Prolog

571 40 10
                                    

2 tahun yang lalu...

Di sebuah trotoar jalan. Ada seorang yeoja dan namja yang sedang berjalan. Keduanya tampak berbahagia. Ditemani angin yang dingin, sampai keduanya menggunakan mantel yang tebal. seorang yeoja membawa sebuket bunga yang di dekapnya.

"Yak!! Kenapa oppa berjalan dengannya kemarin?! Aku sungguh marah padamu!!" Ujar seorang yeoja dengan memanyunkan bibirnya.

"Kau cemburu pada ku?" Ujar namja itu dengan senyumannya.

"Tentu saja. Aku kan pacar mu." Balas yeoja itu.

Namja itu mengacak-acak rambut yeoja itu. "Aku hanya mengantarnya pulang."

"Tapi kan setidaknya oppa harus memberitahu ku!!" Tegas yeoja itu.

"Aigooo.... Apakah yeoja ku ini benar benar mencintai ku?" Tanya namja itu dengan sedikit memajukan wajahnya.

"Tentu saja aku mencintaimu!! Aku mencintaimu sampai kapan pun!!" Bentak yeoja.

"Oh yah? Tapi aku butuh bukti." Ujar namja dengan senyum menyeringai.

"Baik aku akan buktikan. Pegang ini." Ujar yeoja itu sambil menyodorkan bunga.

Yeoja itu melangkah ke tengah jalanan yang sepi. Jarang kendaraan yang berlalu lalang.

"Apa yang akan kau lakukan?!" Tanya namja itu khawatir, tapi tak digubris oleh yeoja itu.

Setelah di tengah jalan dirinya mengambil nafas panjang.

"AKUU MENCINTAI MUU OPPAAA. SAMPAAAI KAPAN PUUUN, KAU ADA DI HATIKUU." Teriak yeoja itu.

Setelah meluapkan semuanya yeoja itu tersenyum kepada namja yang berada di seberangnya. Namja itu pun membalas senyumannya. Hingga...

BRAKKK....

Tanpa disadari yeoja dan namja itu, cahaya dari sebuah kendaraan roda empat berlaju dengan kecepatan yang tak terduga hingga menabrak yeoja tadi yang sedang tersenyum bahagia.

Gadis itu terbangun dari mimpinya dengan nafas yang terengah-engah. Mimpinya tadi sukses membuat tubuhnya penuh dengan keringat. Kepalanya terasa pusing.

Dirinya bangkit berniat menuju dapur untuk minum agar bisa menetralisir keadaan tubuhnya.

"Aku memimpikannya lagi." Lirihnya sambil mengacak-acak rambutnya.

Sekarang pukul 10.00 malam. Dirinya sungguh tak bisa jauh dari mimpi itu. Kadang dirinya suka pergi keluar untuk menenangkan diri.

Saat dirinya sibuk menormalkan jantung. Suara dari benda pipih nya bergetar. Dengan tangan yang lemas dirinya meraih hp itu dan ditaruhkannya pada telinga kanan.

"Yeobseo?" Ujarnya.

" Yoona-ya. Ini halmonie, kau belum tidur?"

"Nee halmonie aku belum bisa tidur."

"Kau baik baik saja kan?"

"Iya halmonie, aku baik baik saja."

"Ya sudah kau tidur saja, halmonie hanya ingin tahu keadaan mu. Cepat pulang ya."

"Aku akan pulang saat kedua orang tua ku yang menginginkannya."

Halmonie di seberang sana tertegun atas perkataan cucunya sendiri. Dirinya membeku. Tanpa diketahuinya, seorang namja dibelakang memperhatikan pembicaraannya.

"Eomma, Aku tak sudi jika eomma masih melibatkan anak buta itu ke dalam keluarga ini." Suara samar samar dari telepon halmonie.

Gadis itu tahu itu adalah suara ayah kandungnya sendiri. Meski dirinya sekarang sudah tidak buta, tetap saja kedua orang tuanya tidak menerima anak sepertinya. Apa yang salah darinya? Lahir seperti itu bukanlah keinginannya.

"Yoona-ya, Halmo-"

Pip.

Ucapan halmonie terpotong karena gadis itu mematikan teleponnya secara sepihak dan melempar hp nya asal.

LET ME KNOW || SUGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang