Krek!
Alice mengaduh kesakitan ketika melakukan starching. Ia merasakan setiap sendinya bergeser dari tempatnya.
Dilihatnya jam yang baru menunjukkan pukul 04.30. Entah apa yang melanda dirinya hingga bisa bangun sepagi ini.
Hari ini, semuanya kembali pada rutinitas biasa. Rutinitaas melelahkan sebagai seorang siswa SMA Angkasa Jaya.
Kamar asrama yang ia tinggalkan seminggu kemarin tak ada yang berubah sedikitpun, selain barang bawaan Alice kemarin yang tidak segera ia tata rapi. Ia cukup merasa kesepian karena biasanya di rumah neneknya akan ada keributan yang tercipta hanya dalam membangunkan seseorang.
"Kok tiba-tiba gue melow banget sih?" batinnya.
Ia meninggalkan kamarnya menuju lantai satu. Selama menuju lantai satu, terdengar suara keributan yang dihasilkan di dapur, ternyata seluruh penghuni asrama sudah bangun dan malakukan aktivitas disana.
Ia berpikir sebuah pencapaian besar untuk mereka bangun sepagi ini. Biasanya, Evelyn dan kawan - kawan akan bangun jam 6 dan akan berebut memakai kamar mandi.
"Kelamaan di tempat dingin gini nih. Sampai di tempat yang kelembapan udaranya rendah, dilanda susah tidur, bangun cepet banget," omel Evelyn sembari memakan seporsi nasi goreng yang baru di masak David.
Ia sendiri tidak tahu setan apa yang merasuki hingga bisa bangun sebelum azdan subuh berkumandang.
Dan, entah setan apa yang merasuki David yang menawarkan diri memasak untuk mereka. Biasanya, laki-laki itu selalu jadi orang pertama yang melambaikan tangan tanda menyerah, meladeni para peternak cacing di perut tersebut.
Setelah sampai di asrama kemarin malam, semua orang memilih tidur tanpa makan malam, sekalipun dilanda lapar berat. Berakhir mereka makan di jam seperti ini. Dikira sahur mungkin.
"Oh ya, hari ini rapatnya kan?" tanya Rindu menuangkan air putih dalam gelasnya.
Tepat di hari ini, yaitu hari Senin, rapat terbuka akan diadakan. Rindu dan yang lainnya sedikit was - was akan acara yang menjadi momok menakutkan bagi siswa baru selain penyambutan kemarin.
"Baru setengah lima, kalian semua udah bangun," ujar Alice memilih duduk di samping Evelyn.
"Kayaknya dapet hawa-hawa baik gimana gitu, dapet pencerahan seminggu di rumah nenek lo," jelas Adrian mencomot roti tawar dengan selai coklat yang masuk ke potongan roti ketiga yang habis ia kunyah.
Mereka akui di rumah Alice, mereka beraktifitas seperti orang normal. Yang biasanya malas bangun pagi, akhirnya bangun pagi. Yang biasanya kerjaannya banyak di sekolah, akhirnya mereka habiskan waktu bersama seminggu penuh.
"Tentu dong." Alice sombong, mendapatkan tatapan sinis dari tiga orang yang ada di meja makan.
"Yang lain?"
"Anna mandi tuh."
Anna mengeluh padanya karena tubunya terasa sakit, Rindu pun menyarankan untuk mandi pada perempuan itu. Mandi di pagi hari seperti ini sehat untuk peredaran darah.
"Azka numpang nginep lagi di sini," lanjut Rindu. Sepertinya mulai sekarang ia harus menganggap Azka sebagai anggota asrama, karena keseringan numpang tidur disini atau lebih baik, ia harus menyarankn Azka pindah asrama saja ke asrama kuning ini.
"Dua induk ayam jangan ditanya, masih molor," timpal David membawa semangkok besar nasi goreng yang akan disantap bersama.
Semua mata membulat sempurna. Tidak biasanya Fathur yang hobi bangun pagi itu masih tidur sampai sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elite of Highschool ✔
Novela JuvenilAlice, siswa SMA kelas 10 di sebuah sekolah elit di negeri yang ia tinggali. Saking elitnya, bahkan peraturan yang ada disana sedikit konyol dengan adanya 7 Elite Sekolah yang memonopoli peraturan yang ada. Di sisi lain, ada Azka, seorang laki - la...