48. Finally Beginning

21 3 0
                                    

Ikhlas nggak sih berpisah sama mereka? 

Ayo jawab?

Karena satu chapter ini udh ending lho 

Aku sih sedih ya hihihi, tapi memang harus diakhiri hahaha!












Setelah insiden berdarah sebulan yang lalu, Yayasan Angkasa Jaya kembali berbenah.

Rapat terbuka kali ini diadakan di aula biru yang telah selesai dibangun kembali.

Alice sampai tercegang dengan kecanggihan teknologi yang digunakan sekolahnya untuk membangun sebuah aula yang sama, dengan desain yang sama, dan tak ada yang berubah sedikitpun. Bahkan kecepatan waktunya sangat tidak masuk akal.

Seingat Alice untuk membangun gedung seperti itu membutuhkan waktu dan tahap pengerjaan yang lama. Tapi yang ia lihat sekarang sungguh berbeda, dimana hanya dalam waktu empat minggu kurang lebih, Aula biru dengan desain bentuk bunga krisan yang menguncup yang telah di upgrade sudah berdiri kokoh di tempat yang sama terkena ledakan besar.

Alice ingin tahu kenapa bisa ada bom besar dipasang dibawah sana untuk waktu yang lama. Bukankah itu berbahaya?

Kerusakan yang parah lainnya terjadi pada gedung pembelajaran SMA. Ya, target mereka hanya pada anak SMA yang berada di sekolah saja. Sedangkan siswa tingkat bawah lainnya, tidak menjadi korban karena kebijakan sekolah yang menerapkan sekolah berasrama hanya bagi pada siswa SMA Angkasa Jaya.

Revan beserta anggota 7 Elite Sekolah lainnya mulai mempertanggung jawabkan segala tindakan mereka di sekolah melalui rapat terbuka dengan 4 Dewan Elite.

Meski telah mendapatkan permohonan maaf dari Arkan sebagai penanggung jawab sekolah, Revan merasa mereka harus menjalankan segala protokol kebijakan sekolah agar tidak adanya simpang siur berita di antara siswa Yayasan Angkasa Jaya. 

Aula itu bahkan lebih sesak dibandingkan terakhir kali 7 Elite Sekolah melakukan rapat terbuka beberapa bulan belakangan. 

Alice menatap dua kursi kosong yang seharusnya diisi oleh Aluna dan Fathur. Mereka masih berada dalam pengawasan petugas medis.

Fathur dan Azka sama-sama mengalami luka berat, untung saja mereka dapat bertahan. Aluna memperparah cidera patah tulangnya, ia harus menjalani rehabiitasi untuk berjalan karena sempat divonis lumpuh. Begitulah berita yang ia dengar tentang keadaan ketiganya. 

Kondisi di asrama kuning pun tak kalah meriah. Evelyn, setelah mendapatkan perawatan kembali menjadi perempuan yang aktif seperti biasa. Ia bahkan lebih sering melayangkan tinjunya pada Adrian, jika laki-laki itu membuatnya kesal. David dan Rindu juga senantiasa menjadi pemandu sorak atau tukang kompor bagi pertengkaran mereka. Kadang, Alice sendiri bingung kenapa mereka beralih profesi. Anna juga sudah menjalankan operasi kecilnya.

Jangan lupakan Elvano, orang yang menjadi sekutu mereka tidak mendapatkan hukuman karena atas segala pertimbangan dan tentunya, adanya campur tangan Arkan. Privallage memang tak mengkhianati, pikir Alice.

"Aneh, gue nggak dapat hukuman." 

Alice yang ikut mengantarkan kepergian Elvano yang penasaran akan bagaimana keseharian sekolah ini, hanya bisa tersenyum tipis. Setelah kejadian berdarah itu, keduanya jadi dekat karena Elvano sering bertemu Anna, pun dirinya yang sering bersama Anna. Secara tak lansung Anna menjadi jembatan penghubung Mereka. 

Alice cukup terkejut ketika diberitahu bahwa kakak laki-laki Anna adalah seorang angkatan militer dan teman dekat Elvano.

"Lo harus bersyukur Kak." Berbicara dengan Elvano membuat Alice merasakan kehadiran seorang kakak.

Elite of Highschool ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang