47. Akhir Yang Damai

4 2 0
                                    

30 menit sebelumnya...

Dengan putus asa, Alice dan Anna bermaksud untuk bergabung kembali dengan teman - teman yang lain, meninggalkan lokasi gedung olahraga yang sudah beralih fungsi sebagai tempat pembuangan mayat

Belum terlalu jauh dari tempat tersebut, seseorang muncul dengan pakaian penuh darah. Perempuan itu hanya bisa memandangi Alice dan Anna tanpa tahu maksud akan mata hazel itu.

"Kak Luna?" Alice segera menghampiri perempuan yang jelas itu adalah Aluna yang tengah mereka cari. 

"Kak, lo nggak papa?" 

Aluna hanya diam. Ia tak bisa berbohong bahwa dirinya bukanlah Aluna yang dikenal gadis manis yang sedang mencemaskannya. 

Jelas sekali, Azlice tampak begitu mengkhawatirkan Athena yang pasti telah ia amankan di suatu tempat. Demi menuruti keinginan Athena, Aluna harus kembali menggantikan kakaknya. Tak lupa, ia juga bertukar pakaian dengan Athena agar tak ada orang lain yang curiga. 


"Dengan Lun, akan ada dua perempuan yang akan kesini, oleh sebab itu, gantikan aku atau lebih mudahnya ku kembalikan lagi nama yang ku pinjam darimu," ujar Athena.

Aluna mengernyitkan dahinya, tak paham kenapa Athena mampu berpikir demikian. Hanya sebuah perkiraan saja," balas Athena yang menangkap rasa kebingungan Aluna. 

"Aku nggak nggak bisa, Kak. Aku bukan Kak Athena yang bisa melakukan hal - hal di luar nalar orang dewasa," minder Aluna.

Athena menatap penuh arti Aluna. Tak seharusnya perempuan itu berkecil hati, yang ada Athena lah yang tidak bisa menjadi seperti Aluna. 

Saat ini hanya Aluna yang bisa menyelamatkan yang lain. Aluna pasti juga tidak ingin Fathur yang gagal ia lindungi, pergi tanpa kata perpisahan pada perempuan itu. Athena tak bisa menggerekkan kedua kakinya hanya untuk berjalan menempuh tempat yang begitu jauh. Mustahil jika ia melakukannya, yang pasti ia akan memperparah lukanya. 

"Kamu bisa Lun."

"Aku nggak bisa," tolak Aluna dengan wajah pias, mencoba meyakinkan Athena. 

"Kamu bisa jadi Aku, oleh sebab itu kamu bisa melakukannya juga," tegas Aluna. 

"Nggak Kak-"

"Kamu nggak mau tahu bagaimana Azka dan Fathur?" tanya Athena memelas. 

Ia sedikit mempermainkan hati Aluna hanya untuk membuat perempuan yang bersusah payah mencoba menerobos tempat terjadinya pertempuran nyawa, menyakinkan diri bahwa ia bisa. 

Dan benar, Aluna diam tak berkutip. 

"Atau, kamu mau Raffa semakin menjadi jahat?"

Aluna tidak tahan, ia hanya bisa meremas keras ujung kaos putih yang ia kenakan. 

"Lakukanlah jika kamu mau aku kembali pulang ke rumah itu, Aluna."

Deg!

Aluna bimbang, tidak mungkin ia bisa membantu yang lain. Nyalinya tidak sebesar mereka, tapi tawaran terakhir yang ia harapkan akan terwujud suatu saat nanti, mampu membuat keteguhan hati Aluna goyah. 

Ia sangat ingin Aluna pulang, tapi tak ada cara yang bisa membawa perempuan yang sering berkeliaran ke segala penjuru dunia, mau ikut pulang hanya dengan menyeretnya saja. 

Ia tahu Athena sedikit licik, tapi Aluna juga ingin percaya bahwa Athena akan kembali sesuai janji yang perempuan itu tawarkan. 

 "Aluna?"

Elite of Highschool ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang