08

1.2K 218 3
                                    

Junkyu menghempaskan tubuhnya ke kasur. Pikirannya melayang ke Minju, ternyata Junkyu masih beruntung, meski bunda dan ayahnya berpisah tapi mereka masih saling bertukar kabar dan mereka juga masih sering menghabiskan waktu bersama Junkyu. Tidak seperti Minju, di masa yang seharusnya penuh dengan kenangan bahagia, Minju malah harus melewatinya sendirian. Seketika Junkyu ingat kata-kata Minju yang sangat menusuk hatinya.

Junkyu bangkit dan menuju kamar bunda. Junkyu tahu jika bunda belum tidur meski malam sudah larut. Setelah mengucap izin dan diberi izin Junkyu masuk.

"Bunda" Panggil lirih Junkyu. Bunda tahu jika sudah seperti ini Junkyu ingin bercerita

"Kenapa? Mau cerita, sini!" Junkyu menghampiri bunda yang duduk di balkon kamarnya

"Bunda, Junkyu mau tanya" Ada jeda sedikit untuk memantapkan hatinya, "Bunda, bakal ngasih izin Junkyu buat deketin cewek yang Junkyu bilang 'masa depan Junkyu' kan?" Bunda mengangguk

"Tapi bunda, kenapa ya di saat Junkyu mau yakin ada aja halangannya!"

"Maksud kamu?"



[Beberapa jam yang lalu, di alun-alun!]

Minju masih setia dalam pelukan Junkyu begitu pula dengan Junkyu. Aroma mint Junkyu membuat Minju tenang dan aroma vanili Minju membuat Junkyu candu. Tak lama Minju melepas pelukannya. Terdiam di pelukan Junkyu membuat Minju berpikir tentang sesuatu. Gadis Kim itu menghapus jejak air matanya kemudian menatap Junkyu kali ini, tatapan Minju ketara sedih namun wajahnya menampilkan senyum.

"Kak Junkyu,"

"Apa?"

"Dengan cerita aku yang kaya gitu kakak masih mau deketin aku. Bukannya kakak bisa menyimpulkan kalau aku bukan dari keluarga baik-baik? Aku gak sepolos yang kakak pikirin, aku gak se-gak peka itu, kak. Aku sadar kalau kak Junkyu punya niat serius sama aku. Aku sadar itu cuma aku pura-pura gak peka aja. Aku bukan cewek baik buat kakak. Berhenti buat ngejar aku, kak Junkyu berhak mendapat yang lebih baik dari aku"

Deg!

Rasanya sesuatu yang tajam telah tertancap di hati Junkyu. Percayalah ini adalah kali pertama Junkyu merasa sesak di hatinya. Kenapa disaat Junkyu ingin serius ada aja halangannya apa Junkyu tidak boleh serius? Junkyu tidak boleh tobat gitu?

Bukankah ini sudah seperti ditolak sebelum menembak. Seperti kata Wonjin.

"Aku yakin orang tua kakak gak bakal mau menerima aku. Jadi aku mohon kak Junkyu gak usah deketin aku lagi. Ini bukan berarti kita ngejauh tapi, Kita berteman biasa aja kakak masih bisa nemuin aku semau kakak" Minju tersenyum

Apa yang Minju katakan adalah sebuah kebohongan. Minju tidak berharap Junkyu benar-benar berhenti mengejarnya, namun jika tidak di bicarakan Minju takut. Minju takut jika nantinya mereka akan semakin jatuh dan sulit untuk melupakan. Sebelum semuanya terlambat, Minju ingin Junkyu menjauh. Jika bisa, sejauh-jauhnya.

"Kak Junkyu paham kan maksud aku?"

Junkyu terdiam dengan pandangan menatap Minju kosong. Bahkan Junkyu belum melakukan apa pun dan Minju sudah menolaknya. Ini bukan seperti apa yang Junkyu bayangkan. Bahkan setelah Minju bercerita yang sebenarnya, Junkyu merasa lega dan berjanji pada dirinya sendiri untuk membuat Minju menjadi perempuan paling bahagia di duni ini. Namun, apa katanya tadi? Berhenti? Tidak, itu bukan seorang Junkyu.

"Minju, Lo udah nunjukkin diri lo yang sebenarnya ke gue!" Minju mengernyitkan keningnya

"Dan gue harap lo gak nunjukin diri lo yang sebenarnya ke siapa pun selain gue, dengan lo ngomong gini lo bikin gue tambah ingin mendekap lo. Lo gak buat gue goyah tapi buat gue tambah kuat deketin lo. Satu lagi, Junkyu gak gampang nyerah apalagi sebelum pertunjukkan besarnya" Junkyu lihat Minju gak ngerti sama omongannya

[✓] MY BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang