««»»
Han. Itu nama yang tertera di atas meja ruang kerjanya. Di dalam suatu perusahaan besar, ia ditempatkan di dalam kantor anak perusahaan milik keluarganya. Dengan jabatan yang mumpuni, di sana dia bertahan hidup.
Perusahaan itu jauh terpisah dari induknya. Yang otomatis membuat tempat tinggalnya sekarang begitu jauh dari tempat tinggal keluarganya. Han berkali-kali berpikir, dia ditempatkan begitu jauh karena memang dibuang oleh keluarganya sendiri. Agar dia keluar dari istana megah milik keluarganya.
Hidup sendiri dalam apartemen yang terbilang kecil jika dibandingkan dengan rumah megah keluarganya, tak lantas membuat Han merasa senang.
Ia tidak tahu, apa yang dilakukan keluarganya di sana. Ia juga tidak tahu, apa yang mereka bicarakan tentang dirinya. Ia juga tidak tahu, apa memang dirinya itu masih sempat ada dalam perbincangan mereka atau tidak. Atau memang dia sudah benar-benar dihilangkan dari keluarganya?
Dari kecil, Han sudah disekolahkan ke luar negeri. Pernah suatu kali ketika ia menginjak SMA, ia bersikeras ingin bersekolah di Indonesia, agar bisa lebih dekat dengan keluarganya. Namun yang terjadi, dia merasa diasingkan. Seolah tidak dianggap sama sekali ketika di rumah.
Segala prestasinya tidak sekalipun diapresiasi. Setiap pengambilan raport, supirnya yang selalu mengambilkan alih-alih kedua orang tuanya atau kakaknya. Dan ketika graduation, hanya karangan bunga besar yang datang, menggantikan kedua orang tuanya.
Foto wisuda hanya ada supirnya dan asisten ayahnya yang mengapit dirinya. Walaupun begitu, Han masih tersenyum dalam bingkai foto itu. Dengan sebuket bunga seadanya yang dibelikan oleh supir dan asisten ayahnya.
"Cuddle care boleh juga ini." Celetuk salah satu karyawan Han yang ketika siang itu sedang makan di restoran.
"Cuddle care buat bayi? Apa kucing?"
Karyawannya itu, yang bernama Sejun langsung tertawa.
"Bos lucu sekali. Ya untuk aku sendiri lah. Aku juga butuh dipuk-puk." Ujarnya sembari menepuk-nepuk kepalanya sendiri.
Dari obrolan itu, Han akhirnya mengetahui jika ada sesuatu seperti cuddle care. Lucu juga, baginya. Karena lucu itu, bagaikan menertawakan dirinya yang juga butuh akan dekapan.
Hingga mengantarkannya kepada Malaka. Di dalam dekapan Malaka, Han merasa aman. Han merasa tenang. Han merasa dihargai. Han merasa istimewa. Dan Han merasa ada. Terlepas dari uang yang ia berikan kepadanya.
Hari-hari berat yang ia lalui, serasa runtuh malam itu juga. Segala bebannya yang tertahan telah sedikit terlepas saat itu. Ia tuangkan kepada stranger, seseorang yang tidak ia kenal.
Just cuddling, deep talking, no sexual touching.
Awalnya Han sedikit dibuat bingung juga, saat Malaka tidak memberikan tarif, alias bayar sesukanya. Bagaimana bisa? Itu yang pertama dipikirkan oleh Han. Bisa dibayangkan berapa Han membayarnya? Yang pasti sama besarnya dengan semua kenyamanan yang diterimanya.
Sekarang sudah sebulan berlalu sejak terakhir kali ia memakai jasa cuddle care itu. Han tidak tahu lagi apakah ingin menggunakan jasa itu lagi atau tidak. Mungkin ada keinginan. Namun ia merasa sedikit aneh jika dia berganti tubuh lain yang memeluk dirinya.
Malaka. Haruskah aku menghubunginya lagi?
Pagi-pagi itu Han sedang berpikir keras. Antara iya dan tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Embrace Me | Han Seungwoo X OC ✔️
Storie d'amore[COMPLETED] Han Seungwoo X OC Contains mature content. Please, be wise! Semua berawal dari cuddle care. Awal dimana mereka dipertemukan dengan segala kepedihan yang mengisi hati mereka. "We just two broken people, Han. What do we expect?" -Malaka...