ikhsan pergi dari dunia ini. Tentu semua keluarga terpukul setelah kejadian itu

****
Ayra selalu menghindari devan karena kejadian kemarin. Mereka seperti musuh. Dan mengundang tatapan dari semua murid. Yang mereka semua tahu bahwa devan dan ayra itu saudara sepupu.

Menjelang kelulusan pun mereka enggan menyapa sampai disaat semuanya sedang asyik berfoto ayra ditelfon oleh paman dan bibinya. Mereka menyuruh ayra pulang lebih dulu. Ayra berpamitan dengan sahabatnya kecuali devan. Ayra pulang kerumahnya dan heran karna rumahnya sudah ramai orang dan bahkan ada bendera kuning yang menancap di batang pohon pisang yang diletakkan di atas tembok pagar rumahnya. Perasaan ayra sudah kemana-mana ia langsung berlari masuk dengan susah payah karna dia menggunakan pakaian kebaya dan ayra terlihat begitu kacau tapi tidak memudarkan kecantikkannya.

"Paman, bibi"panggil ayra ketia memasuki rumahnya yang sudah ada banyak orang yang mengelilingi sesuatu di balik kain di tengah-tengah mereka.

Ayra berjalan lemah mendekati sesuatu tertutup kain itu. Ada dua kain disana. Ayra duduk diantara dua kain itu dan membuka salah satu kain itu dengan air mata yang sudah siap turun.

Setelah di bukanya kain itu air mata ayra turun dengan derasnya ia menatap wajah pusat pasi dari seseorang yang tadi tertutup kain.

"Ayah"ucap ayra lirih. Kemudian beralih untuk membuka tutup kain di sebelahnya dan wajah seseorang yang baru tadi pagi menyemangatinya ketika ia ingin pergi ke sekolah menghadiri acara perpisahan karna sekarang lagi musim virus jadi hanya muridnya saja yang menghadiri sedangkan orang tua hanya diam di rumah. Ayra belum tau betul kejadiannya seperti apa hingga orang tuanya pergi.

"Ayah, ibu"ucap ayra menangis memeluk tubuh kedua orang tuanya yang sudah tak bernyawa.

Ayra menatap wajah damai kedua orang tuanya dan kemudian ikut menutup matanya sambil memeluk tubuh keduanya. Semua orang panik dan mengangkat tubuh ayra menuju kamarnya.

Ayra sadar dari pinsan nya dan langsung memanggil ayah dan ibunya. Bibinya yang mendengar itu langsung menghampiri ayra dan memeluk keponakannya itu dengan air mata yang berlinang namun itu sebuah kepura-puraan.

****
Hayoo lo kenapa tuh kok ada kepura-puraan.

Mau tau kelanjutannya yuk jangan lupa voment. Seu next part.

REGANASTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang