"Punya gue udah selesai," ungkap Gema menyerahkannya hasil seleksi siswa yang menurutnya layak dibawa pada rapat terbuka minggu besok.Lagi dan lagi, lima anggota 7 Elite sekolah kembali terperangkap dalam ruangan luas nan bersih itu.
Rin dan Vina yang mendengarkan ucapan Gema hanya bisa memasang wajah memelas, berharap punya mereka juga selesai.
"Bantuin gue dong," pinta Deren. Pekerjaannya saja belum selesai. Mungkin, karena keseringan mengopernya pada Fathur dan Aluna, membuatnya tidak ahli dalam hal administrasi demikian.
"Sorry, tanggung jawab lo."
"Pelit lo," cebiknya.
"Nggak ada lagi 'kan?" Gema kembali bertanya pada laki-laki yang tengah fokus dengan lembaran kertas lainnya.
Revan menyembulkan kepalanya dari tumpukan kertas yang memenuhi seisi meja kebesaran tempat yang ia gunakan untuk tidur atau belajar, lantas laki - laki itu menggeleng untuk jawaban yang diinginkan oleh Gema.
Gema akhirnya bisa beristirahat dengan tenang, langkah kakinya tertuju pada pintu masuk yang juga berfungsi sebagai pintu keluar. Lagipula, ia ke sekolah hanya untuk menyerahkan hasil pekerjaannya dan tak bermaksud berlama - lama disana.
Keluar dari gedung dimana 7 Elite Sekolah berada, ia tak sengaja berselisih jalan dengan seseorang.
Orang asing yang bahkan belum pernah Gema lihat ada di sekolah ini karena ia sangat hafal siapa saja penghuni sekolah yang sering bolak - balik masuk sekolah yang luas ini. Bahkan, untuk kehadiran orang itu di kawasan tempat 7 Elite Sekolah berteduh pun adalah hal yang aneh.
Ayunan kakinya terhenti tepat sebelum menuruni banyaknya anak tangga yang menghadangnya.
Tangan yang tadinya terfokus memutar ponsel beralih ia kantongi di kedua sisi kantong celana yang ia kenakan.
"Muncul juga," ucap tersenyum sinis.
Gema yakin orang itu adalah orang yang mengendalikan Revan dan kawan-kawan. Ia tidak ingin ikut campur lagi karena tekadnya telah bulat untuk tidak peduli.
Deren tidak suka dengan keberadaan orang itu. Walaupun, mereka sekutu sekalipun.
Setelah Gema pergi, laki - laki itu muncul. Mungkin saja ia mengawasi gerak - gerik mereka hingga tahu kapan anggota yang tidak berkepentingan untuk pergi dan tidak mengusik.
Deren yakin itu. Ditambah Gema yang sudah teguh pada pendiriannya adalah hal yang mustahil jika laki - laki itu datang memberikan kejutan dengan memunculkan wajahnya di ruangan ini.
Matanya yang tadinya teralih pada daun pintu, mulai mengikuti gerak gerik si laki - laki yang datang dengan pakaian serba hitam. Pakaian tersebut bahkan sangat mencolok ketika berada di sekolah yang sunyi dan lengang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elite of Highschool ✔
Novela JuvenilAlice, siswa SMA kelas 10 di sebuah sekolah elit di negeri yang ia tinggali. Saking elitnya, bahkan peraturan yang ada disana sedikit konyol dengan adanya 7 Elite Sekolah yang memonopoli peraturan yang ada. Di sisi lain, ada Azka, seorang laki - la...