EM27 #It is not that Easy

199 29 5
                                    



-Jakarta

Kehidupan baru di Jakarta kini mulai dijalani Han dan Malaka. Mereka mencoba untuk memulai dari awal. Tentu semuanya tidak mudah setelah apa yang terjadi selama ini. Apalagi bagi Malaka, ia telah meninggalkan Mamanya, Esa, dan teman-temannya untuk ikut Han tinggal di Jakarta. 

Jangan membayangkan kehidupan berubah seperti semula, lebih tepatnya belum, mereka masih berproses untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, juga proses 'recovery' hubungan mereka yang sempat merenggang.

Han masih tetap bekerja seperti biasanya, menyelesaikan tanggung jawabnya sebagai manajer proyek yang tinggal menunggu hitungan bulan saja sudah selesai. Malaka memergunakan waktunya untuk istirahat dan sementara tidak bekerja. Ia lebih fokus kepada medication-nya yang juga harus beradaptasi lagi dengan Psikiater yang baru. Meskipun begitu, banyak juga hal yang Malaka lakukan ketika Han pergi bekerja.

Di pagi hari atau malam hari, Malaka menyempatkan diri untuk menulis jurnal kesehariannya di buku yang dibelikan oleh Han. Mostly tentang isi perasaannya. Di waktu luangnya yang lain, terkadang ia menghabiskan waktu dengan membaca buku, atau belajar memasak. Semuanya masih terasa tidak mudah bagi Malaka untuk menjalani kehidupan baru ini.

Han pun menyadarinya. Malaka belum bisa menjadi Malaka yang dulu. Han sering mendapati Malaka yang masih suka melamun, atau bahkan terbangun di tengah malam dan menyendiri duduk di sudut ruang, ataupun menangis dengan tiba-tiba. Han yakin, segalanya butuh proses, dan itu sedang mereka jalani saat ini.

"Malaka,"

Han memanggil Malaka yang sore itu sedang tidur terbaring di sofa dengan TV yang masih menyala. Namun sepertinya Malaka tidur dengan sangat nyenyak, hingga tak mengenali sedikitpun suara. Han akhirnya tersenyum dan membiarkannya tidur di sana.

Han berdiri dan berjalan sedikit menjauh, lalu berhenti untuk melihat sekeliling apartemen yang masih terasa asing baginya. Sunyi. Rasanya masih saja sunyi, dan sendu. Apa karena tidak ada tawa dari Malaka yang menghiasi ruangan atau memang karena perasaannya saja yang sunyi?

Han mengira, jika setelah kepindahannya ke sini akan membawa kebahagiaan untuk Malaka, namun nyatanya tidak semudah itu.

Setelah Han berganti pakaian, ia menghampiri Malaka kembali dan duduk di sofa sembari memerhatikan Malaka dan juga mengecek beberapa pekerjaannya. Han sampai tidak sadar jika Malaka sudah terbangun dan hanya diam memerhatikan Han yang fokusnya kian meningkat dibalik kaca matanya. Saat Han memandang Malaka, ia lekas tersenyum dan menaruh iPad-nya di sofa dan ia beranjak duduk di karpet di depan Malaka.

Han mengecup kening Malaka, memberikan selamat malam baginya. "Selamat pagi, Sayang."

Malaka tertawa kecil. "Udah malam." Malaka menepuk pipi Han pelan.

"Hari ini ngapain aja?"

"I wrote my journal, and then I drew some designs. I went to minimarket, bought some snacks and instant noodles."

"That's great. You need to breathe some fresh air. How about picnic for weekend?"

Malaka mengangguk. "It'd be nice."

Gadis itu menarik tangan Han yang bersadar di sampingnya lalu memeluknya dengan wajah teduh dan sendunya yang membuat hati Han selalu berdesir aneh. "Why, Sweetheart?"

"I dreamt of my mother. Maybe I missed her? Or maybe she wanted to meet me?"

Han mengelus wajah Malaka, merapikan anak rambutnya yang sedikit basah oleh keringat. Mungkinkah mimpi buruk? "Kamu sendiri gimana? You wanna meet your mother?"

Embrace Me | Han Seungwoo X OC ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang