"Suyun itu mantannya kak Junkyu!"
Entah mengapa Minju gelisah setelah mendengar fakta itu. Ada perasaan takut di hatinya. Tapi kenapa? Bahkan sejak tadi Minju tidak fokus dengan materi yang disampaikan oleh guru di depan karena terus memikirkan alasan mengapa dia takut. Beberapa kali juga guru juga menegurnya hingga membuat Yuri dan Ryujin khawatir.
Ryujin menghela nafas, "Minju, mikirin apa? Dari tadi kok gak fokus, Lo gak biasanya kaya gini lho" Minju menoleh ke belakang ke tempat duduk Ryujin
Gadis Kim itu menggeleng lemah. Sudah istirahat tapi ketiga gadis itu enggan beranjak dari tempat duduknya. Yuri dan Ryujin ingin ke kantin, tapi Minju tidak mau, sehingga Yuri dan Ryujin memilih menemani Minju di kelas.
Yuri teringat sesuatu. Tentang orang yang tadi mengantar Minju. Yuri harus tanyakan itu, dan juga bisa jadi bahan obrolan daripada mereka terus diam, "Minju, katanya mau cerita siapa yang nganter lo sekolah tadi"
Minju mengangguk lemah, lalu membenarkan posisinya yang semula menghadap papan tulis kini menghadap samping, "Jadi, aku tadi diantar kakakku namanya Kim Doyoung kalau kalian tahu dia pelatih basket sekolah ini. Sebenarnya, aku dari kelas 10 pergi dari rumah karena ada masalah sama mama. Mama sama papa cerai dan hak asuh ada di mama jadi aku tinggal sama mama sama papa baruku. Tapi aku gak tahan sama sikap mama yang pilih kasih jadi aku mutusin buat kabur dari rumah. Aku gak berani kerumah papa karena aku udah buat mereka sakit hati. Tapi sekarang aku udah tinggal sama mereka"
Yuri dan Ryujin saling pandang. Mereka emang gak pernah maksa Minju buat cerita, mereka lebih milih nunggu Minju cerita sendiri. Seperti ini. Tapi mereka tidak tahu jika Minju menyimpan cerita menyedihkan seperti itu.
"Syukur deh, lo udah tinggal sama papa sama kakak lo lagi. Dan Makasih ya udah mau cerita. Lain kali kalau ada apa-apa lo juga bisa cerita ke kita" Ryujin mengelus lengan Minju
Minju tersenyum, "Iya makasih, Ryujin, Yuri!"
"Nah, haus gak habis cerita? Kantin yuk" Celetuk Yuri dengan ceria
Minju melihat kedua temannya sudah seperti orang tidak pernah makan, Minju jadi gak tega. Akhirnya Minju menyetujuinya. Mereka bertiga jalan dengan sesekali melontarkan candaan meski candaan itu terdengar garing tapi tetap aja mereka ketawa. Receh emang. Sampai kantin, Yuri langsung memesan makanan sedangkan Minju dan Ryujin mencari tempat duduk.
Minju menghela nafas saat melihat pemandangan yang membuat hatinya sesak. Tiba-tiba aja hatinya sesak. Mencoba tidak peduli tapi ekor matanya selalu melirik mereka. Siapa lagi yang sedari tadi membuat Minju tidak fokus, kalau bukan Junkyu dan Suyun. Hari ini tumben banget Junkyu gak nge-chat Minju suruh ke kantin atau nyamperin Minju ke kelasnya.
Keduanya asik bercanda bersama beberapa teman Junkyu lainnya. Minju menghela nafas. Mencoba menyadarkan dirinya, bahwa dia tidak boleh merasa cemburu karena tidak punya hal untuk cemburu. Memang kenapa jika Junkyu dan Suyun dekat? Lagipula Suyun lebih dulu kenal Junkyu daripada Minju.
Tak!
Suara nampan di letakan itu membuat Minju kaget. Yuri sudah datang dengan tiga mangkok baso dan es jeruk. Tanpa banyak bicara Minju melahap makanannya dengan terburu-buru.
"Pelan-pelan aja Minju, nanti keselek!" Minju tidak mempedulikannya, yang penting sekarang adalah dia cepat pergi dari kantin
"Minju, Lo makan kaya orang gak pernah dikasih makan aja" Sekali lagi Minju gak peduli. Huh, udah panas ini kepala sama hati Minju
"Ukhuk... Ukhuk..." Akhirnya karma buat anak keras kepala macem Minju datang. Minju keselek
"TUH KAN GUE BILANG APA. KESELEK KAN?!" Ini si Yuri bukannya ngambilin air minum malah teriak. Malu-maluin aja!
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] MY BOYFRIEND
Fanfiction(COMPLETE) (SUDAH REVISI) Junkyu itu berandal sekolah, tukang ngardus, ketemu cewek cantik langsung gas. Tapi ujung-ujungnya gak akan bertahan lama. Maka dari itu, sebisa mungkin Minju menjauh dari manusia bernama Kim Junkyu. Tapi, ada aja kejadian...