26. Tempat di Hati

4 2 0
                                    


"Jadi, nenek mau masak apa hari ini?" tanya David. 

"Nenek akan ke pasar, kalian mau ikut?" 

Anna dan David yang selalu mengekori Tuti kemanapun, menganguk semangat. Kapan lagi melihat pasar tradisional, setelah terlalu sering terjebak dalam sebuah sekolah elit. 

Suara ayam telah berkokok, subuh yang menjelang hampir usai, namun rumah dengan penghuni beraneka raam tak terdengar berceloteh sedikitpun. 

Alice dan yang lain masih betah untuk bersenang-senang di dunia mimpi.

Mendapat tugas lain dari Tuti untuk membangunkan yang lain, David segera beranjak menuju ruang tamu dimana banyak para kalong bertebaran. 

"Mereka semua benar-benar gila tidur."

David tidak menyangka, belum ada dari mereka yang bangun. Nanti jika tidak dibangunkan juga akan melayangkan protes padanya. 

Anna tertawa pelan. Banyak kejadian dalam sehari kemarin yang mereka alami, mulai dari menolong bapak-bapak yang terluka, menangkap penjarah desa, lalu untuk tidur pun sempat terjadi peperangan.

Disudut sebelah kanan dari pintu masuk, nampak Aluna, Fathur, Azka dan Alice tengah tertidur pulas dengan selimut tebal yang mereka gunakan masing - masing, nampak tak terusik sekalipun ada kebisingan yang menghadang mereka.

David kembali mengingat kejadian dimana dirinya juga terusik meskipun hanya untuk mencoba tidur. Merekalah biang masalahnya, sembari menoleh ke sudut kiri menemukan Evelyn, Rindu dan Adrian.





______

"Lo semua tidur jangan rusuh, ya?" ingat Alice pada Evelyn dan Rindu yang ada disebelah kirinya. Aluna yang berada di sebelah kanannya sudah mencapai alam mimpi duluan.

Sebenarnya ia ingin tidur dikamarnya, akan tetapi tempat itu mendadak sudah jadi gudang akibat barang bawaan yang lain.

Sisi sebelah kiri dekat pintu menuju dapur, digunakan oleh kaum laki - laki. Sedangkan yang perempuan, memilih tidur di sisi ruangan paling kanan dekat dengan pintu masuk ke rumah.

Terdapat David, Adrian, Azka dan Fathur yang tidur dengan memberikan jarak satu sama lain, tidak seperti yang para perempuan. Maklum, mereka bilang kedinginan jadi tidurnya mepet-mepet.

"Selamat malam."

Kata tersebut mengantarkan mereka ke alam mimpi mimpi masing - masing. Akan tetapi, terdengar suara grasak-grusuk dari sudut ruangan tempat para perempuan tidur.

Aluna yang merasa tidurnya terganggu, bangun dan melihat betapa rusuhnya Evelyn, Rindu dan Alice tidur.

Evelyn tidur dengan meletakkan kakinya diatas Rindu, seakan Rindu adalah bantal guling. Rindu juga melakukan hal tersebut pada Alice.

Mereka semakin memojokkan dirinya ke dinding, untung saja ia tidak penyek.

Anna tidur dengan damai dan diam di tempat paling pojok.

Melihat kejadian demikian, Aluna inisiatif bangkit walaupun sudah enak dengan posisi tidurnya. Ia ingin berpindah tidur disebelah Anna tapi tidak beralas. Ia membawa selimutnya mengarahkan pada tempat kosong disudut dinding paling pojok dekat pintu masuk.

"Aluna?" Fathur mengerutkan keningnya dikala mendapatkan Aluna berpindah posisi tidur di sebelah dirinya. 

Dengan dengus pelan, Aluna menunjuk ke arah sumber masalah ia ingin pindah. 

Laki-laki itu meringis, menemukan tiga perempuan tidur seperti saling bertengkar. Ada yang kakinya diatas tubuh siapa, ada yang tangan yang tak terkendali entah dimana mereka letakkan. 

Elite of Highschool ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang