16. Obrolan Dini Hari

6 2 0
                                    

Penghuni asrama kuning terdiam di meja makan ketika mereka sudah hendak untuk istirahat mengingat waktu telah menunjukkan pukul 11 malam. Akan tetapi, dikejutkan dengan kedatangan tamu tak diundang.

"Horor banget." Adrian sesekali mengelus tangannya.

"Jadi mobil siapa yang lo bawa tadi, Bang?" tanya David penasaran.

David yang pulang larut malam dikarenakan banyak hal yang harus ia kerjakan di kelompok binaan, ketika sampai di depan pintu asrama, ia dikejutkan dengan kedatangan sebuah mobil putih memasuki pekarangan asrama kuning. Mobil itu tampak begitu asing baginya, tapi tidak dengan dua makhluk hidup didalamnya, membuatnya tercengang.

"Kenapa? Mau minjem lo?"

Semua tersentak kaget. Mereka tidak merasakan aura kemarahan dari Fathur, tapi menggunakan bahasa 'Lo-Gue' secara mendadak itu cukup membuat jantung mereka berolahraga di malam hari. 

Alice hanya diam memandangi perempuan yang duduk dihadapannya. Perempuan yang setia menundukkan wajahnya lebih menari perhatiannya.

Perempuan yang biasanya menyerbakkan aura dingin, tegas, kalem dan tak lemah saat ini adalah bahan pergunjingan mereka. Aluna yang saat ini dilihat Alice, bukan seperti Aluna yang ia kenal.

"Kemana ratu jahannam tadi?" pikir Alice, jiwa detektifnya ikut bangkit.

"Gue kan ada urusan, makanya nggak pulang bahkan jam makan malam kelewat juga," terang Fathur ingin diperhatikan yang lain.

"Urusan pa'an?" Evelyn nyolot. Tidak biasanya laki-laki itu memiliki urusan sampai pulang dimalam hari, ditambah membawa pulang seorang perempuan.

Sebagai seorang anak yang berbakti, tentu ia harus tamu kemana si tetua asrama ini.

Fathur tak menjawab. Mereka tidak akan paham meskipun ia coba jelaskan. 

"Aluna akan tinggal disini. Sampai ia lulus, sama seperti kalian."

Pernyataan itu membuat seisi asrama gonjang - ganjing. 

Tinggal bersama orang yang pernah hampir mengusik ketenangan mereka dengan cara ancaman pengeluar dari sekolah, sekarang tinggal satu atap bersama, seumur - umur, Evelyn, Rindu, Anna, David dan Adrian tak pernah mengharapkan demikian. 

Fathur hanya bisa menghela nafas pelan. Jika bukan karena perintah Athena, mungkin Aluna masih akan tetap jadi penghuni di asrama lama. Ia tak tahu tujuan perempuan tua itu hingga menjerat Aluna untuk hidup bersama orang yang membencinya.

Fathur mengeluarkan amplop putih yang berisi surat perizinan yang ia berikan pada Lina. Si penjaga asrama yang duduk disampingnya, membaca dengan teliti.

"Yang bener, Bang?" tanya Adrian.

"Serius?" tanya Evelyn memastikan.

Fathur hanya mengangguk sebagai jawaban. 

David dan Rindu meringis mengetahui kebenaran yang menyakitkan itu. Bisakah mereka bertahan seperti rombongan sirkus hutan selama ada Aluna? Apa tidak akan garing nanti tanpa pertunjukan kejar - kejaran musang dan monyet yang diperankan oleh Evelyn dan Adrian? 

"Nggak bisa nge barongsai gue deh," keluh Adrian. 

Fathur yang terlihat berbeda dari biasanya, membuat Alice merasa curiga. Meski demikian ia pusing jika mengkaji satu per satu sifat mereka. 

Haruskah ia menerima keberadaan Aluna disini? Kenapa hidupnya jadi seringkali dikelilingi oleh perempuan ini? 

Karena tak menemukan jawaban, ia menidurkan kepalanya diatas meja makan, menggoyangkan kaki kesal. 

Elite of Highschool ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang