"Kenapa kalian tidak hadir dalam rapat kemarin?"Siang itu, di ruangan 7 Elite Sekolah, Revan menindaklanjuti Aluna dan Fathur yang mangkir dari tanggung jawab kemarin. Sudah jelas ia tidak bisa mentoleransi kesalahan kecil yang dilakukan keduanya.
Aluna pura-pura tidak tahu, begitupun Fathur. Masa iya mereka akan mengatakan bahwa melaksanakan misi serius yang tidak dimengerti Revan?
"Ayo lah," sungut Rin menerobos masuk ruangan luas tersebut, "mereka bahkan nggak bakalan jawab pertanyaan lo," ujarnya.
Setelah pemberlakuan pengusiran sementara terhadap seluruh penghuni ruangan khusus 7 Elite Sekolah oleh Revan sebelumnya, Rin, Vina dan Deren diusir paksa oleh pemilik kursi nomor satu itu untuk diam diluar.
"Iya, percuma Van," sambung Vina mendudukan dirinya di sofa. Pegal juga dirinya berdiri satu jam diluar sana seperti murid yang sedang mendapatkan hukuman. Vina juga tidak sengaja meninggalkan ponselnya di ruangan itu. Membuatnya hampir mati karena bosan.
Revan menghela nafas berat mendapati seluruh anggota 7 Elite Sekolah berdatangan, tak terkecuali Gema yang memasang wajah penasaran akan situasi apa yang tengah di lalui oleh ketiganya yang pehun dengan helaan nafas.
"Ya, akhir-akhir ini adik-adikku sangat tidak patuh."
Revan yang dalam mode serius, akhirnya mengeluh kembali. Menandakan dirinya kembali seperti biasa.
"Jadi kalian yang semanis madu ini pengen nemenin gue main, nggak?"
Serentak Aluna dan Fathur memalingkan wajahnya berlawanan arah ketika Rin merangkul mereka.
"Udahlah Rin, kebiasaan emang." Deren melepaskan rangkulan perempuan itu dari mereka.
"Lagipula, kalian tidak mengirimkan nama untuk rapat terbuka besok. Tidak begitu menimbulkan masalah bagi kami," jelas Revan.
"Seperti biasa, rapat terbuka akan kami yang memimpin, jadi mungkin kalian hanya akan ada di barisan kelas kalian masing-masing," terang Gema memasuki ruangan sambil membawa pesanan tiga orang yang tengah kelaparan tersebut.
Dalam peraturan 7 Elite Sekolah, hanya anggota yang berada ditingkat atas yang berhak memimpin rapat terbuka.
Aluna dan Fathur tentu saja senang. Hanya saja, tidak menampakkannya pada mereka.
"Jadi kalian bebas tugas dari 7 Elite Sekolah," sambung Gema menghampiri sepasang manusia itu.
Aluna dan Fathur pamit meninggalkan ruangan tersebut.
"Tidak ikut dalam memimpin rapat, tidak mengirimkan nama yang perlu ditindak lanjuti. Benar-benar ingin mencari waktu bersantai," ucap Deren menyandarkan tubuhnya di sofa tersebut ketika Rin dan Vina berebut mengambil bubur ayam hasil pesanan Deren.
"Huft, gue iri. Gue juga mau kayak gitu," balas Revan.
Ada kalanya laki-laki itu cemburu dengan kehidupan orang lain yang begitu sederhana. Demi suatu tujuan yang hampir berada di depan mata, ia harus berjuang keras untjk tidak punya hidup sederhana sepertj yang ia harapkan.
"Hah?! Kok mendadak ada peraturan kita diliburkan seminggu sih?"Alice adalah orang pertama yang protes karena ia baru saja tengah bersiap-siap membuat projek animasi bersama teamnya.
Setelah selesai makan malam, penghuni asrama memilih untuk bersantai di ruang tamu dengan keadaan TV menyala, tapi fokus semuanya pada dua anggota 7 Elite Sekolah yang tengah memberikan pengumuman penting.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elite of Highschool ✔
Teen FictionAlice, siswa SMA kelas 10 di sebuah sekolah elit di negeri yang ia tinggali. Saking elitnya, bahkan peraturan yang ada disana sedikit konyol dengan adanya 7 Elite Sekolah yang memonopoli peraturan yang ada. Di sisi lain, ada Azka, seorang laki - la...