Yoona POV
Aku tidak tahu apa sebenarnya yang Suga rencanakan. Aku sudah bersiap-siap sedangkan Suga akan menjemput ku dalam 15 menit kedepan.
Sudahlah Yoona jangan dipikirkan nanti kau pun akan tahu. Itulah pesan terakhir dari Suga. Ketika aku selalu bertanya ' kita mau kemana? '
Tapi yang pasti aku akan bertemu dengan orang yang sangat dihormati oleh Suga. Itulah katanya, tapi karena itu juga aku mempersiapkan diri dengan penampilan ku yang sangat elegan. Surai ku yang tergerai bebas dihiasi beberapa jepitan rambut di sebelah kiri, poni tipis yang tertata rapi. Baju putih yang sebatas lutut dan sepatu putih yang menambah kesempurnaan penampilan ku.
Waktu terus bergulir hingga tak terasa sekarang sudah menunjukkan pukul 7.19 bagus sekali Min Suga, kau yang memaksa ku untuk bersiap-siap lebih cepat sedangkan kau sampai sekarang pun belum sampai juga.
Tiiiinnnn
Aku membuka pintu dan Yap, itu adalah Min Suga sang pelanggar aturan. Huh, benar-benar menyebalkan. Aku akan memarahinya terlebih dahulu.
"Suga Ak--"
"Cepatlah naik." Potong Suga.
Ish. Menyebalkan sekali bukan? Akhirnya aku pun naik juga karena Suga terus saja menarik tangan ku agar naik. Di perjalanan aku tak menghiraukan kondisi ku yang kesusahan karena Suga mengendarai motornya dengan cepat. Mungkin karena jalanan yang lengang. Ah tidak, bukan kah Suga anggota balap liar?
Sampailah aku di depan rumah yang entahlah aku pun tidak tahu rumah ini milik siapa. Tapi sekarang bukan itu yang terpenting, diriku ingin sekali muntah. Suga membawa motornya di luar akal sehat.
Suga menatap ku dengan senyuman manisnya. Iya aku akui dirinya memang manis dan menenangkan. Tangan kanan Suga merangkak ke atas kepala ku dan memulai gerakannya mengusap lembut.
"Maafkan aku, rambut mu jadi seperti ini."
Sekarang aku tahu, ternyata tangan Suga sedang merapihkan rambut ku. Jantung ku mohon berdebar lah dengan normal. Disini sepi, sunyi. Janganlah membuat ku malu. Aku takut Suga dapat mendengarnya.
"Ayo masuk." Ajak Suga pada ku.
Aku mengekori Suga dari belakang. Rumah ini begitu mewah, tapi kurasa penghuninya tidak terlalu banyak. Terbukti disini sungguh sepi, seperti tak ada tanda-tanda kehidupan.
Aku memasuki rumah itu. Aku sungguh takjub ternyata di dalam lebih mewah daripada yang di luar. Aku terus saja mengekori Suga dan sampailah kami di tempat meja makan. Disana ada lelaki dan perempuan yang sudah paruh baya. Aku yakin mereka orang tuanya Suga, karena ahjumma di sana begitu mirip dengan eomma Suga waktu itu.
"Annyeonghaseyo. Akhirnya, kami benar-benar mengharapkan kamu datang dan makan malam bersama kami." Ujar eomma Suga yang sontak membuat ku terkejut.
What?! Makan malam? Jadi aku dirusuh makan malam dengan kekuarga Min begitu? Tapi tak apalah, sekali-sekali ingin merasakan kedua orang tua.
Aku tersenyum kikuk dan beralih duduk di hadapan eomma Suga. Sosok yang disamping eomma Suga selalu menatapku serius. Bahkan dirinya juga kadang mengerutkan keningnya sambil menatap ku.
"Ini Appa Suga." Ujar eomma Suga.
"Annyeonghaseyo." Ujar ku sambil membungkukkan badan ku.
**
"Terimakasih." Ujar ku tetapi dengan mata ku yang berkeliaran menjauhi mata Suga.