Hiruk pikuk di suatu rumah sudah mulai terlihat kala satu per satu tamu undangan mulai hadir mengisi ruangan. Salma masih duduk di suatu ruangan di depan cermin saat dirinya telah siap dengan riasan adat jawa yang begitu membuatnya terlihat sempurna di hari bahagia ini. Taman di halaman belakang rumahnya lah yang akan dijadikan sebagai tempat akad karena kebetulan rumah Salma memiliki taman yang luas dan terawat. Ini juga adalah cita-cita Salma yang ingin mengadakan pernikahan secara outdoor di rumahnya sendiri.
Sejun masih berada di hotel tempat ia dan keluarganya menginap sekaligus diadakannya resepsi pada malam harinya. Sejak subuh, setibanya ia di Malang, Han lekas menyusul ke hotel untuk menemani dan mendampingi Sejun. Rasa bahagia itu sangat ketara dalam diri Sejun. Bahkan senyum Sejun kala itu berhasil membuat Han begitu geli saat ia memasangkan jas di tubuhnya, jika saja mereka sedang tidak direkam, mungkin Han sudah menoyor kepala Sejun saking gelinya.
"Senyum lo bikin merinding." Gumam Han dengan berusaha menampilkan senyum dan wajah terbaiknya agar tidak merusak bagian kecil dalam video dokumenter pernikahan Sejun dan Salma.
Sejun yang dapat mendengar itu semakin tersenyum lebar, "bangke!"
Han sungguh ingin meledakkan tawanya sekarang. "Astaga." Baru saat director-nya mengucap 'cut,' kedua sahabat itu lantas mengeluarkan tawanya.
"Eh, mas, sorry, tadi 'bangke'-nya kedengeran gak sih?" Tanya Han dengan tawa yang masih di bibirnya, yang berniat menggoda Sejun.
"Oh, aman. Nanti bakal di-mute."
"Lo harusnya paham, Han. Gue grogi." Protes Sejun.
"Lo tuh mau akad, bisa nggak jangan ngomong yang kotor-kotor? Ntar kalau lo lupa ucapan akad-nya mampus lo."
"Ya, sorry. Tenang, udah gue hafalin sebulan yang lalu."
Han hanya tersenyum simpul, dan kini ia membuka pintu kamar Sejun, memersilahkan groomsman yang lain untuk bergabung dan mengambil beberapa foto bersama. Setelah selesai, Sejun dan Han kini berangkat ke rumah Salma yang berjarak sekitar dua puluh menit saja dari hotel.
"Duh, masih gak nyangka, gue disupirin bos sendiri buat akad." Ujar Sejun yang duduk di samping Han dengan senyum tidak mau enyah meski ia berucap gugup.
Han melirik Sejun sekilas lalu kembali fokus ke jalanan. Ia tahu ia harus menyetir dengan super save demi menghantarkan mempelai pria yang akan menikahi mempelai wanitanya sekaligus pujaan hatinya yang ia idam-idamkan sejak dahulu kala. Oh, ini terlalu puitis di siang hari.
"Bos lo apaan. Not anymore."
Sejun tertawa, "iya, iya, gue juga tahu." Sejun tersenyum seraya mengalihkan pandangannya ke jalanan samping, karena ia tahu betul jika ini sudah memasuki kompleks rumah Salma. "As a best friend?" Lanjutnya yang berhasil membuat Han mengelus tengkuknya sendiri akibat sedikit canggung. "Hm, ya, nice." Mereka berdua lalu terkekeh.
Dan saat yang ditunggu-tunggu pun tiba. Sejun sudah duduk di depan penghulu, ayah Salma, dan juga para saksi. Sedangkan Han duduk di kursi tamu dan ia sengaja memilih tempat yang agak ke belakang namun tetap dapat menyaksikan momen yang sangat sakral ini.
Han, kamu tahu nggak? Setiap aku dapat undangan pernikahan, aku selalu usahain untuk ikut acara pemberkatan ataupun akad. Itu hal yang paling aku suka dalam pernikahan dan selalu aku tunggu-tunggu. Entah pemberkatan, ataupun akad, selalu bikin hati berdesir dan nggak jarang bikin aku nangis karena begitu sakralnya momen itu. Aku jadi nggak sabar mau lihat Kak Sejun ucap akad. Nanti kalau aku nangis, kamu pegang tangan aku, ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Embrace Me | Han Seungwoo X OC ✔️
Romance[COMPLETED] Han Seungwoo X OC Contains mature content. Please, be wise! Semua berawal dari cuddle care. Awal dimana mereka dipertemukan dengan segala kepedihan yang mengisi hati mereka. "We just two broken people, Han. What do we expect?" -Malaka...