Yoona POV
Saat aku membuka mata ku. Semuanya tampak asing, dan berbau obat. Aku yakin aku sekarang sedang berada di rumah sakit. Mengingat kemarin aku ditampar oleh lelaki Berengsek itu. Aku melihat sekeliling ruangan ini. Dan mata ku berakhir kepada Suga yang tertidur di pinggir kasur. Dengan tangannya digunakan sebagai bantalan.
Mata ku menelisik Setiap inci dari bentuk lekuk wajah Suga. Sungguh tampan, tapi kalo lagi marah dia sungguh menakutkan.
Saat aku masih menelisik wajahnya. Kulihat mata Suga akan membuka, secara otomatis aku menutup mataku. Takut Suga mengetahui aku menelisik wajahnya. Itu sungguh memalukan.
"Kau belum bangun juga?!" Ujar Suga.
Ku membuka mata ku sedikit untuk melihat reaksinya. Dia mengacak-acak rambutnya. Sungguh, aku tak tahan ingin tersenyum. Aku sudah bangun Suga.
"Dasar perempuan bodoh!! Harusnya kau tak ikut campur kemarin. Aishhh..." Ujarnya lagi.
"Arrghh... Sialan Tae Hwan." Umpatnya sambil memukul ranjang.
Aku tak tega membiarkannya seperti itu pada akhirnya aku membuka mata ku. "Suga."
Suga spontan langsung melihat ke arah ku. "Ada apa? Bagaimana keadaan mu?"
Demi apa aku ingin sekali tersenyum melihatnya seperti ini. Tapi tahan Yoona, nanti Suga memandang mu aneh.
Tak sengaja mata ku melihat jam di dinding ruangan. Pukul 08.46 pagi. Aku melebar kan mata ku.
"Suga, kita tidak sekolah?" Ujar ku.
"Tenanglah, tadi aku sudah menelpon Taehyung Untuk menyampaikan Bahwa kau sedang sakit dan aku sedang menjaga mu." Ujar Suga santai.
Aku hanya mengangguk untuk memberikan jawabannya.
Krucuk...
Suga menoleh pada ku. Mata ku membulat terkejut. Ku yakin pipi ku memerah. Aku lapar, tapi aku malu untuk meminta. Apakah aku beli saja sendiri?
"Tunggu disini, aku akan kembali." Ujar Suga seraya melangkah ke ambang pintu.
"Kau mau kemana?" Ujar ku tapi tak digubris olehnya.
Aku masih menunggu Suga. Ini sungguh terlalu lama, Suga tadi berangkat sekitar 15 menit yang lalu dan sampai sekarang belum ada tanda tanda kedatangannya.
Ceklek.
Suara pintu terbuka dan menampilkan Suga dengan sebuah makanan di tangannya. Suga melangkah ke samping ranjang ku dan duduk di sana.
Aku masih setia menatap Suga. Apa yang akan dilakukannya?
"Aku bantu kau bangun." Ujar Suga seraya meraih pundak ku.
Dan pada akhirnya aku duduk di atas ranjang. Suga membuka makanan itu dan menampilkan bubur yang begitu lezat.
"Kau mau makan sendiri atau aku suapin?" Tanya nya.
Pertanyaan macam apa itu? Aku tersipu malu, tidak sangka Suga yang terkenal dingin sekarang begitu hangat.
"Aku makan sendiri saja." Ujar ku dan meraih bubur itu dari Suga.
"Ini minumnya." Sambil menunjuk satu gelas di atas meja dekat kasur ku.
Aku hanya mengangguk.
"Suga kau tidak makan?" Ujar ku, karena dia hanya membeli satu.
"Tidak, aku tidak lapar." Ujarnya sambil menyandarkan punggungnya pada kursi dan tangan yang dilipat. Tak lupa juga matanya yang menutup.
"Suga nanti aku ganti ya uang mu." Ujar ku.